Reygan menatap paspor yang ada di tangan nya, hari ini ia akan mengikuti ayah nya ke jepang. Pesta yang di maksud itu bukan pesta teman bisnis nya, melainkan pesta ayahnya sendiri. Bagaimana Reygan tau?
Sejak kepulangan Sapta, gerak gerik ayahnya terlihat mencurigakan, entah kenapa feeling Reygan mengatakan ia harus menyelidiki ayahnya walaupun ia tidak yakin, dan dengan sengaja akhirnya Reygan memasukan alat penyadap di ponsel sang ayah, dan banyak hal mengejutkan yang terjadi di mana hal kekacauan tentang 2 saudaranya di mulai oleh ayah nya.
"Bos, jet pribadi milik anda sudah siap." Ucap seorang pria dengan setelan pilot yang baru saja datang melapor kepada Reygan.
"Hah, kalau begitu kita langsung berangkat.." Reygan tersenyum hambar, mungkin ada banyak hal menyakitkan yang akan terungkap di negri sakura tersebut. Terutama tentang ayahnya yang selalu memaksa serta mengancam Mara untuk menerima lamaran sang ayah.
"Ibu, berapa banyak air mata yang akan kau tumpah 'kan jika hal ini terungkap." Di sisi lain, Reygan merasa ragu untuk mengungkap kebusukan Yoga karena memikirkan perasaan sang ibu. Dia berpikir untuk menutupinya saja agar sang ibu tidak bersedih. Tapi di satu sisi juga Reygan merasa tidak terima sang ibu terus di bohongi dan di bodohi oleh ayah nya. Semoga keputusan Reygan kali ini sudah benar.
"Ibu, kak Dio, kak Sapta dan kak Hyuni, aku akan berusaha untuk kebahagian kalian.."
--------
Hyuni duduk diam di dapur, ia malas untuk kemana-mana hari ini. Setelah pertengkaran nya dengan Dio beberapa hari yang lalu membuat hubungan mereka semakin menjauh. Dio yang selalu mendiamkan dan mengabaikan nya, serta Hyuni yang sudah enggan menyapa nya.
"Kak, jadi surat dari pengadilan sudah ada?"
Terdengar suara seorang yang familiar di kuping Hyuni, suara itu berasal dari ruang tengah dan sedang menuju dapur.
"Pengadilan?" Batin Hyuni bingung, apa keluarga ini sedang menuntut seseorang?
"Hemm.." Terdengar lagi suara seseorang yang Hyuni yakini itu adalah suara dari Dio.
"Jadi kau dan Hyuni benar-benar akan bercerai?"
Deg!
Jantung Hyuni seakan-akan berhenti berdetak. Bercerai? Jadi Dio sudah merencanakan ini secara diam-diam tanpa sepengetahuan nya? Sebegitu beban kah Hyuni bagi Dio? Entah mengapa mata Hyuni memanas dan bahkan sudah menetaskan air mata. Kenapa hidup nya sangat hancur seperti ini? Diperkosa lalu di buang karena tidak di anggap. Sebegitu sampah nya kah Hyuni di mata keluarga ini?
"Kak kau.. Hyuni.."
Sapta mematung di tempat saat melihat Hyuni yang duduk di atas kursi sedang menangis dengan kepala yang menunduk, apa dia mendengar percakapan nya dengan Dio tadi? Sapta terlihat khawatir sedangkan Dio tampak biasa saja bahkan terlihat tidak peduli.
"Cih, kau sudah dengar? Baguslah." Ucap Dio dengan tidak berperasaan, mendengarnya Sapta menjadi merasa kesal.
"Hyuni, ini tidak seperti yang kau dengar.." Ucap Sapta mencoba untuk menangkan hati Hyuni.
"Aku sudah mendengarnya dengan jelas!" Potong Hyuni tegas, ia menghapus air matanya dan berdiri, ia harus terlihat tegap dan kokoh. Ia tidak mau terlihat lemah saat ini, mungkin ini memang sudah takdirnya.
"Ini memang sudah akhirnya, aku memang seperti mainan di mata kalian, yang jika kalian bosan kalian bisa membuangku sesuka kalian." Ucap Hyuno mencoba untuk terlihat kuat, padahal suara nya terdengar bergetar menahan tangisnya.
"Sekarang kau talak aku.."
Mendengarnya Dio tersenyum sinis, Sapta menatap sang kakak bingung, apa kakak kembarnya ini tidak memiliki hati manusia? Huh dasar iblis!
"Baiklah, hari ini kau ku talak, dan sampai jumpa di pengadilan." Tanpa perasaan Dio melemparkan surat panggilan itu di hadapan Hyuni, kemudian ia langsung meninggalkan Hyuno di sana, sedangkan Sapta masih diam mematung di tempat memperhatikan Hyuni yang kembali terduduk di kursi dengan air mata yang kembali mengalir dengan deras.
"Hyuni.."
"Apa kalian memang sudah merencakan ini?!"
"Hyuni.."
"Sapta katakan apa salah ku sampai kalian menghukum ku seperti ini?"
Sapta terdiam, ia tidak tau harus menjawab apa, Hyuni tidak mempunyai salah dengan keluarganya bahkan dirinya, ini semua karena dirinya, kehancuran Hyuni berawal dari Sapta. Sapta sadar akan hal itu, maka yang bersalah di sini bukan Hyuni.
Tapi Sapta..
"Hyuni.."
Brukk
Tiba-tiba saja Sapta berlutut di hadapan Hyuni dengan kepala yang menunduk.
"Aku yang bersalah, maafkan aku.. Maafkan aku yang bodoh ini.." Ucap Sapta penuh sesal, sedangkan Hyuni tersenyum sinis.
"Maaf? Untuk apa meminta maaf? Bukankah aku hanya mainan kalian?" Tanya Hyuni sinis, mendengarnya hati Sapta merasa teriris. Ia tau dirinya memang tidak pantas mendapat maaf dari Hyuni, bahkan jika Hyuni membunuhnya pun Sapta akan ikhlas.
------
"Arghh!!"
Prang!
Di kamar mandi, Dio berdiri di depan cermin, ia memukul cermin itu hingga pecah dengan tangan kosong, terdapat bercakapan darah di cermin itu yang keluar dari tangan Dio yang terluka atas tidak kan nya.
Ia menatap bayangan dirinya yang berada di cermin yang sudah pecah itu. Marah? Sedih? Kecewa? Entahlah, Dio tidak mengerti apa yang terjadi dengan perasaan nya. Tapi itulah yang dia rasakan setelah percakapan terakhirnya bersama Hyuni. Apa sebenarnya perasaan Dio saat ini? Ia berharap Hyuni memohon padanya agar ia tidak menceraikan Hyuni, tapi di sisi lain ia senang karena sudah berhasil menyingkirkan Hyuni.
Kemudian ia mendengar suara pintu kamar yang terbuka, Dio mengalihkan fokusnya pada pintu kamar mandi itu, apa Hyuni masuk ke kamar untuk membereskan pakaian nya? Dan tanpa di sadar Dio melangkah ke pintu dan membuka pintu kamar mandi, dan benar saja apa yang sudah ia pikirkan. Ia melihat Hyuni yang sudah mengeluarkan sebuah koper.
"Hyuni.." Panggil Dio pelan.
"Ada apa?" Tanya Hyuni tanpa menatap Dio, ia terus mengeluarkan pakaiannya dan memasukan nya kedalam koper yang sudah ia siapkan.
Greb..
Tapi kemudian pergerakannya terhenti saat tiba-tiba saja Dio memeluk nya dari belakang, pria itu meletakan dagunya di pundak Hyuni.
"Tinggal lah untuk sementara di sini.."
Tbc..
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Hall-𝐓𝐚𝐦𝐚𝐭
FanficKehidupan Hyuni yang bahagia berubah menjadi menyakitkan saat ia tidak sengaja bertemu dengan Sapta yang malam itu dalam keadaan mabuk. Dan itu berlanjut ketika ia tahu ia positif hamil, sedangkan si pelaku entah hilang kemana. Dengan terpaksa, Dio...