28. From Nobody, To Somebody

3.1K 239 9
                                    

Siang itu —Xiao Zhan mengenakan setelan celana bahan pas serta baju turtle neck warna monokrom karena untuk menutupi lehernya yang penuh hasil maha karya Wang Yibo semalam. Meskipun tadi pagi ia sempat jatuh terjerembab diatas karpet ketika akan pergi ke kamar mandi sebangunnya dari tidur, tapi siang itu ia bisa berdiri tegap dengan kedua kakinya sendiri sembari menyilangkan lengannya di depan dadanya. Meskipun harus sedikit menyandar pada kusen pintu di sampingnya, lantaran kakinya yang belum sepenuhnya kuat.

Di depannya ada Wang Dylan yang keadaannya terbogol rapih —bersama si sulung Wang yang tak henti-hentinya menebar senyum mempesona pada salah satu adiknya itu, Wang Yibo lebih tepatnya. Karena pemuda itu bangga lantaran Wang Yibo memilih menyerahkan Wang Dylan untuk sepenuhnya Wang Talu tangani. Yang sebenarnya —Wang Yibo tak lagi peduli kalau Wang Talu akan melakukan apapun itu padanya. Satu-satunya hal yang pemuda itu pikirkan sekarang adalah, kalau Wang Dylan melukai Xiao Zhan ataupun mengusiknya lagi, maka Wang Yibo tidak akan segan untuk menaruh satu peluru di kepala  salah satu adik tirinya itu.

Wang Talu bilang, kalau Wang Dylan akan tinggal bersamanya di Louyang mulai sekarang. Mungkin pemuda itu akan mendapat penanganan psikolog atau terapis yang akan membuatnya lebih baik, trauma yang sedari kecil Wang Dylan alami benar-benar merusak pemuda itu. Xiao Zhan hanya terlalu menyayangkan dan berharap kalau salah satu adik tiri suaminya itu masih bisa di selamatkan.

"Aku akan pergi kalau begitu." Wang Talu memperhatikan satu persatu wajah di hadapannya. Mulai dari Xiao Zhan, hingga Yixuan yang memperhatikan semuanya dalam diam. "Aku menunggu kalian di Louyang nanti." Lanjutnya.

Xiao Zhan hanya mengangguk tipis namun dalam hati ragu kalau Wang Yibo akan menuruti perkataan kakaknya untuk pergi ke Louyang nanti. Di lihat dari rautnya sekarang, bahkan pemuda itu tidak mengatakan apa-apa sejak Wang Dylan keluar dari ruang bawah tanahnya dan tetap mempertahankan wajah tanpa emosinya itu.

"Boleh aku berbicara dengan Dylan? Sebentar saja, aku janji." Xiao Zhan berucap ketika Wang Talu menarik lengan Wang Dylan agar mengikutinya untuk memasuki mobil camaro hitam itu.

Yang membuat si sulung Wang berhenti kemudian menatap Xiao Zhan lurus. Senyum ramah terpatri seperti biasa di bibirnya. "Tentu saja boleh."

Perempuan itu mengangguk pelan sembari melangkah pelan agar bisa berhadapan langsung dengan seseorang yang sudah menghacurkan dunianya. Orang yang membunuh Ibunya dan membuatnya terseret kedalam arus kacau keluarga Wang.

Tatapan Wang Dylan kosong. Namun kedua maniknya lurus menatap Xiao Zhan yang kini berjarak hanya beberapa meter di hadapannya. Wajah lebamnya sudah diobati sehingga setiap sudut wajahnya tak ada lagi lebam yang berarti seperti dua hari yang lalu.

"Izinkan aku untuk memukulmu dua kali." Xiao Zhan tersenyum begitu manis. Sebelum kemudian mengangkat sebelah tangannya hanya untuk mendaratkan sebuah tamparan keras di pipi pemuda itu yang wajahnya sampai memaling.

"Itu untuk Cheng Xiao." Katanya kemudian. Tanpa beban sama sekali dan mengabaikan semua tatapan kaget bahkan tanya Wang Yibo yang mengarah sempurna pada Xiao Zhan kini.

Dan —bugh!

Sebuah tinjuan lain bersarang di perut Wang Dylan telak sehingga membuat pemuda itu membungkuk sembari terbatuk beberapa kali. Wang Talu yang tak jauh dari posisi kedunya hanya menyeringai tipis, melihat bagimana watak Xiao Zhan serta Wang Yibo yang tidak terlalu begitu jauh.

Sementara Xiao Zhan —napas perempuan itu terengah. Menahan gejolak lain yang seakan mendobraknya untuk meninju Wang Dylan lebih dari ini. Namun ia menolaknya, berusaha mengendalikan dirinya yang kapan saja bisa meledak jikalau ia tidak bisa menahannya. Tatapannya lurus, manik membola serta rahang yang mengerat ketika Wang Dylan mulai kembali berdiri seperti semula di depannya.

Black Widow -yizhan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang