18

183 37 18
                                    

"Tinggal lah untuk sementara di sini.."

Hyuni mematung di pelukan Dio, dia bilang apa tadi? Tinggal di sini? Memangnya Hyuni ini apa?! Wanita panggilan yang bisa tinggal dan pergi sesuai keinginan Dio? Orang-orang di rumah ini benar-benar lucu.

Hyuni yang mengalami pemerkosaan lalu di paksa menikah dengan seorang yang bukan seharusnya bertanggung jawab, kemudian yang menjadi suami malah menarik ulur dan orang yang dulunya pergi datang kembali untuk mengajaknya menikah. Apa di mata mereka Hyuni sangat murah sehingga bisa di perlakukan seperti itu? Tidak!

Dengan kasar Hyuni melepaskan pelukan Dio, ia berbalik menatap Dio dengan bergelinang air mata.

Plak

Sebuah tamparan yang sangat kuat menghampiri pipi Dio sampai pipi pria itu terlihat memerah.

"Dio, bukankah kita sudah bercerai? Lalu kenapa kau meminta ku untuk tinggal di sini?" Tanya Hyuni dengan tangisnya. Dio hanya diam membisu, ia tidak tahu harus menjawab apa, memangnya apa alasan Dio agar Hyuni agar tetap tinggal di sini?

"Kau ingin aku tinggal di sini melihatmu yang terus mengejar perempuan lain? Menyaksikan mu terus menyebut nama perempuan lain di tidur mu? Lalu memperhatikan mu yang selalu memikirkan perempuan lain?" Tanya Hyuni lagi bertubi-tubi.

"..." Diam, Dio masih tidak tahu harus menjawab apa. Apa Dio se-egois itu?

"Sudahlah, memang seharusnya pernikahan ini tidak pernah terjadi.." Hyuni kembali berbalik, ia menyeret koper pakaian miliknya untuk pergi. Tapi tiba-tiba saja Dio menariknya dan langsung memberikan ciuman di bibir Hyuni, bukan hanya sekedar menempel. Tapi juga Dio melumat bibir gadis itu dengan sangat agresif.

"Umhh.."

Hyuni mencoba untuk mendorong Dio dengan sekuat tenaganya, tapi tenaga Hyuni nampak semakin melemah sehingga ia menyerah dan tangisannya semakin pecah.

Sadar dengan hal itu membuat Dio langsung melepaskan tautan bibirnya.

"Hy-hyuni aku.."

"Cukup! Apa kalian memang di didik untuk menyakiti ku?!" Ciuman kedua nya, haha.. Kenapa ciuman Hyuni selalu di ambil secara paksa?!

"Hyuni.."

"Sudah, aku pergi.."

Hyuni berjalan dengan sangat cepat meninggalkan Dio yang kini sudah duduk jatuh berlutut dengan kepala yang menunduk.

"Apa? Apa yang sudah ku lakukan?"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Hyuni tunggu!"

Sapta yang melihat Hyuni berlari meninggalkan kediaman keluarganya itu dengan pantas langsung mengejar Hyuni, tapi Hyuni terus mengabaikan nya dan terus berlari. Sampailah ia melihat Hyuni memasuki sebuah taxi.

"Hyuni..." 

Tidak ingin menyerah, Sapta terus mengejar dengan berlari semakin cepat.

"Mbak, lagi berantam sama suami nya ya?" Tanya supir taxi itu sopan. Hyuni hanya diam sambil mengelap air mata nya.

"Kasian suami nya mbak, apa gak mau di selesai 'kan baik-baik?"

Dari kaca spion taxi itu, mata Hyuni dapat melihat Sapta yang terus mengejarnya, kenapa harus Sapta? Bukankah seharusnya Dio yang mengejarnya? Ah berharap seperti itu sama saja Hyuni berkhayal sangat tinggi.

"Pak, percepat jalan mobil nya.."

"Baik mbak.."

Merasa sudah tidak mampu dengan taxi yang semakin di percepat, akhirnya Sapta menghentikan kejaran nya, ia memegangi perut nya dengan nafas yang memberat.

"Ahhh sial!" Erang Sapta kesal, bahkan kaki nya menendang-nendang udara.

-------

Keesokan nya, Tokyo-Jepang.



Akhirnya, Reygan menginjak 'kan kaki nya di jepang, matanya tajam menatap hotel yang ada di hadapan nya ini. Hotel bintang lima kelas atas, orang biasa tidak akan mampu memasuki hotel ini.

Menurut info yang ia dapat, Yoga membawa Mara ke hotel ini, bukan membawa tapi Yoga sudah menyekap Mara di hotel ini. Hal itu di ketahui oleh Reygan setelah ia diam-diam telah memasukan  alat penyadap di ponsel sang ayah.

"Tuan, dari rekaman cctv menunjuk 'kan bahwa tuan Yoga baru saja memasuki unit kamar VVIP nomor 155." Ucap salah satu pelayan yang sebenarnya orang suruhan Reygan, ia memberikan informasi setelah berhasil ke jepang bersama dengan Yoga secara diam-diam. Untungnya Yoga tidak menyadari hal itu. Dan Reygan juga tidak tau kenapa orang suruhan nya bisa menyamar menjadi pelayan hotel.

"Bagaimana aku bisa memasuki kamar ayah ku?" Tanya Reygan pada orang suruhan nya itu.

"Aku menyamar menjadi pelayan bagian makanan, 20 menit lagi aku harus mengantar 'kan makanan ke kamar tuan besar." Jawab orang itu yang membuat Reygan mengangguk paham.

"Aku mengerti, apa penyamaran ku sudah di siap 'kan?"

"Tentu sudah tuan.."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Dengan penyamaran, Reygan kini berdiri di depan pintu kamar yang sudah di sewa oleh Yoga, ia menekan bell pintu kamar yang terhubung dengan kamar itu. Pintu kamar itu terbuka dan menampak 'kan wajah Yoga yang terlihat kesal, untung saja Reygan menutup wajah nya.

"Tuan aku membawa 'kan makanan.." Ucap Reygan dengan suara yang berbeda, mata nya melirik ke arah  Mara. Sial, apa yang telah ayah nya itu laku 'kan? Mara kini dalam keadaan tidak sadar 'kan diri dan terbaring di lantai, bahkan kepalanya mengeluarkan darah dan memar di wajah nya, di pundak gadis itu juga terdapat luka dan memar yang baru.

"Oh, kau bawa masuk, dan kau pindah 'kan gadis tidak berguna ini ke  kasur.." Yoga berkata tenang, kemudian ia memasuki kamar mandi. Dari perilaku Yoga, Reygan yakin sudah menyogok pihak hotel untuk  bekerja sama dengan nya. Reygan mendesis kesal benar-benar sudah keterlaluan!

"Baik tuan.." Jawab Reygan dengan sangat sopan.

"Aku baru tau hotel ini mempunyai pekerja yang bukan orang jepang.." Dari bahasa memang Reygan menggunakan bahasa jepang dengan baik, tapi dari aksen nya Yoga tau dia bukan orang jepang.

Melihat keadaan yang sudah aman, Reygan melepas penutup wajah nya, kemudian ia menatap miris Mara.

"Aku harus segera membawa Mara pergi dari sini.."


Reygan membawa Mara ke gendongan nya, sebelum Yoga keluar dari kamar ia harus membawa Mara pergi. Padahal dia sudah merencanakan untuk menyerang Yoga. Tapi sudahlah, toh dengan pergi nya Yoga ke kamar mandi sudah mempermudah rencanya saat ini.

Tbc.

Marriage Hall-𝐓𝐚𝐦𝐚𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang