26

184 29 21
                                    

Dio menghela nafas nya saat melihat Hyuni yang malah bertingkah seperti anak kecil.

"Hyun.."

"Jangan ngomong, suara kamu jelek..." Rengek nya lagi yang masih menggulung diri nya dengan selimut. Sedangkan Dio mengatai Hyuni di dalam hati.

"Sabar Dio, sabar. Dia kan lagi hamil, jadi pantes aja ngeselin.." Batin Dio agar mulut nya yang pedas itu di tahan.

"Kamu ngatain aku ngeselin?" Tanya Hyuni dengan mata yang berkaca-kaca hampir menangis.

"Engga astaga..."

"Kamu boong.."

Dio menghela nafas nya dan mencoba untuk mendekati Hyuni.

"Kamu bau, jangan dekat-dekat.." Rengek Hyuni lagi yang membuat Dio menghentikan langkah nya.

"Kok bayi nya ngeselin kayak Sapta ya?" Batin Dio lagi, ia tidak bisa membayangkan jika anak yang di kandung Hyuni akan seperti Sapta nanti nya.

"Tuh kamu ngatain anak ku ngeselin, kamu jahat.. Hiks..."

Dio mendelik kearah Hyuni yang sedari tadi tebakan nya itu benar, apa Hyuni cenayang? Tapi rasa nya cenayang sekali pun tidak akan isa membaca isi hati seseorang.

"Aku di kasih tau Arnan.." Jawab Hyuni lagi tanpa di tanya oleh Dio.

"Arnan siapa?"

"Arnan, author fanfic ini."

"Oh.."

(Hehe author masuk fanfic o(〃^▽^〃)o)

"Tuh jadi bener kan kamu ngatain aku sama anak aku?"

Dio menyumpahi kebodohan nya sendiri, kenapa ia malah berkata seakan membenarkan perkataan Hyuni? Ini gara-gara author yang ember dan tukang gosip!

Akhirnya Dio memberanikan diri untuk mendekati Hyuni.

"JANGAN DEKET-DEKET! KETEK KAMU BAU!"

"Sabar Dio sabar..."

"Hyun, aku mau minta maaf.." Ujar Dio pada Hyuni, sedangkan Hyuni hanya diam menutup hidung nya. Entahlah, dia tidak suka dengan aroma dari Dio. Bagi nya sangat bau, terlebih lagi suara Dio terdengar menakutkan di kuping nya.

"Aku tau kamu marah, kamu sakit hati.. Tapi tolong kasih aku kesempatan, kamu boleh marah, tapi jangan hapus cinta kamu buat aku, kamu boleh kecewa, tapi jangan membenci ku.." Dio kini merengkuh tubuh Hyuni, ia memeluk gadis itu dan mengecupi surai hitam milik Hyuni beberapa kali.

"Aku nyesel, maafin aku yang bodoh ini baru sadar sama perasaan ku, aku berharap ak gak terlambat dan berharap kamu mau maafin aku..."

Diam, Hyuni hanya mendiamkan diri.

"Hyuni?"

Hyuni masih diam, dan itu membuat Dio penasaran. Akhirnya Dio memutuskan untuk melihat wajah Hyuni.

Dan ternyata Hyuni tidur.

Catat itu baik-baik.

Hyuni tidur

H y u n i t i d u r
H y u n i
H y u n
H y u
H y
H

Ok abaikan.

Dio menghela nafas nya panjang, jadi dia ngomong tadi sia-sia dong? Akhirnya Dio memilih untuk memperbaiki posisi tidur Hyuni, Dio tersenyum melihat wajah Hyuni yang tertidur.

Cantik dan polos nampak lebih alami tanpa make up.

Sebuah kecupan lembut ia berikan pada bibir Hyuni.

"Mimpi indah, sayang.."

-------

Reygan saat ini membawa Mara ke taman rumah sakit, ia mendorong kursi roda milik gadis itu, sesekali ia menyapa orang yang lewat. Saat sampai di taman ia langsung mengangkat tubuh Mara agar duduk di sisi gadis itu.

"Kenapa kamu gak boleh aku ngasih kabar ke kak Dio?" Tanya Reygan setelah ia mendaratkan bokong nya di sisi Mara yang kosong itu. Mara yang di tanyai hanya diam sambil memainkan jari nya.

"Kalau kamu gak mau cerita aku gak maksa kok." Lanjut nya kemudian melihat ke arah lain.

"Karena aku gak mau ganggu."

Reygan menatap Mara bingung, tidak mau ganggu? Bukankah mereka pacaran?

"Aku menghilang demi keselamatan mereka."

Di sana mulai lah Mara bercerita masalah Mara dan Yoga.


FLASHBACK ON.


Hari itu adalah hari di mana Yoga mendatangi Mara ke apartemen nya, hari di mana Yoga menyuruh Mara untuk meninggalkan Dio dengan mengancam keluarga angkat gadis itu.

Yoga terdiam saat Mara mengatakan bahwa tidak mungkin Yoga tidak mengetahui keberadaan Sapta saat ini.

"Aku tidak menyangka jika kau secerdas ini." Ujar nya yang kini sudah berbalik menatap gadis itu.

"Kau benar, aku menahan dan memblokir Sapta di bandara. Si tidak berguna itu akan kembali. Dan sebagai bentuk terimakasih atas kesalahan yang ia buat bisa di manfaatkan, aku membiarkan nya hidup."

Yoga melangkah mendekati Mara, ia menunduk menatap wajah Mara dari jarak dekat.

"Jika kau tidak mau mengikuti perkataan ku, maka Dio serta Hyuni akan menjadi korban." Bisik nya lalu tertawa keras, ia meninggalkan Mara yang terdiam di sana.

Kenapa? Kenapa Mara harus menghadapi situasi seperti ini? Ia memang mencintai Dio, tapi ia juga tidak ingin egois.

Hyuni dan bayi di kandungan nya tidak salah apapun.

"Yoga keparat!" Maki Mara dalam hati nya. Ia tidak bisa egois, sangat tidak bisa. Terlebih ia dan Hyuni sama-sama seorang wanita dan sama-sama akan menjadi seorang ibu jika sudah waktu nya.

Dengan tangis, akhirnya Mara pergi ke luar negri. Ia berharap Dio bisa melupakan nya dan dapat menerima Hyuni sepenuh nya.

Siapa pun berhak bahagia, termasuk dirinya walau pun harus menikah dengan Yoga dengan cara di paksa.

FLASHBACK OFF.

Reygan tidak dapat mengatakan apapun setelah Mara bercerita, ia terlalu terkejut, semua nya jauh dari apa yang dia kira selama ini.

"Saat kamu menemukan ku di hotel, saat itu ayah mu memaksa ku untuk melayani kebutuhan biologis nya.."

Gadis itu menunduk, ia merasa bersalah terhadap Reygan.

"Walaupun karena ia mendorong ku sampai aku pingsan dan tidak sampai melayani nya. Tapi aku seharus nya tidak layak bantuan dari mu.."

Reygan menoleh menatap Mara, apa maksud gadis itu? Bukankah semua orang layak di bantu?

"Kamu jangan berpikir seperti itu..."

"Reygan, aku sudah resmi menjadi istri ayah mu.."

Tbc.




Marriage Hall-𝐓𝐚𝐦𝐚𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang