23

160 33 42
                                    

Sudah seminggu ini Hyuni dan Sapta semakin dekat, bahkan Dio merasa panas di buat nya. Sekarang pria dingin dengan tatapan tajam itu duduk di dalam apartemen Hyuni menunggu kepulangan perempuan itu. Hati nya benar-benar merasa terbakar, cemburu? Entahlah. Hati Dio merasa panas saja saat ini karena tau Sapta semakin dekat saja dengan Hyuni.

"Apa bagus di lihat orang jika perempuan yang masih berstatus istri orang selalu kencan dengan pria lain di luar? Terlebih lagi itu adalah adik ipar sendiri."

Hyuni yang  baru saja memasuki apartemen nya sedikit di kaget 'kan oleh suara Dio yang tiba-tiba saja terdengar. Apa di sini berhantu? Tapi seperti nya tidak. Akhirnya Hyuni memilih untuk menghidupkan lampu, ia sedikit kaget saat melihat Dio yang kini sudah duduk di sofa nya.

"Mau apa kamu?" Tanya Hyuni kesal, pasal nya ia sangat heran dengan pria ini, bukankah Dio sendiri yang menalak Hyuni? Kenapa dia seolah-olah seperti masih suami nya dan selalu mengatur nya. Seharusnya mereka tidak ada hubungan apa-apa lagi, jadi dengan siapa Hyuni pergi bukan urusan Dio lagi bukan?

"Hyuni, aku masih suami sah kamu secara negara!" Teriak Dio yang kini sudah berdiri di hadapan nya, ia menatap Dio takut karena pria itu menatap nya tajam dan semakin mendekat.

"Apa yang kamu ingin 'kan Dio? Kamu sudah menalak ku! Apa lagi?! Kamu belum puas nyakitin aku? Menghina bahkan menganggap ku wanita murahan?!" Teriak Hyuni yang juga tidak mau kalah, ia tidak boleh terbuai oleh rasa takut nya. Bahkan saat ini punggung nya sudah terpentok ke dinding, hal itu membuat Dio mengukung Hyuni dengan kedua tangan nya.

"Hyuni, hah.. Bahkan dengan status masih menjadi istri orang dan keluar dari rumah kamu masih menganggap perkataan ku salah? Bukankah itu benar?" Dio menatap sinis ke arah Hyuni yang kini sudah menangis.

"Hamil oleh pria lain, lalu meminta pria lain untuk bertanggung jawab? Setelah itu di saat masih berstatus istri ku, kamu malah jalan dengan orang yang menghamili mu? Apa lagi nama nya kalau bukan M.U.R.A.H.A.N?" Dio menekan kata murahan tepat di depan wajah Hyuni.

"Kamu.." Dio menunjuk 'kan jari terlunjuk nya ke wajah Hyuni denhan arah melingkar.

"Hanya gadis kotor biasa yang di gunakan orang tua mu untuk menjadi burung phoenix."

Plak!

Lagi, ini entah sudah yang ke berapa kalinya Hyuni menampar pipi Dio, Hyuni masih bisa bersabar jika Dio menghina diri nya, tapi ia tidak  isa sabar jika Dio membawa-bawa orang tua nya.

"Tuan muda Dio Wiratama Shantono yang terhormat. Anda orang suci, tolong menjauh dari ku yang kotor dan hina ini." Hyuni mendorong tubuh Dio kuat, sehingga Dio yang seakan sadar dengan perkataan nya hanya pasrah dan membiarkan Hyuni berlari keluar dari apartemen nya.

"Oh shit!" Dio yang merasa kesal pada diri nya sendiri menendang sofa yang berada di di dekat nya.

"Hyuni tunggu!" Teriak Dio yang sadar, ia mencoba untuk mengejar Hyuni dan menjelaskan semua nya.

  Hyuni hanya terus berlari saat Dio terus saja mengejarnya, ia tidak tau ke mana ia akan berlari, yang jelas ia sudah merasa tidak aman berada di apartemen nya kini.

"Loh Hyuni kenapa?"

Hyuni yang melihat Sapta yang masih belum juga pergi langsung memeluk tubuh kembaran Dio itu, ia langsung menangis sejadi-jadi nya di pelukan Sapta. Sapta yang merasa heran hanya diam sambil mengusap punggung Hyuni lembut untuk menenangkan.

Pantas saja ia merasa tidak ingin pulang dan memilih untuk tetap berdiam diri di dalam mobil, dan saat Hyuni berlari dalam keadaan menangis Sapta langsung keluar dari mobilnya dan menghampiri sang pujaan hati.

"Kenapa? Kenapa dia datang cuma buat nyakitin aku? Buat ngehina aku? Aku sehina itu? Aku semurahan itu? Jika bisa menolak, aku juga tidak menginginkan kehidupan seperti ini!" Tangis Hyuni semakin pecah saat berada di pelukan Sapta. Sapta yang merasa bersalah hanya bisa terdiam dan juga merasa bersalah.

Kenapa Hyuni di siksa di tangan keluarga nya sendiri? Sapta sendiri bahkan pusing, dan ternyata dalang  dari ini semua adalah ayah nya. Ayah nya sudah memanfaatkan kesalahan yang tidak sengaja ia buat, untung saja Sapta sudah berhasil membuat Sofie kembali ke korea.

"Hyuni.."

Sapta yang sedang memeluk Hyuni melihat ke arah Dio yang baru saja datang dengan nafas terengah.

"Hey, lepaskan istri ku." Ujar Dio menunjuk Sapta yang sedang memeluk Hyuni, kenapa pemandangan tidak enak seperti ini yang menyuguhi nya?

Sapta tidak mengatakan apapun, ia hanya diam seakan-akan Dio hanya angin lalu.

"Hey ku bilang lepaskan!" Teriak Dio dan ingin menarik Hyuni yang berada di dalam pelukan Sapta. Tapi Sapta langsung menahan nya, bersamaan dengan itu Hyuni semakin mengeratkan pelukan nya pada Sapta.

"Pertama aku seorang bajingan, tapi kesalahan ku dulu ingin ku tinggalkan dan ingin memperbaiki semua nya." Ucap Sapta yang kini nampak serius dan penuh amarah. Benar-benar jauh dari kesan Sapta yang seperti biasanya.

"Dan kamh kak, bahkan kamu dengan arogan nya tidak merasa bersalah dan membenarkan semua yang kamu katakan? Bahkan cara menjemput Hyuni kamu seperti tidak melakukan kesalahan apapun, apa bisa kakak mengatakan maaf?" Sapta hanya tersenyum hambar saat melihat Dio yang terdiam.

"Kakak sendiri masih ragu ingin Mara atau Hyuni, dan dengan bangga nya kakak mengatakan Hyuni istri kakak dan murahan. Aku tanya, apa kakak akan terus mengatakan Hyuni istri mu jika ada Mara? Jangan diam saja."

Diam, Dio masih saja diam. Bahkan ia mengalihkan wajahnya ke arah lain.

"Lalu kamu apa beda nya?" Tanya Dio pada akhirnya.

Sapta menyeringai mendapat pertanyaan itu.

"Kenapa malah mengalihkan?"

"Jika Airin datang apa kamu akan masih bertanggung jawab?" Dio semakin keras, ia tidak mau di anggap salah sendirian. Terlebih lagi orang yang menyalahkan nya itu Sapta yang di anggap seorang sampah.

"Tentu aku akan tetap bertanggung jawab! Karena aku yakin, aku sudah mencintai Hyuni!" Balas Sapta mantap, dan itu berhasil membuat Dio terdiam.

"Dio, kamu jangan meremehkan sebuah sampah, bahkan sampah bisa menjadi barang yang lebih bagus dan berguna jika di kelola dengan baik." Sapta melepaskan pelukan Hyuni, ia melepaskan jaket nya kemudian memasangkan nya pada Hyuni yang hanya tertunduk dalam ke adaan menangis.

Tangis nya makin kuat saat ia merasa ketulusan Sapta, tapi kenapa Hyuni malah jatuh pada Dio yang menyakiti nya?

Sapta langsung membawa Hyuni pergi dari sana, meninggalkan Dio yang masih mematung bahkan kini sudah menyandarkan punggungnya di salah satu mobil.

Apa sebenarnya perasaan nya ini? Ia tidak rela melihat Hyuni bersama pria lain. Tapi ia juga sangat merindukan sosok Mara.

Sedang kan di dalam mobil Sapta, keadaan Hyuni sekarang sudah agak tenang.

"Hyuni.." Panggil Sapta yang membuat Hyuni beralih menatap nya.

"Aku ingin mengatakan sesuatu.."

"Apa?"

"Hyuni.." Sapta menjeda perkataan nya. Sedangkan Hyuni menunggu apa yang akan di katakan oleh Sapta.

"Kenapa?" Tanya Hyuni yang merasa kebingungan.

"...ingus kamu keluar tuh."





Tbc.

Marriage Hall-𝐓𝐚𝐦𝐚𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang