06

176 33 13
                                    

Sejak pertengkaran hari itu, Hyuni dan Dio benar-benar tidak saling peduli, sebenarnya hanya Hyuni yang berubah, bukankah Dio memang tidak mempedulikan ia sejak awal?

Hyuni hanya mengurus dirinya sendiri, tapi untung saja ibu mertuanya serta Reygan sangat baik padanya dan memperlakukannya dengan baik serta sangat memperhatikan kandungan serta dirinya dengan sangat baik, ayah mertuanya jika ada di rumah juga seperti itu.

Dan masalah Dio, Hyuni sebenarnya diam-diam masih memperhatikan pria itu, sejak pertengkaran itu, Dio kadang sering pulang lebih terlambat daro biasanya. Jika sebelumnya ia pulang jam 12 malam, sekarang ia pulang pukul 2 atau 3 dinihari, bahkan pria itu terlihat sangat lelah dan frustasi.

Apa penyebabnya? Entahlah. Hyuni benar-benar menahan dirinya mencoba untuk tidak peduli.

"Sayur sup sehat untuk ibu hamil sudah siap..." Aroma harum dari semangkuk sayur sup yang di buatkan oleh Reygan menyapa indra penciuman Hyuni, dari tampilan dan aroma saja sudah sangat lezat. Memang Raygan ahlinya dalam memasak.

"Bagaimana? Apakah itu enak?" Tanya Reygan saat Hyuni mencoba sup itu, rasanya Reygan cemas taku Hyuni tidak suka, karena ia mencoba resep baru makanan sehat dan enak untuk ibu hamil.

"Tentu! Masakan mu tidak pernah mengecewakan, Reygan." Jawab Hyuni dengan wajah senangnya, ia bahkan menunjukan kedua jempolnya. Kemudian ia melanjutkan makannya dengan lahap.

Dan tentu Reygan tersenyum puas olehnya, ia senang jika Hyuni selalu menyukai masakannya.

"Apa kak Dio melukai perasaan kakak?" Tanya Reygan pada akhirnya, ia mempertanyakan apa yang selama ini ia tahan, tentu Dio selalu menyakiti Hyuni, tapi Hyuni selalu tetap sabar. Tapi akhir-akhir ini mereka seperti bertengkar hebat sampai Hyuni tidak mempedulikan Dio lagi.

Pertanyaan yang baru saja di lontarkan oleh Reygan membuat Hyuni menghentikan aktiftasnya, ia tidak tau harus menjawab apa. Tidak mungkin ia mengatakan hal sebenarnya bukan? Jika berbohong pun tidak mungkin, karena ia tau adik iparnya ini sangat peka dengan sekitarnya.

Hyuni harus apa?

Brak!

Sebuah suara seperti suara pintu yang di banting kuat mengalihkan perhatian kedua orang itu. Lantas keduanya langsung bergegas kearah pintu, dan terlihatlah Dio dengan wajahnya yang terlihat sangat marah.

"Kakak kau ken--"

"Ini semua karena wanita sialan ini!!"

Belum tuntas Reygan bicara, Dio sudah memotong perkataannya dengan amarah yang menggebu-gebu, bahkan dia menunjuk wajah Hyuni dengan wajah merah.

"Kak, ada apa, bahkan kakak ipar hanya diam di rumah" Jelas Reygan yang merasa bingung, memangnya kesalahan apa yang di buat oleh sang kakak ipar? Bukankah sedari tadi Hyuni hanya diam di rumah bahkan sejak pernikahan mereka? Bahkan Hyuni menunda kuliahnya. Laku kesalahan apa yang di maksud?

"Karena wanita itu, Mara menghilang! Sial!" Teriak Dio lagi, setelah itu ia langsung melangkah memasuki rumah dengan amarah yang tinggi. Ia benar-benar frustasi, sudah beberapa hari ini ia mencari Mara. Tapi tidak ia temukan, rasanya Dio benar-benar kehilangan bagian dari hidupnya.

Sedangkan Hyuni hanya diam dengan kepala tertunduk, lantas Reygan langsung mengusap punggung perempuan itu untuk memberikan ketenangan.

Reygan percaya Hyuni orang baik, itulah kenapa tuhan memberikannya cobaan yang sangat berat. Kedua kakak kembarnya sudah menghancurkan Hyuni.

Dan yang Reygan harapkan, semuanya cepat membaik, dengan Dio yang mau menerima Hyuni ataupun Sapta yang kembali agar memberikan Hyuni kebahagian

Itupun kalau Sapta mau bertanggung jawab atau Hyuni tidak merasa takut pada kakak keduanya itu.

------

"Arhhh!!" Dio mengacak rambutnya frustasi, ia sudah mencari tau kemana keberadaan sang kekasih kesana kemari, tapi hasilnya nihil. Bahkan saat ia menghubungi keluarga angkat Mara, Pria itu malah mendapat makian karena mereka sudah tidak peduli lagi dengan Mara.  Dio benar-benar merasa sangat khawatir pada Mara, kenapa semua orang seperti tidak menyukai gadis itu? Dia adalah gadis yang baik, bahkan gadis yang kuat. Dio benar-benar berjanji akan menemukan Mara, dan ia akan membuat Mara miliknya, seutuhnya.

Bagaimana dengan Hyuni? Terserah orang-orang mau menganggap Dio sebagai pria yang tidak mempunyai perasaan, tapi satu yang ingin Dio katakan, cinta tidak bisa di paksakan, terlebih jika cinta itu sudah di miliki orang lain, sulit.

Dio menatap fotonya bersama Mara, keduanya terlihat sangat bahagia, seperti tidak memiliki masalah dan beban, karena bagi Dio, Mara lah kebahagiannya, apapun masalahnya, ia akan merasa senang bahkan dengan melihat senyum gadis itu ia sudah merasa senang, tapi sumber kebahagian itu sekarang hilang entah kemana.

Dan semua itu karena Hyuni. Ok, ini tidak sepenuhnya salah Hyuni, Dio tau akan hal itu. Karena jika Sapta tidak berulah, maka semua ini tidak akan terjadi, bahkan ia bisa menikah secara diam-diam bersama Mara.

Ngomong-ngomong masalah Sapta, sebenarnya ia rindu dengan sang adik, rindu dengan sifat jahilnya dan selalu memancing amarah Dio sehingga terjadi keributan yang akan membuat rumah menjadi kacau balai, lalu mereka akan dapat omelan dari sang bungsu yang sangat benci dengan kekacauan.

"Sapta yang hilang entah kemana, dan sekarang Mara juga hilang? Hebat, takdir seperti sedang mempermainkan ku." Keluh Dio yang kini matanya menatap sebuah bingkai foto yang menunjukan 3 orang pria dengan wajah sama, Dio dengan senyum kecilnya, Sapta dengan wajah nya yang selalu riang dan Reygan dengan senyuman lebar yang menawan.

TBC.

Marriage Hall-𝐓𝐚𝐦𝐚𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang