02

328 36 14
                                    

Flashback awal permasalahan

Jika di bandingkan dengan 2 saudara kembar yang lainnya, Sapta amatlah berbeda, tidak suka pekerjaan, menyukai dunia kebebasan, dan hal itu membuat ia terjerumus ke pergaulan bebas, minuman keras, balapan liar, bergaul dengan para preman maupun orang yang suka berbuat kriminal sampai ia di pergoki oleh sang ayah tengah menggunakan narkoba sejenis sabu-sabu di sebuah club, yang waktu itu memang sang ayah mengikuti kemana Sapta akan pergi. Dan hal itu membuat Sapta harus di antar ke sebuah asrma yang keras di china besok.

Dengan jalan sempoyongan, Sapta berjalan keluar dari club, entah sudah berapa banyak ia menghabiskan wisky sampai ia mabuk begini, bibirnya terus mengucapkan nama seseorang, seorang perempuan yang sudah mencampakkan nya karena di anggap payah dan anak mama papa. Aliasnya, Sapta di bilang bukan anak bebas.

Singkat cerita, Sapta memasuki mobilnya, dalam keadaan mabuk ia menyetir, untung saja jalanan sudah sepi, jadi tidak ada yang celaka. Tapi terap saja menyetir salam keadaan mabuk adalah perbuatan yang tidak benar.

Hyuni yang terpaksa harus pulang malam karena tugas kuliahnya harus duduk di terminal, berharap masih ada taxi atau bus yang masih akan lewat walau jam sudah menunjukkan pukul 23:30. Memang terlalu malam untuk anak kuliahan pulang, tapi karena ia tidak sengaja ketiduran di kampus membuat ia harus pulang jam segini, untung sajabia memakai celana, jadi itu bis membantunya untuk memanjat gerbang kampus.

Entah apa yang ada di pikiran Sapta, ia membanting stirnya kearah Hyuni saat melihat wanita itu sedang sendirian, hampir jatuh saat ia akan turun dari mobilnya, tapi ia tidak putus asa, walau terasa pusing dan sempoyongan ia tetap berusaha membuat langkah nya lebih besar.

Melihat seorang yang dalam pengaruh alkohol. Hyuni merasa takut dan mulai menggeser duduknya. Dalam hati ia berdo'a agar pria mabuk itu tidak berbuat hal buruk padanya, tapi sepertinya do'a itu tidak terkabul untuk Hyuni. Keberuntungan nampaknya tak berpihak padanya saat ini. Terbukti saat Sapta memegang kuat tangan wanita itu.

"Airin..." Gumam Sapta dalam keadaan mabuk. Seperti nya ia salah lihat, karena dalam pengaruh alkohol.

"Ah maaf tuan, aku bukan Airin" Hyuni berusaha melepas pegangan Sapta, rasanya ia sangat khawatir, jalanan sangat sepi, bahkan mobil tidak ada satupun yang lewat.

"Airin, mari pergi dengan ku dan kita hidup bebas" seakan tuli, Sapta terus meracau dan mencoba untuk menarik Hyuni dengan kasar. Dalam hati Hyuni terus melafalkan do'a untuk keselamatan dirinya, ia masih terus berusaha untuk melepaskan genggaman pria itu, bahkan pergelangan nya terasa sakit karena pegangan tangan itu terlalu kuat.

"Tuan, tolong lepaskan, atau aku akan melaporkan mu kepada polisi!" Gertak Hyuni panik, percuma. Menggertak orang mabuk sama saja ia menggertak orang gila yang sudah kehilangan akalnya.

Merasa putus asa, Hyuni menarik nafasnya dalam, tanpa pikir panjang ia langsung memukul pria itu kuat sampai ia terpental ke aspal yang terasa dingin itu.

"Maafkan aku tuan" ucap Hyuni sebelum ia ingin melarikan diri.

"Mau kemana kau.." gumam Sapta yang melihat itu, dengan kepalanya yang terasa pusing, Sapta tentu mengejar Hyuni yang melarikan diri, ia berlari dengan sempoyongan, bahkan beberapa kali hampir terjatuh.

Di sebuah gang yang sempit, Hyuni menyembunyikan diri, berharap seseorang lewat atau ada polisi yang patroli dan bisa menolong Hyuni, tapi nampaknya harapan itu punah saat Sapta kini tengah berdiri di hadapan.

Marriage Hall-𝐓𝐚𝐦𝐚𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang