🥥9

689 151 34
                                        

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Seharusnya jam pelajaran sudah dimulai, bahkan ini sudah lebih dari setengah waktu pelajaran IPA seharusnya dimulai. Yoona tak kunjung tiba di kelas, membuat kelas masih gaduh selama guru belum tiba di kelas. "Bu Yoona tumben belum masuk." Karina heran, guru satu itu biasanya tak pernah telat masuk. Kalau pun telat pasti cuma 10-15 menit saja.

"Apa ibunya gak akan masuk?" Tanya Giselle.

"Biasanya ketu kelas udah tahu kalau bu Yoona izin karena kan suma nge-WA ke KM ibunya." Tambah Winter.

"Ooh iya juga ya..."

Karena tidak ada guru, para murid asik sendiri dengan kegiatan mereka. Ada yang mengobrol, memainkan ponsel, menonton film di laptop, ada juga yang bermain di belakang kelas — biasanya anak laki-laki yang tiba-tiba membuat kerumunan sendiri di belakang dan bermain sesuatu yang mereka sukai semua.

"Selamat pagi semua!"

Sedang asik dengan kegiatan masing-masing, ada seorang guru pengetahuan alam yang lain masuk ke kelas. Itu jelas bukan Yoona. "Pagi pak!" Semua kembali ke bangku masing-masing setelah guru itu masuk dan duduk di kursi yang satu paket dengan meja guru di depan kelas.

"Baik, kalian semua sehat kan?"

"Sehat pak..."

"Syukurlah kalau begitu."

Pak guru itu membawa spidol dari kotak alat tulis, lalu menuliskan tugas yang harus dikerjakan semua siswa selama jam pelajaran ilmu pengetahuan alam berlangsung. "Saya ke sini untuk menggantikan tugas bu Yoona, beliau menitipkan pesan pada saya kalau hari ini kalian harus mengerjakan tugas di buku LKS halaman 11-15." Ia mengatakan apa yang ia tulis di papan tulis.

"Pak!" Karina mengacungkan tangannya untuk menginterupsi.

"Iya, kamu siapa namanya?"

"Karina pak."

"Iya Karina, ada yang mau ditanyakan?" Bapak itu mempersilakan Karina untuk bertanya padanya.

"Anu... bu Yoona-nya kemana pak?" Karina memang khawatir terjadi sesuatu dengan walikelasnya itu, karena ini tidak biasanya.

"Oohh... bu Yoona katanya sakit."

"Sakit?" Gumam Karina, hanya didengar oleh dirinya sendiri.

"Ada yang mau ditanyakan lagi?" Pria di depan kelas mempersilakan lagi apabila ada yang ingin bertanya padanya selama ia masih berdiri di kelas itu.

"Pak!" Ketua kelas mengacungkan tangan.

"Iya kamu, silakan!"

"Mohon maaf pak, izin bertanya — tugasnya dikumpulkan hari ini?" Sebagian warga kelas melirik sinis karena pertanyaan ketua kelas yang malah mengingatkan kembali soal tugas.

DUREN SAWIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang