14

220 39 32
                                    

"Bagaimana kau 'cicipi' dulu tubuhnya sebelum berpisah?"

Dio menggelengkan kepalanya saat perkataan Banyu tadi siang kembali berputar di otaknya. Sepertinya Dio sudah gila, sejak ia mendengar perkataan Banyu tadi, ia selalu berfikir hal-hal yang tidak ia inginkan.

Heol, Hyuni sudah di sentuh oleh Sapta, maka Dio harus memakan sisa Sapta? Ch, Dio tidak pernah memakai 'barang' bekas. Terutama itu bekas Sapta. Ya memang waktu kecil mereka suka bertukar celana dalam. Tapi itu dulu! Bukan sekarang.

"Tapi apa Hyuni akan lebih puas dengan pedang sakti ku atau pedang milik Sapta ya?"

Dio bertanya pada diri-nya sendiri, sambil menerawang-rawang saat masih SMK mereka bertiga (Dio, Sapta dan Reygan) pernah ke toilet dan berdiri sejajar saat pipis, mereka saling memperlihatkan pedang sakti mereka bersama-sama. Ukuran dan bentuk sama, sama hal nya dengan fisik mereka yang sama karena mereka kembar, kemudian Dio kembali mengingat bahwa jika benar Hyuni di perkosa oleh Sapta, pasti Hyuni tidak menikmati permainan Sapta.

Di tambah lagi Hyuni terlihat wanita yang suka permainan lembut tetapi agresif, di banding dengan Sapta sangat berbanding terbalik, jika di lihat-lihat dari perawakan dan juga kelakuan, Sapta yang sangat kasar di urusan ranjang bahkan bisa sampai tahap BDSM.

So? Dio sepertinya akan lebih unggul.

Lama Dio berfikir dengan pikiran anehnya, di saat yang bersamaan Hyuni keluar dari kamar mandi, dan melewati Dio yang sedang duduk melamun di sofa kamar mereka, mata Dio langsung saja tertuju pada Hyuni yang berjalan sambil mengeringkan rambutnya lalu menaiki kasur.

Dio jadi berfikir, apa dia buat saja Hyuni akan kembali mencuci rambutnya esok pagi?

"Ada apa?" Tanya Hyuni saat ia mendapati Dio yang sedang menatapnya. Rasanya aneh, kenapa Dio menatapnya? Apa ada sesuatu yang salah pada dirinya?

Dio yang sadar dari pikiran kotornya langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Aku hanya heran kenapa Sapta bergairah pada tubuh jelek mu itu." Jawab Dio berbohong, tentu saja itu hanya sebuah elakan! Ia tidak mau Hyuni mati karena menertawakan dirinya dengan otak nya yang sudah di racuni oleh Banyu.

Ck, ini semua karena Banyu! Dan akhirnya dalam hati Dio hanya memaki Banyu, sepertinya Dio harus memberi Banyu sedikit pelajaran. .

Sedangkan Hyuni hanya menggelengkan kepalanya memperhatikan kelakuan aneh milik Dio.

Ada apa dengan nya itu? Begitulah pikir Hyuni.

------

"Kak Dio pendek."

Dio yang sedang menikmati mie instans nya hanya mengerlingkan matanya ke arah Sapta yang seenaknya sendiri memanggil Dio pendek, padahal tinggi mereka sama saja.

Dasar tidak tau diri!

"Kak, kakak ingatkan sama janji kakak?" Tanya Sapta yang mengambil air di kulkas. Dio yang mendengarnya menghela nafas lalu mengangguk dengan berat hati.

"Sebenarnya sih aku gak maksa. Kak, kakak keliatan keberatan gitu lepas Hyuni. Kakak sudah jatuh cinta sama Hyuni ya?"

"Uhuk!"

"Duh kak, yang minum tu aku, kok malah kakak yang tersedak."

Sapta memberikan sebotol air yang tadi ia ambil pada Dio. Aneh, yang minum 'kan Sapta, kok malah Dio yang sedang makan mie goreng yang tersedak?

"Kau tau aku hanya mencintai Mara." Balas Dio setelah meminum airnya, kemudian ia melanjutkan mie goreng dengan merk SeDoUp itu. Tapi kenapa ada rasa yang mengganjal di hatinya?

Marriage Hall-𝐓𝐚𝐦𝐚𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang