🥥22

529 117 34
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

"Kamu mau berangkat kerja neng?"

Wanita paruh baya terbaring di atas ranjang rumah sakit semenjak diagnosa tumor yang dideritanya. Memang, mamanya Yoona hanya didiagnosis lipoma atau kanker jinak yang ada di sel lemak. Namun, karena benjolan yang ada di leher mama menyebabkan gejala berkepanjangan di bawah pengawasan dokter Sehun mama akan menjalani operasi pengangkatan tumor. Maka sebelum hari operasinya tiba, wanita paruh baya itu menghabiskan hari-harinya untuk menjadi pasien inap di rumah sakit.

"Iya mah, nanti sore mamah mau dibeliin apa sama neng?"

Yoona duduk di kursi dekat ranjang pasien, mendekat pada mama yang masih tak percaya kalau ia harus dioperasi karena sebuah benjolan di lehernya. "Enggak usah, kamu kerja aja yang bener — di sini kan ada abah, Jaemin juga nanti pulang ke sini kalau udah beres sekolah."

"Iya mah, mamah jangan banyak mikirin apa-apa ya."

"Istirahat, kan mamah mau sehat."

"Iya neng."

Yoona melirik jam tangan yang dipakainya, "Neng kerja dulu ya mah." Ia kemudian mengecup tangan sang mama sebelum pergi mengajar di sekolah. "Mamah baik-baik ya, nanti neng ke sini lagi kalo udah beres." Tak lupa Yoona mengecup dahi mama juga.

"Neng..." Mama mencengkram tangan Yoona sebelum si sulung itu pergi.

"Iya mah?"

"Maafin mamah ya neng..." Yoona tersenyum tipis, ia tidak begitu paham dengan alasan mama tiba-tiba minta maaf.

"Iya mah..."

Abah pun tak ketinggalan untuk Yoona beri kecupan di tangan sebelum si anak sulung itu berangkat. "Bah, neng berangkat dulu!" Abah menganggukan kepalanya, terlihat santai saja meski laki-laki paruh baya itu peduli dengan keadaan sebenarnya.

Begitu Yoona membuka pintu untuk keluar dari kamar inap mamanya, gadis itu berpapasan dengan pria tampan yang sempat mengisi hatinya meski dalam waktu yang singkat — dokter Sehun Ranendra Wicaksono. Netra keduanya bertemu, namun tak lagi ada sapaan manis di antara keduanya. Yoona terlihat canggung begitu melihat Sehun muncul di hadapannya.

"Mamah gimana kabarnya, Na?" Sehun bertanya duluan meski Yoona terlihat menjaga jarak.

"Alhamdulillah mas, baik."

"Kamu berangkat ke sekolah?"

"Iya, mas."

"Hati-hati ya!"

"Iya mas, mari!"

Keduanya saling menganggukkan kepala, mereka berjalan ke arah yang berlawanan. Sehun masuk ke kamar tempat mamanya Yoona menginap di sebuah kamar VIP pasien sementara Yoona bergerak untuk meninggalkan gedung rumah sakit karena harus kembali ke mata pencahariannya sebagai pengajar tetap di sebuah sekolah swasta.

DUREN SAWIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang