Duda Keren Sarang Duwit 😎💸
Sehun lama sendiri mengurus putri semata wayangnya. Gara-gara permintaan les privat putrinya, Sehun dipertemukan dengan wanita yang mampu menghadirkan sosok ibu lagi untuk putrinya
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
°°°
Yoona menjatuhkan dirinya di atas kasurnya yang empuk, lelah rasanya mengajar seharian di kelas. Apalagi yang diajarkan kadang perlu penghitungan kalau kebetulan bab IPA yang diajarkan berhubungan dengan fisika. Notifikasi di ponselnya terdengar ramai seperti banyak pesan masuk ke dalam grup guru di sekolah tempatnya mengajar. Ia meraih ponsel dan membaca satu per satu pesan di ruang obrolan grup.
"Haaah?"
"Gaji bulan ini bakal telat turun?"
Setidaknya itu garis besar informasi yang didapatnya dari grup. Yoona yang sedang merebahkan diri di atas kasur mendadak terlonjak untuk bangkit akibat reaksi kaget membaca info di grup. "Yaaah... kalau gajinya telat bakal jatuh tempo buat bayar cicilan dong." Keluh Yoona, "Mana harus bayar iuran BPJSnya abah sama mamah lagi." Kecut ekspresi wajahnya mendengar kabar ini, meski sudah jadi guru tetap di sebuah sekolah swasta — nominal yang didapat masih pas-pasan dan hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan dipotong untuk beberapa tagihan dan cicilan.
"Mana adek gue juga bayar SPP lagi buat sekolahya."
"Aduh kudu mikir keras buat dapet tambahan pemasukan nih."
"Eum... karena kebetulan bu Yoona guru IPA juga, Karina minta sama saya supaya ibu ngajarin dia juga di rumah."
"Jadi, apa bu Yoona mau jadi ibunya Karina?"
"Kenapa gue jadi inget itu sih?" Yoona menggelenggkan kepalanya, bisa-bisanya kalimat ngelantur yang tak sengaja keluar dari bibir Sehun terlintas di pikirannya. Cepat-cepat Yoona hilangkan pikiran soal itu, "Lagian si bapak ada-ada aja sih kalo nanya, salah ngobrol tapi ya kok ke sana." Dan Yoona tersenyum sendiri, lalu menepuk kedua pipinya sendiri.
"Ya ampun, sadar Yoona masa bapak orang dibaperin ckckckckck..."
"Tapi..." Yoona mengingat sebagian ucapan Sehun yang lain setelah diralat.
"Eeh anu, maksudnya..."
"Bu Yoona mau jadi ibu guru yang ngelesin privat Karina di rumah?"
Yoona terpikirkan soal tawaran Sehun yang memintanya menjadi guru les privat Karina di rumah. Jika dipikir-pikir, tawaran itu tidak buruk juga. Toh gajinya jadi guru tetap juga tidak seberapa, masih terbilang pas-pasan dan perlu penghasilan lebih untuk modal tabungan masa depan, apalagi setelah mendengar kabar kalau rencananya bulan depan gajinya akan diterima dalam waktu yang terlambat dari tanggal seharusnya, Yoona pikir ia memang harus cari alternatif lain untuk sampingan dan dapat pundi-pundi rupiah lain dari sumber yang berbeda.
Kartu nama Sehun di dompetnya masih ia simpan, baiklah secara tidak langsung Yoona sepertinya harus berterimakasih pada Sehun karena sudah membukakan pintu rezeki baru untuknya. "Apa gue terima tawaran dari pak Sehun ya?" Yoona mengamati kartu nama dokter bedah onkologi itu. "Lumayan sih buat tutupin cicilan sama bayarin BPJSnya abah sama mamah kayaknya, ya kagak tahu juga sih gue bakal dikasih cuan berapa sama doi." Ponsel yang tergeletak di kasur ia raih.