16. She Called It 'Gross'

2.9K 320 9
                                    

Pagi seperti biasa di mansion mewah milik Wang Yibo.

Xiao Zhan baru keluar dari kamar ketika jarum jam menunjukan pukul sembilan tepat. Sudah mengganti pakaian dengan setelan kasual sehari-harinya, Xiao Zhan melangkah turun menuju meja makan dengan rambut panjangnya yang masih setengah basah. Mengenakan setelan long-dress biru selutut, karena Xiao Zhan tidak bisa menemukan sisa celana pendek maupun panjangnya di dalam lemarinya pagi itu.

Begitu sampai di lantai dasar, ia menemukan Wang Yibo yang duduk di sofa ruang tengah bersama Seungyeon juga Haikuan, serta tablet hitamnya berada diatas pahanya seperti biasa.

Xiao Zhan melambaikan tangannya sesaat ketika Seungyeon menyapanya begitu ramah, pemuda itu ikut pulang bersama Wang Yibo ke Beijing sampai kurun waktu yang tidak di tentukan. Atau mungkin sampai Wang Yibo berhasil menangkap bos besar Chen Zexi, Xiao Zhan kurang mengetahuinya.

Wang Yibo baru menoleh padanya ketika Seungyeon bertanya perihal bagaimana kemajuan kesembuhan luka di pundaknya. Karena pagi ini, Xiao Zhan tidak lagi mengenakan penyangga lengan yang di kalungkan pada lehernya.

"Lukamu sudah membaik, Zhan?"

Zhan. Wang Yibo mendengus ketika Seungyeon bertanya demikian.

"Bisa di bilang begitu."

"Kenapa tidak pakai sesuatu yang melingkar di lehermu seperti kemarin?"

Xiao Zhan meringis. "Tidak, lagi. Lagipula aku akan cepat sembuh kalau tidak memakai yang seperti itu."

"Sok tahu." Wang Yibo menyahut pelan sambil menaikan satu kakinya keatas meja.

Seungyeon yang mendengarnya hanya mendengus pelan sembari melirik geli pada Wang Yibo yang kini memasang wajah sebal dengan bibir bawah yang sedikit mencebik.

Xiao Zhan tidak bisa mendengarnya. Posisinya berdiri lumayan berjarak dengan ketiga pemuda yang duduk di salah satu sofa di ruang tengah mansion megah itu.

"Lebih baik kau memakainya terus sampai lukanya kering. Atau seseorang akan marah padamu, Zhan."

Wajah cantik itu mengernyit. Xiao Zhan menatap Seungyeon heran, di sebelahnya Wang Yibo memandang terkejut -entah karena apa Xiao Zhan tidak tahu, pada pemuda asli kelahiran negara ginseng itu.

Sebelum Xiao Zhan sempat bertanya siapa, Wang Yibo sudah lebih dulu menarik dagu pemuda itu agar kembali menghadap layar tablet diatas pahanya. Mendengus geli ketika Seungyeon malah kembali melirik padanya, yang mana dagunya akan di tarik lagi oleh Wang Yibo, dan adegan tarik menarik dagu terjadi untuk beberapa saat sampai Seungyeon yang menyerah sendiri karena dagunya kini berubah warna menjadi merah.

Xiao Zhan tidak tahu apa yang Wang Yibo katakan pada Seungyeon sampai bibir pemuda itu mencebik setelahnya, lalu Haikuan yang duduk di sebelah mereka hanya bisa menggelengkan kepala tidak habis pikir melihat bagaimana kelakuan Wang Yibo juga Seungyeon yang mirip seperti anak kecil.

Mendengus. Xiao Zhan kembali melangkahkan kakinya menuju ruang makan yang sudah tersedia satu piring diatas meja untuknya. Melanjutkan kegiatannya yang tadi tertunda untuk sarapan sendirian di meja makan megah itu, gara-gara Xiao Zhan telat turun karena harus mandi terlebih dahulu.

.
.
.
.

Siang itu, Wang Yibo kembali mengumpulkan orang kepercayaannya di salah satu ruangan besar yang berada di mansion mewahnya, setelah Xiao Zhan mendapat banyak email misterius entah dari siapa pengirimnya karena semua nama email yang kini memenuhi kotak inbox Xiao Zhan hanya ada singkatan huruf abjad juga angka.

Email hanya berisi ucapan selamat dengan foto rare pernikahan dirinya bersama Wang Yibo terlampir di bawah pesan.

Papan putih yang kini tersorot bias proyektor di tatapnya begitu lekat. Wang Yibo duduk disamping Xiao Zhan dengan raut yang begitu tenang siang ini. Begitu berbanding terbalik dengan beberapa respon orang-orang yang kini terlihat khawatir perihal keberadaan Xiao Zhan mulai sekarang.

Black Widow -yizhan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang