11. Some Stuff Growing Between Them

3.3K 407 25
                                    

Tidak lagi mengendarai mobil audi hitam yang tadi Cheng Xiao bawa, kali ini Xiao Zhan pulang satu mobil bersama Wang Yibo yang kini duduk di sebelah kursinya. Sedari tadi pandangan Xiao Zhan hanya tertuju pada jendela, memperhatikan kelap-kelip lampu kota melalui kaca juga orang-orang yang berlalu lalang di trotoar.

Ini pertama kalinya Xiao Zhan melihat dunia luar setelah sekian lama hanya melihat halaman mansion Wang Yibo dari jendela kamarnya. Tidak ada yang berbeda dari kehidupan sebelumnya. Gedung-gedung pencakar langit masih ada, hanya saja imajinasinya tentang mobil terbang seperti pada serial Doraemon harus pupus.

Mobil masih melaju seperti biasa di jalanan kota, lalu transportasi umum seperti bus juga taxi masih memenuhi jalanan perkotaan. Huh, padahal Xiao Zhan sudah membayangkan bagaimana kerennya langit Beijing kalau di lihat dari ketinggian selain menggunakan pesawat.

"Perutmu masih sakit?"

Ujung mata Xiao Zhan melirik Wang Yibo di sampingnya. Posisi duduk Xiao Zhan agak menyamping menghadap kearah pintu, dengan sebelah tangan tidak berhenti mengusap lembut perut ratanya yang tertutup hoodie.

"Masih."

"Cheng Xiao sudah membeli pil pereda sakit."

"Terimakasih."

"Sudah makan malam?"

"Belum."

"Ingin makan apa?"

"Yang hangat-hangat."

Wang Yibo tidak berkata apapun lagi setelah itu. Xiao Zhan kembali fokus memandangi pemandangan malam kota Beijing melalui kaca mobil. Matanya menatap satu persatu objek di luar sana tanpa ekspresi berarti di wajahnya.

.
.
.
.

3 hari.

Tiga hari lamanya Xiao Zhan merasakan sakit yang begitu teramat pada perutnya. Tiga hari pula Xiao Zhan tidak keluar dari kamarnya dan memilih bergelung dalam selimut hangatnya dengan sebuah kantung karet berisi air hangat selalu tersedia di perutnya.

Selama tiga hari itu Xiao Zhan merasa tidak bisa hidup tanpa kantung karet yang menjadi penyelamat hidupnya di kala masa menstruasinya. Ia benar-benar tidak menyangka sakit menstruasi pada perempuan bisa sampai seperti ini.

Perjuangan menjadi seorang perempuan memang tidak pernah Xiao Zhan bayangkan dalam hidupnya. Hingga akhirnya, setelah kecelakaan itu ia mengalami semuanya. Dalam hati, Xiao Zhan tidak bisa berhenti memuji betapa kuat Ibunya dulu juga semua perempuan yang ada di belahan muka bumi setelah mengalami menstruasi pertamanya.

"Nonna, perutmu masih sakit?"

Cheng Xiao duduk diatas tempat tidur Xiao Zhan. Tepat di samping Xiao Zhan yang sekarang telungkup dengan wajah menghadap langsung kearah Cheng Xiao.

"Tidak, aku hanya ingin keramas."

Tiga hari tidak mencuci rambutnya, Xiao Zhan merasa rambut panjangnya berubah menjadi seperti sapu ijuk.

Menghela nafasnya ketika jarinya tersangkut di ujung ketika menyisir rambutnya sendiri. Tiga hari itu Xiao Zhan masih mandi, masih menggosok gigi hanya saja tidak keramas. Bawaan dirinya pada saat menstruasi hanya ingin tiduran diatas ranjang empuknya. Lagipula Xiao Zhan merasa aneh ketika berjalan dengan pembalut yang berada di selangkangannya. Sama sekali belum terbiasa.

"Baiklah, akan saya siapkan air hangatnya."

Cheng Xiao berjalan menuju pintu kaca yang ada di ujung ruangan. Tangannya yang akan meraih gagang pintu tertahan lantaran Xiao Zhan memanggil namanya kembali.

Black Widow -yizhan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang