25

588 87 70
                                    

Setelah 3 tahun pacaran semua hal mulai berubah dari Baji yang menjadi murid sekolahan sekarang bekerja dan kuliah disaat yang bersamaan. Aneh tapi nyata, tidak disangka Baji yang bisa dibilang IQ yang rata-rata itu masuk kuliah.

Bagaimana dengan (name)? Dia saat ini bekerja sebagai pelayan di cafe. Tugasnya hanya melayani para pelanggan.

"(Name) kau lelah?" Tanya Emma yang bekerja disana.
"Tidak." Ucap (name) sambil tersenyum.

"Bagaimana hubunganmu dengan Draken?" Tanya (name) hanya untuk sekedar basa-basi.

"Astaga (name) kau tak akan menyadari hal ini. Kemarin Draken melakukan hal itu pada ku!" Bisik Emma dengan nada yang agak tinggi.

(Name) yang mendengar itu langsung melihat kearah Emma dengan tatapan tak percaya.

"Bohong." Ucap (name).
"Enggak, lihat ini." Ujar Emma sambil membuka kerah bajunya.

Setelah dilihat oleh (name) disana banyak sekali memar dan beberapa bekas gigitan. (Name) hanya memalingkan wajahnya sedangkan Emma terus menerus mengatakan hal-hal yang ia lakukan dengan Draken.

"Cukup, sudah cukup! Ku tak bisa." Teriak (name) sambil menutup wajahnya itu.

"Gimana dengan mu? Baji sama kamu gimana?" Tanya Emma dengan senyum liciknya.

"Udah gituan belum? Padahal lu duluan yang punya tanda-tanda merah gitu kan." Goda Emma.

"Ck, udahlah malu!" Ucap (name) sambil menggelengkan kepalanya. Yang membuat Emma tertawa melihat kelakuan gadis disampingnya.

Setelah jam bekerja selesai (name) menunggu Baji untuk menjemputnya. Dia masih saja memikirkan apa yang dikatakan Emma.

"Apa mungkin karena aku kurang menarik?" Gumam (name) yang tidak tau Baji sudah menunggu didepannya dengan motor kesayangannya.

"(Name), ayo pulang." Ucap Baji sambil memakaikan (name) helmnya.

Diperjalanan mereka berbincang ringan sampai Baji menanyakan hal yang sangat amat - amat aneh

"(Name) lu ada suka sama cowo lain selain gue?" Tanya Baji yang membuat (name) bingung.

"Hah? Maksudnya?!" Tanya (name)
"Ya, soalnya lu bilang 'apa mungkin aku gak menarik.' itu yang lu bilang tadi kalo gak salah." Jelas Baji. Wajah (name) langsung memerah dan menggerutu.

"Gak, aku gak suka cowok lain!" Sahut (name).

"Ya terus kenapa lu ngomong gitu?" Tanya Baji
"Ya, soalnya uhm. Gimana ngomongnya ya. Kamu suka sama aku?" Tanya (name).

Mendengar hal itu membuat Baji tertawa di jalanan sampai banyak sekali orang yang melihatnya. Hal ini membuat (name) malu yang akhirnya memukul punggung Baji.

"Sudah ah! Jawab aja!" Ucap (name) sambil memukul punggung Baji.
"Iya-iya, aku suka." Ucap Baji yang sudah tenang dari acara tawanya.
(Name) hanya memeluk pinggang Baji sambil mengistirahatkan kepalanya.

Sesampainya dirumah (name) Baji di suruh mampir dengan ayah (name). Dan tentu Baji menerimanya dengan senang hati.

Saat ini hubungan kedua pria itu sangatlah akrab seperti ayah dan anak. Kadang (name) sendiri mempertanyakan statusnya sebagai anak perempuannya itu.

"Baji, saya mau nikah." Ucap ayahnya secara spontan. Hal ini membuat (name) dan Baji terdiam mereka melihat ayah (name) dengan tatapan tak percaya.

"Pfft, lucu banget candanya om." Ucap Baji untuk mencairkan suasana.
"Saya serius." Ucap ayah (name) sambil menatap kedua orang diruangan itu.

"Terus papah buat acara?"
"Gak, cuma lapor RT sama buat surat nikah doang." Ucap ayah (name) sambil tersenyum.

Hardest To Love - Baji KeisukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang