🥥1

1.8K 257 60
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

"Rin..."

"Karina..."

"Ayo bangun, ini hari pertama kamu sekolah!"

Bunyi minyak panas yang tertimpah telur begitu nyaring di dapur. Inilah kesibukan pagi-pagi seorang Sehun Ranendra Wicaksono, seorang ayah yang juga punya peran sebagai ibu dalam rumah tangganya sendiri. Sudah lama ia menyandang status duda setelah ditinggal mendiang istrinya semenjak tujuh tahun yang lalu. Dan sampai saat ini pria tampan, mapan, dan idaman ini masih betah sendiri meskipun harus membagi peran menjadi ayah dan ibu untuk Karina — putri semata wayangnya.

Seperti pagi ini, padahal ia sudah rapi dengan kostum formal yang dipakainya untuk bekerja di kantor — walau begitu, Sehun rela dirinya harus berhadapan dengan kompor dan wajan demi menyiapkan sarapan pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti pagi ini, padahal ia sudah rapi dengan kostum formal yang dipakainya untuk bekerja di kantor — walau begitu, Sehun rela dirinya harus berhadapan dengan kompor dan wajan demi menyiapkan sarapan pagi. Nasi goreng spesial dengan telur mata mata sapi setengah matang yang menggiurkan disiapkan Sehun di atas piring.

"Pagi, yah..."

Karina akhirnya keluar dari kamar sudah rapi dengan seragam sekolah sebuah SMP swasta. Ini hari pertamanya menjadi murid putih biru setelah tiga bulan ke belakang ia lulus dari sekolah dasar. "Hai Rin, udah siap sekolah?" Sehun membalas sapaan Karina yang juga berjalan ke dapur.

"Udah dong yah, Karin kan udah pake seragam."

Gadis cantik itu menunjukkan penampilannya pada sang ayah. Sehun tersenyum manis, "Wiih anak ayah udah cantik aja nih." Puji Sehun sambil membawakan dua piring nasi goreng spesial buatannya. "Wah, ayah bikin nasi goreng spesial. Asiik..." Nasi goreng spesial dengan telur mata sapi setengah matang adalah favorit Karina. Ia mengambil satu piring dari tangan Sehun lalu membawanya ke meja makan.

"Ayo yah kita sarapan!"

Padahal Sehun yang tadinya mau berkata seperti itu, ternyata terbalik — gara-gara nasi goreng Karina jadi lebih antusias. Berdua di meja makan ayah dan anak ini menikmati hidangan sederhana sebelum beraktivitas sampai sore nanti. "Rin, inget ya — hari ini kamu bukan anak SD lagi, sedikit demi sedikit kamu harus mulai hati-hati sama pergaulan kamu. Belajar yang bener terus tetep jadi anak baik."

DUREN SAWIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang