🥥10

717 147 20
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Tok...

Tok...

Tok...

Sedikit celah pintu ruang meeting di gedung sekolah terbuka, Yoona memunculkan kepalanya dari balik pintu, "Permisi pak, bu!" Ia terlambat menghadiri rapat karena baru selesai mengajar di kelas dulu, "Maaf saya terlambat." Yoona minta izin untuk diperbolehkan bergabung dalam rapat seluruh guru SMP Angkasa Utama. "Iya bu tidak apa-apa, silakan duduk bu!" Yoona diizinkan masuk dan duduk untuk mengikuti rapat guru ini.

Kebetulan rapatnya juga baru sampai ke tahap pembukaan, belum ke pembahasan inti yang nantinya akan di sampaikan pimpinan rapat. "Baik, sesuai dengan agenda yang telah kita atur di tahun ajaran baru ini, kita sudah terbiasa rutin untuk melakukan ajang perkemahan untuk siswa-siswi kelas 7. Perkemahan ini menunjang nilai kepramukaan bagi setiap siswa dan siswi kelas 7 yang mana memang kita wajibkan untuk hadir dan mengikuti rangkaian perkemahan masa tamu."

Setiap tahun ketika tahun ajaran baru dimulai, siswa dan siswi kelas 7 punya agenda untuk berkemah sebagai nilai wajib pramuka dan ajang pendekatan terhadap satu sama lain. "Untuk itu saya sebagai ketua panitia guru untuk pramuka ini, mengumpulkan bapak dan ibu guru untuk merancang kegiatan yang kita agendakan satu bulan lagi ini."

Semua guru punya andil dalam kegiatan perkemahan, terutama panitia yang sudah ditunjuk dan walikelas yang menjadi penanggungjawab anak-anak mereka di bumi perkemahan nanti. Berbagai aspek dibahas dalam kegiatan rapat ini, "Lokasi perkemahan ada di sebuah lokasi yang memang dikhususkan untuk berkemah, lokasi ini juga berdampingan dengan perkampungan masyarakat." Proyektor menampilkan ilustrasi denah lokasi perkemahan.

"Ini lokasinya nanti, dan ini rencana di mana tenda-tenda akan berdiri."

Dan sambil memperhatikan rapat, Yoona asik mencicip satu per satu kudapan di dalam kotak snack. Sungguh ekspresinya malah terlihat seperti orang sedang menonton layar tancap — bukan memperhatikan rapat. Yang lain bahkan baru mencicip satu jenis kudapan ditambah air mineral kemasan gelas, tapi kotak snack Yoona sudah menyisakan sampah plastik saja, camilan yang manis maupun asin sudah dilahap padahal rapat belum berjalan sampai satu jam.

"Kita tahu kalau ada petugas PMR dan guru jasmani yang bisa membantu kalau siswa ada yang tiba-tiba sakit selama perkemahan nanti, tapi karena nanti perkemahan ini mandiri dan lokasi agak jauh dari klinik dan rumah sakit — saya kira, saya perlu bantuan tim medis untuk ikut ke perkemahan nanti." Ada satu guru yang menginterupsi di tengah rapat.

"Baik saran yang bagus pak Bambang, ada yang mau menambahkan atau menyanggah mungkin?"

"Izin bertanya kepada pak Bambang, kalau memang kita butuh tim medis saat ajang perkemahan nanti — adakah yang bisa menghubungi dan menjalin MoU dengan pihak tenaga medisnya?"

Kraaukk... kraauuukkk...

Yoona segera menelan camilan di mulutnya, lalu mengangkat tangan setelah menepuk-nepuknya dari serpihan kue. "Intheropshi phak!" Yoona terlalu buru-buru mengacungkan tangan dan bicara padahal belum selesai mengunyah. "Bu Yoona santai saja, habiskan dulu makanan di mulutnya!"

DUREN SAWIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang