05

178 33 13
                                    

Pelakor? Tentu itu adalah sebutan yang hina bagi seorang perempuan, sebutan perempuan yang merebut suami orang, perempuan yang tidak mengerti perasaan kaumnya.

Begitukah Mara, apa ia pantas di sebut pelakor? Rasa bersalah tentu saja ada, karena ia juga wanita yang akan menjadi seorang istri, pasti sakit rasanya jika suami kita di rebut oleh orang lain. Tapi apa Mara pantas di sebut pelakor? Bukankah Dio miliknya yang harus menikah dengannya tapi dengan paksaan dan ancaman pria itu malah menikahi wanita yang seharusnya bukan menjadi tanggung jawab Dio?

Entah mengapa Mara merasa keadilan tidak berpihak padanya. Hidup yatim piatu sedari bayi, lalu di adopsi oleh seorang nenek yang sudah lama meninggal, sehingga Mara harus menjalani hidupnya sendiri sejak ia berusia 15 tahun, dan di usia 16 tahun ia bertemu dengan Dio, boleh di katan cinta pandangan pertama saat itu. Pria dingin dan ketus yang sudah mengisi kekosongan Nya, pria yang selalu mensupport Mara sampai ia menjadi sukses sampai sekarang.

Tapi kenapa semuanya hancur sejak bertemu dengan kedua orang tua Dio? Kenapa ayah Dio sangat membencinya? Bahkan, di apartemennya, Ayah Dio tengah duduk dengan tatapan benci.

"Pergilah ke sanghai, dan mulailah hidup baru." Ya, kata-kata ini keluar dari mulut pria tua dengan mata tajam itu, ia bahkan menyerahkan sebuah koper yang berisi ratusan juta. Memang si tua itu selalu melakukan hal ini agar Mara menjauh dari Dio.

"Kenapa? Kenapa anda sangat tidak menyukaiku tuan?" Tanpa menerima pemberian ayah Dio, Mara malah balik tanya, dan itu tentu itu mendapat seringaian iblis dari pria tua yang kini tengah berhadapan dengannya itu.

"Dengan pernikahan Dio itu semua sudah jelas bukan?" Balas pria itu lagi, dan itu mendapat tawa sinis dari Mara.

"Bukankah pernikahan itu hanya kau jadikan kunci untuk memisahkan kami? Kau hanya memanfaatkan Hyuni bukan? Bukankah Sapta yang harus bertanggung jawab? Kemana Sapta? Bahkan kau belum menyuruh seluruh anak buah mu mencari nya, tapi kau sudah mengatakan bahwa ia tidak di temukan, kau tau tuan? Dengan cara ini, kau bukan saja menyingkirkan ku, tapi Hyuni dan juga cucu pertama mu, aku yakin kau bukan orang yang bodoh. Kau pasti tau betapa tidak bahagianya Hyuni dan itu bisa memperburuk kondisi kandungannya saat ini.."

"..." Diam, tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari pria itu. Mara tersenyum puas, walaupun ini bukan 100% menghentikan ayah Dio, tapi setidaknya untuk hari ini ia bebas bukan?

"Aku tidak ingin orang berfikir hal buruk tentang ku, jika anda ingin keluar, saat ini pintu sudah terbuka." Katakan saja ini mengusir secara halus, Mara tersenyum saat ayah Dio akhirnya kembali mengambil kopernya, ia berdiri dan melangkah meninggalkan Mara, tapi langkahnya terhenti di abang pintu, ia berkata sesuatu sebelum ia pergi.

"Tinggalkan negara ini, jika kau tidak mau anak nenek angkat mu yang berada di solo, hidup sengsara. "

Dan seketika Senyuman yang mengembang di bibir Mara luntur.

Inikah kekuatan penguasa?

-----

Brakkk!!!

Hyuni terlonjak kaget saat Dio meletakan sebuah amplop di hadapan nya dengan secara kasar, dengan tangan yang bergetar ia mengambil amplop itu dan membukanya. Dan terlihat di sana sebuah foto yang surat perjanjian pernikahan mereka yang telah di setujui orang mereka berdua sebelumnya.

"Kau memberitau ayah kan?!" Bentak Dio dengan mata yang sangat tajam, jika mata sama dengan samurai, maka tatapan itu sudah menembus dada Hyuni.

"Ma-maksud mu? Aku tidak tau!"

"Cih sok polos! Aku menemukan surat itu di ruangan ayah, sebenarnya apa yang kau inginkan?!" Lanjut Dio lagi, Hyuni sedikit terkejut, bagaimana surat ini berada pada ayah mertuanya? Bukankah ia sudah menyimpan surat ini di tempat yang aman?

"Aku tidak tau Dio, aku sudah menyimpan surat ini.." demi apapun, Hyuni benar-benar tidak tau, bagaimana bisa surat ini di temukan oleh ayah mertuanya.

"Aku kira kau baik, polos, tapi apa? Kau tidak ada bedanya dengan wanita murah di luar sana, aku yakin kau sebenarnya tidak di perkosa."

Hyuni hanya diam tertunduk, pasrah dengan makian Dio, anggap saja ini hukuman untuk dirinya yang sudah terledor menyimpan hal penting ini, tentu Hyuni hanya merasa bersalah.

"Kau melakukannya dengan senang hati menyerahkan tubuhmu pada Sapta bukan?! Sama seperti para jalang lainnya yang dengan mudahnya menyerahkan dirinya pada pria-pria hidung belang yang mempunyai banyak uang? Ah tapi hanya saja kau lebih licik, apa ayah dan ibu mu juga terlibat agar mereka bisa membuat bisnis mereka? Hah benar-benar keluarga licik!"

Tunggu? Hyuni menatap kearah Dio yang dengan gampangnya mengatai dirinya. Hey, jika Dio mengatai dirinya, itu Hyuni bisa menahan diri, tapi jika sudah nengatai kedua orang tuanya? Hyuni benar-benar sudah kehilangan kesabaran!

Plakkk

Ok, Hyuni agak menyesal sudah sangat berani menampar pipi Dio sangat kuat, bisa saja Dio kembali menyerangnya dengan lebih kuat dari ini.

Tapi tidak apa, kau jangan terlihat lemah Hyuni!

"Kau? Kau boleh mengataiku semaumu, tapi jangan kedua orang tua ku!"

"...." Tidak ada balasan dari Dio, pria itu benar-benar terpana karena keberanian Hyuni, ck berani sekali dia!

"Kau mau kita tidak saling peduli kan? Baiklah jika itu yang kau mau tuan Dio! Aku akan menurutinya." Setelah berkata seperti itu dengan deraian air mata Hyuni meninggalkan kamar yang sudah ia tempati beberapa minggu ini, meninggalkan Dio yang masih terdiam diri di sana.

Lama Dio berdiam diri, sampai bibirnya mengulas senyuman kecil.

"Baiklah, memang itu yang ku inginkan."

Tbc


Marriage Hall-𝐓𝐚𝐦𝐚𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang