21. Start a War

2K 249 8
                                    

Wang Yibo sudah terlelap dari beberapa menit yang lalu. Begitu keduanya berbaring, berbagi selimut yang sama, Wang Yibo yang memang pada dasarnya kelelahan langsung tertidur ketika kepalanya menyentuh bantal.

Xiao Zhan memandang ke sekeliling kamar dengan pandangan kosong. Ia sama sekali tidak merasa mengantuk, atau mungkin ini gara-gara lampu kamar yang di biarkan menyala —alih-alih menggunakan lampu tidur kecil temaram yang sering ia gunakan.

Matanya terus terbuka —yang sesekali akan mengerjap bingung, terasa segar seperti orang baru bangun tidur padahal tubuhnya sudah lelah bukan main setelah seharian ini menyusun langkah strategi selanjutnya untuk mengepung Wang Dylan.

Helaan napas terdengar untuk yang kesekian kalinya. Xiao Zhan membiarkan kepalanya menoleh kesamping kirinya, melihat posisi sebelahnya yang tak lagi kosong karena ada Wang Yibo yang tertidur tepat di sampingnya.

Kedua matanya menelisik wajah polos Wang Yibo yang tak lagi mengeras —pemuda itu kini malah terlihat seperti remaja yang baru menginjak usia duapuluhan. Poni pendeknya jatuh menimpa kening, Wang Yibo di matanya semakin terlihat tampan meskipun Xiao Zhan tidak pernah mengatakannya langsung sekalipun di hadapannya.

Tertidur nyaman dengan sebelah tangan tertimpa pipi putihnya, karena posisinya kini menyamping menghadap kearah Xiao Zhan.

Sedikit tidak menyangka kalau di balik wajah polos serta rupawan seperti pahatan dewa Yunani tersimpan berbagai rencana jahat juga pemikiran lainnya yang mampu membuat Xiao Zhan ternganga, saking tidak menyangkanya pemikiran seperti itu bisa melintas di otak pemuda Wang itu.

"Kalau tertidur seperti, kau terlihat sangat normal."

Kali kedua Xiao Zhan melihat Wang Yibo terlelap di sampingnya. Setelah yang pertama secara tidak sengaja di mobil dalam perjalan sepulangnya dari Jepang, dimana Wang Yibo menyandar penuh padanya selama sisa perjalanan. Membuat Xiao Zhan merasakan sakit di bahu setelahnya karena harus menahan beban lumayan di salah satu pundaknya.

"Jangan mengigau lagi, atau aku akan menendangmu dari sini tanpa sungkan." Mata Xiao Zhan memicing tajam, dengan telunjuknya mengarah tepat di depan hidung mancung Wang Yibo. Seperti tengah memarahinya yang jelas-jelas tak akan bisa pemuda itu dengar.

Menarik napasnya secara teratur. Xiao Zhan membalik tubuhnya menjadi menghadap kearah kanan, yang otomatis membuatnya menjadi memunggungi Wang Yibo di belakangnya. Selimut ia naikan sampai menutupi wajahnya namun tetap memberikan celah kecil untuk Xiao Zhan bernapas.

Terbiasa tertidur dengan lampu temaram sedikit sulit untuk Xiao Zhan terlelap dalam kondisi seperti ini, Wang Yibo tadi sempat mengatakan kalau dirinya tak biasa tertidur dengan minim cahaya.

Entah alasannya apa —karena Wang Yibo langsung merinding ketika Xiao Zhan bertanya kenapa dan langsung menggelengkan kepalanya cepat sambil berkata; "Pokoknya, lampunya menyala." Yang membuat Xiao Zhan tak bisa mengatakan apapun lagi selain tersenyum canggung lalu naik keatas tempat tidur.

Menarik selimut sampai menutupi wajah agar menghalau semua cahaya yang menusuk retina matanya, Xiao Zhan mencoba memejamkan matanya sembari mengosongkan pikirannya agar segera tertidur menyusul Wang Yibo di sampingnya.

Yang tidak lama dari itu, napas perempuan itu perlahan teratur bersamaan dengan rematannya pada selimut melonggar.

.
.
.
.
.

Xiao Zhan tidak tahu jam berapa ia tersadar pagi itu. Masih dengan keadaan di dalam selimut, Xiao Zhan perlahan berbalik dengan kedua mata yang masih terpejam rapat. Berniat kembali melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda.

Ia tidak menyadari kalau Wang Yibo sudah terbangun lebih dulu darinya, karena kini hanya ada Xiao Zhan yang berbaring diatas ranjang besar itu. Tempat di sampingnya sudah kosong dan hanya menyisakan bantal yang sengaja Wang Yibo letakan menyamping di sebelah tubuh Xiao Zhan.

Black Widow -yizhan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang