27

130 24 18
                                    

"Gadis berkerudung ku. Siapa Sih nama mu.. Begitu tega menyeret hati ku~"

"Pagi siang malam kau gores kan ngilu, namun daku selalu ingin dekat dan bertemu~"

Sapta kembali diam, ia menaruh gitar nya di kamar Hyuni.

Jika kalian bertanya kenapa Sapta malah ada di kamar Hyuni, itu karena Hyuni ingin bertukar apartemen Sapta karena Hyuni merasa nyaman di sana, jadilah sekarang Sapta tinggal di apartemen Hyuni.

Dan masalah nya, gadis berkerudung yang tempo hari ia temui terus bermain di pikirannya, padahal mereka baru bertemu satu kali dan hanya sebentar, tapi rasa nya kenapa Sapta sangat merindukan gadis itu?

"Jika gadis itu menjadi milik mu, Dio dan Reygan akan membagikan uang tunai pada 5 karyawan nya sebanyak 100 juta." Ujar Sapta asal yang pasti akan mendapat free kick dari Dio jika mendengar nya.

Entah kedua orang itu untung, entah buntung karena mendapat saudara kembar seperti Sapta.

Setelah itu Sapta kembali mengambil gitar nya untuk bernyanyi.

DrtttDrttt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Drttt
Drttt

Sapta yang sedang memainkan senar gitar itu menoleh pada ponsel nya kini terus bergetar menandakan bahwa seseorang memanggil nya.

Dio babi is calling

(Astaga Sapta kembaran durhaka (´;д;'))

Sapta yang ingin mengangkat itu menoleh pada seseorang yang duduk di pojokan sambil memakan semangka.

"Bisa diem gak nan?" Tanya Sapta pada Author yang selalu ikut campur dengan urusan orang lain itu.

(Hehe (≧∇≦)/)

Sapta pun mengangkat panggilan itu dengan penuh gaya.

"Hallo?"

"Sapta! Hyuni dan ibu di bawa oleh ayah!"

"Share lock." Balas Sapta lalu mengakhiri panggilan, dengan cepat pria itu mengambil kunci mobil nya. Bagaimana ia bisa lengah seperti ini? Terlalu sibuk memikirkan gadis berkerudung, Sapta lupa kedua saudara nya perlu penjagaan dari orang-orang nya.

"Kirim 200 orang ke lokasi yang sudah ku kirim." Ujar Sapta saat ia sudah terhubung pada seseorang, dengan terburu-buru ia membuka pintu mobil nya dan menginjak gas nya kuat sampai mobil itu melesat maju.

-------

Dio saat ini bersama para bodyguard nya serta Reygan dan juga Mara sedang bersiap untuk menyelinap masuk di sebuah gedung tua yang di jaga dengan ketat itu.

Saat Dio menyiapkan makan malam untuk Hyuni, pria itu mendengar teriakan dari kamar, dan dengan cepat Dio langsung berlari menuju kamar yang sial nya apartemen Sapta bertingkat, saat Dio sampai di kamar mereka, ia sudah menemuka Hyuni yang sudah masuk di dalam sebuah jet serta catatan yang memberi petunjuk bahwa yang di bawa bukan hanya Hyuni tetapi juga ibu nya. Sial nya yang melakukan ini adalah ayah nya sendiri.

"Orang yang menjaga tempat ini lebih banyak di bandingkan dengan orang yang kita bawa." Ujar Reygan yang kini memperhatikan tempat itu menggunakan teropong.

"Aku hanya peduli dengan ibu dan Hyuni." Ujar Dio sambil menginjak-nginjak gas nya, Reygan menatap Dio yang ada di samping nya itu datar.

"Kak, pikirkan keselamatan Mara juga.." Ujar Reygan lalu melihat Mara yang duduk di belakang mereka, saat pertemuan pertama mereka setelah lama tidak bertemu, Mara langsung memeluk lengan Reygan erat, mungkin gadis itu takut terhadap Dio. Reygan juga tidak memberi tau bahwa status Mara saat ini adalah ibu tiri mereka.

Tapi Reygan berjanji akan memberikan kehidupan merdeka pada Mara, merdeka dari jajahan Yoga.

Reygan kini menatap Dio, rahang pria itu mengeras menandakan bahwa ia sangat khawatir, marah dan kesal. Hal  itu tidak bisa di sembunyikan oleh pria yang selalu berwajah dingin dan datar itu.

  Macan, serigala, harimau, singa, buaya.. Itu adalah predator yang memangsa hewan lain nya, tapi mereka tidak akan memangsa anak nya sendiri. Apa ayah nya lebih kejam dari binatang pemangsa itu? Bukan kah seorang ayah harus membimbing anak mereka untuk lebih baik dan menuju jalan kehidupan yang terang dan lurus? Tapi kenapa ayah nya sendiri malah mengajak anak nya untuk saling berperang dan bermusuhan seperti ini?

Dio akhirnya melajukan mobil nya, yang ada pikiran Dio sekarang hanya Hyuni serta kandungan nya dan juga wanita yang sudah melahirkan nya itu. Reygan hanya memejamkan mata nya sambil terus berdo'a di dalam hati. Di sana juga orang suruhan mereka sudah saling beradu senjata dengan para penjaga di sana.

Brakkk

Mobil maresati yang berharga milliaran itu menabrak pintu utama gedung itu sampai menjadi rusak bahkan terbanting ke dalam. Asap mengepul dari mesin mobil itu layak nya luapan emosi Dio yang menggebu-gebu saat ini.

Reygan menatap mata nya, ia melihat ke arah Mara yang kini memejamkan mata nya, nampak jelas bahwa gadis itu ketakutan saat ini.

"Kau gila?!" Tanya Reygan yang merasa kesal terhadap tindakan gegabah sang kakak barusan. Nampak dengan jelas oleh nya cairan merah pekat keluar dari kening Dio, mungkin pria itu terbentur dengan setir mobil saat ia menginjak rem.

"Apa peduli?!" Tanya Dio yang masih di kawal emosi, ia dengan kasar membuka pintu mobil. Hal pertama yang ia lihat adalah Hyuni dan ibu nya dengan keadaan di gantung dengan posisi tangan yang terikat di atas serta mulut yang di tutup lakban.

"Bangsat!" Umpat Dio lalu ingin berlari menuju ke tempat Hyuni yang sudah di gantung itu, kedua wanita yang sangat berharga di hidup Dio itu dalam keadaan tidak sadarkan diri serta kepala yang mengeluarkan darah.

Saat Dio berlari, Reygan merasa aneh, bukan kah di luar terdapat banyak penjagaan yang ketat? Lalu kenapa tidak ada penjagaan di dalam?

Kemudian Reygan melihat sesuatu yang aneh yang mengarah pada Dio, tunggu! Itu...

"Kakak awas!"

Dor!

Sebuah peluru membuat Dio menghentikan langkah nya, teriakan sakit terdengar dari Dio serta darah yang mengalir di kaki pria itu.

"Tetap jaga Mara!" Teriak Dio saat Reygan ingin berlari ke arah nya.

Kemudian mereka dapat mendengar suara tawa Yoga di sertai dengan tepukan tangan dari pria itu.

"Sungguh drama persaudaraan yang menakjubkan.." Ujar nya di sertai tawa. Pria itu duduk di sebuah kursi dan menghembuskan asap dari rokok yang baru saja ia hisap tadi, di belakang pria itu terdapat dua orang lengkap dengan senjata api.

"Kau.." Dio menatap ayah nya itu tajam.

"Ini semua salah Reygan yang membawa wanita ku, kau salahkan saja adik bungsu mu itu." Potong Yoga yang tidak memberikan kesempatan untuk Dio bicara.

"Kenapa kau sangat tega?!" Teriak Reygan yang kini berada di mobil.

"Oh aku? Coba saja kakek tua bangka kalian tidak menjodohkan ku, aku tidak akan seperti ini."

Dio dan Reygan mengeraskan rahang mereka. Jadi pria itu selama ini hanya berakting mencintai ibu nya? Benar-benar biadab!

Yoga kini berdiri dari duduk nya, ia berjalan di hadapan Elle dan sang istri sambil memperhatikan dua orang yang sedang tergantung itu.

"Serahkan Mara, maka akan ku serah kan kedua orang ini." Ujar Yoga lalu menatap tajam kedua anak nya itu.

"Juga, serahkan saham yang kalian miliki pada ku."

Tbc.

Marriage Hall-𝐓𝐚𝐦𝐚𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang