03

209 31 15
                                    

Halo halo, apa kabar? Masih ada yang nunggu cerita ini? Maaf baru bisa update, aku sih pengen ceritanya cepat update, tapi gimana ya, habis lebaran author sakit gigi sampai 3 minggu. Habis sembuh author kecelakaan, kecelakaan cuma luka yang luar yang aku obati, eh terbyata akibat kecelakaan itu urat ku ada yang kena, udah hampir sebulan author gak tau kalau urat author kena, beberapa hari yang lalu author baru ngerasain sakit ampe demam demam saking sakitnya, huhu T^T

Tapi gak apa, sekarang aku udah sembuh! Uye!

Oke para readers tercinta, selamat membaca~
.
.
.
.
.
.
.

"Selamat pagi kakak ipar."

Hyuni mengulas senyumannya saat seorang pria yang mirip dengan suaminya menyapanya dengan cengiran khas miliknya, pria yang sopan dan baik hati, si bungsu dari 3 bersaudara kembarnya.

"Selamat pagi juga Raygan." Balas Hyuni dengan senyuman manisnya. Sudah seminggu pernikahannya berjalan, dan sudah seminggu pula Hyuni tinggal di rumah keluarga ini, ya walaupun sang suami selalu memperlakukannya tidak baik, tapi Hyuni bersyukur anggota rumah ini selain suaminya sangat perhatian terhadap Hyuni.

"Aku sudah menyiapkan susu untuk ibu hamil serta salad yang baik untuk kesehatan ibu hamil dan anak di kandungannya." Reygan meletakan sepiring salad sayur dan juga segelas susu di hadapan Hyuni, setiap hari memang Hyuni di perlakukan dengan baik oleh kedua mertua serta iparnya ini.

Hyuni dengan senyuman manis menerima pemberian Raygan yang kini sudah duduk di hadapan Hyuni, bibir pria itu tidak berhenti tersenyum menatap sang kakak ipar.

"Terimakasih Rey.."

Reygan menganggukan kepalanya dengan senang hati.

"Kakak tidak perlu berterimakasih, seharusnya akulah yang berterimakasih, walaupun kedua kakak ku meninggalkan kesan yang buruk terhadap kakak, tapi kakak selalu sabar, bahkan dengan sangat baik menjaga kandungan kakak." Senyuman di wajah Reygan meluntur, sungguh ia merasa tidak enak hati pada Hyuni. Hyuni adalah wanita baik, tapi kenapa ia harus menjalani kehidupan seperti ini? Kakak kedua nya yang sudah memperkosa Hyuni sampai wanita ini harus mengandung di usia muda, Sapta malah lari entah kemana sekarang, dan hal itu membuat Hyuni harus menikah dengan Dio, kakak pertama nya yang berhati dingin dan juga bermulut kasar. Memang selama ini Dio tidak menyakiti seseorang secara fisik, tapi menyakiti seseorang dengan perkataan bukan kah itu lebih menyakitkan?

Entah hanya akting atau Hyuni memang dasarnya wanita yang periang, wanita itu selalu tersenyum, padahal setiap malam saat Dio pulang bekerja Reygan selalu nendengar makian dari Dio untuk Hyuni..

"Reygan? Kau tidak apa-apa bukan?" Tanya Hyuni pada sang adij ipar, sedari tadi ia berbicara tapi Reygan hanya diam dengan tatapan kosong seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Oh? Tidak, tadi kakak bilang apa?"

Hyuni hanya tertawa geli, pria berkaca mata di hadapan nya ini selalu lucu saat ia kagetkan, hal itu membuat Hyuni seakan menjadi candu.

Sedangkan Reygan terpana untuk beberapa saat melihat Hyuni, kenapa Dio bodoh sekali menyia-nyiakan istri yang mendekati kata sempurna seperti Hyuni?

-------

Jam sudah menunjukan pukul 01:30 dinihari, tapi Hyuni belum juga tertidur di kamarnya, mata seperti menahan kantuk, tapi ia membulatkan tekat agar ia tidak tertidur dan harus menunggu Dio pulang. Menang Hyuni selalu begini, menunggu Dio pulang walau terkadang Dio ternyata tidak pulang, bodoh bukan? Padahal Dio menganggap Hyuni bukan istrinya, seharusnya Hyuni juga begitu, menganggap Dio bukan suami nya.

'Cklek'

Pintu kamarnya terbuka, hal itu sukses membuat Hyuni melek seutuhnya dan melihat Dio memasuki kamar yang mereka tempati itu.

"Kau sudah pulang?"

"..."

Tidak ada jawaban, pertanyaan Hyuni seperti angin lalu bagi Dio, pria itu dengan santai berjalan melewati Hyuni seakan tidak menyadari kehadiran wanita itu.

Hyuni tidak mengambil hati, ia hanya mengulas senyuman dan masih mencoba untuk menjadi seorang istri yang baik bagi Dio.

"Kau ingin teh? Kopi? Atau ku siap kan air hangat?" Tanya Hyuni yang mengikuti Dio.

"Tidak perlu."

Singkat, tapi Hyuni senang, Dio nenjawab nya.

"Atau kau ingin ku buatkan sesuatu?"

"Masakan mu tidak enak."

Ok, Hyuni sadar bahwa ia tidak pandai memasak, tapi ia akan belajar pada Reygan nanti!

"Ya sudah ka--"

"Bisa kau diam?! Aku lelah!" Ketus Dio yang baru saja merebahkan dirinya di sofa yang di duduki oleh Hyuni tadi, Hyuni langsung terdiam mendengar ucapan Dio tadi, ia tidak mau membuat Dio marah lagi, ia tau Dio sedang lelah, bukan, bukan lelah bekerja, tapi lelah karena ia bermain seharian bersama kekasihnya. Menyakitkan bukan? Tapi itulah faktanya, Hyuni berusaha untuk santai saja, ia sadar bahwa dirinya bukanlah wanita yang di sayangi oleh Dio, dirinya hanya di beruntung di nikahi oleh Dio karena terpaksa.

Ingat, hanya terpaksa!

"M-maaf, selamat tidur." Ucap Hyuni sebelum ia nerebahkan dirinya di kasur, kemudian ia ikut terlelap.

Tapi tanpa ia sadari Dio kembali terbangun dan menatap Hyuni lama.

"Kenapa kau bodoh sekali? Seharusnya kau menggunakan waktu kosongmu untuk mencari tau di mana keberadaan Sapta sialan itu!" Umpat Dio kesal, kemudian ia mengacak rambutnya dengan erangan frustasi.

Kenapa? Kenapa ia yang harus menanggung kekacauan yang di buat oleh Sapta? Ia sudah memiliki kekasih! Ia dan kekasihnya saling mencintai! Bahkan mereka sudah berpacaran sejak mereka sekolah menengah akhir, tapi kenapa ayah nya malah menyuruh ia yang menikahi Hyuni?!

"Ah! Persetan!"

Umpat Duo sebelum ia merebahkan dirinya, menutup seluruh tubuhnya dengan selimut tebal miliknya.

Lebih baik ia tidur dan mempikan hal indah bersama orang terkasih.

Ia ingin menghindari neraka yang di buat oleh Sapta di kehidupan nyata ini...

Tbc...

Marriage Hall-𝐓𝐚𝐦𝐚𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang