07

186 32 19
                                    

Perkataan Dio tempo hari tentu membuat Hyuni merasa bersalah, tentu ini semua karena dirinya, andai saja hal buruk itu tidak terjadi, pasti Dio sudah bahagia bersama kekasihnya saat ini. Hyuni benar-benar merasa menjadi benalu dalam hubungan Dio dan Mara. Setidaknya Hyuni sangat berterimakasih Mara boleh 'meminjamkan' kekasihnya untuk menutupi aib yang terjadi pada dirinya.

Aib ya? Hyuni menunduk menatap perutnya yang di dalamnya terdapat satu nyawa, tangannya mengelus lembut perutnya yang sudah mengandung yang saat ini sudah menginjak usia 3 bulan. Tidak, ia tidak aib. Ini adalah berkah yang di kirimkan oleh masa kuasa oleh tuhan walaupun dengan cara yang menyakitkan, tapi Hyuni yakin. Tuhan pasti merencanakan hal indah di balik peristiwa menyakitkan ini.

"Nak, apa yang harus bunda perbuat?" Tanya Hyuni pada janin yang ada pada kandungannya, ia lalu terkekeh kecil.

"Tidak, bunda baik-baik saja. Seharusnya kau tumbuh dengan nyaman. Bunda tidak ingin kau tertekan." Ucap Hyuni lagi sebelum ia melihat kearah luar, sudah lama ia tidak bermain atau sekedar mencari udara segar. Tapi bagaimana jika teman-temannya melihat dirinya? Bahkan Hyuni sudah memutuskan kontak dengan mereka. Hyuni belum siap untuk menjawab pertanyaan mereka nanti.

"Tapi sekedar di sekitaran rumah tidak masalahkan?"


------

"Mau kemana kau?"

Hyuni yang baru saja ingin membuka pintu gerbang rumah yang saat ini menjada tempat tinggalnya menoleh kearah suara,  terlihat Dio dengan wajah dingin nya berjalan mendekati nya.

"A-aku ingin jalan-jalan keluar." Jawab Hyuni takut, ia sebenarnya merasa canggung dengan Dio setelah pertengkaran mereka, mereka sudah tidak pernah saling tegur sapa. Benar-benar seperti orang asing.

"Oh.." Hanya itu respon dari Dio yang Hyuni dapat, Hyuni menghela nafasnya pelan, memang apa yang Hyuni harapkan dari pria kejam yang kini berdiri di hadapannya ini? Berharap ia akan mengajak dirinya keluar bersama? Haha, rasanya tidak mungkin..

"Aku bosan, aku ikut."

Tunggu apa? Hyuni yang masih terpana kini melongo menatap Dio. Ia tidak salah dengar kan?

"Tidak perlu geer, aku hanya ingin menemani keponakan ku."

Oh, iya itu maksudnya, bukan demi dirinya, melainkan keponakan Dio yang masih ada di dalam kandungannya.

"A-ah begitu, baiklah, ayo."

------

Hening, itulah suasana di dalam mobil Dio saat ini, 2 bulan pernikahan mereka berjalan, dan inilah pertama kalinya Hyuni menaiki  mobil pribadi Dio. Terlebih lagi Dio sendiri yang menyetir.

Rasanya nyaman.. Heyy? Apa? Tunggu dulu, ingat Hyuni kau jangan merasa di atas awang-awang saat ini, karena kapanpun pria ini siap menjatuhkan mu di mana saja. Karena Dio hanya mencintai Mara.

"Bagaimana dengan Mara? Kau menemukan keberadaannya?" Tanya Hyuni pada akhirnya, ia benar-benar merasa bersalah saat ini. Ia merasa menjadi seorang iblis di neraka yang telah di buat oleh 'pria' itu. Kalian tau kan apa maksudnya? Hyuni tidak mau menyebut namanya lagi.

Dio menyunggingkan senyum tipisnya, Hyuni sempat terkesima di buat olehnya.

"Nihil" Jawab Dio dengan nada sedih dan putus asa. Dia sudah berusaha mencari ke sana kemari, tapi hasilnya tetap sama, Nihil. Bahkan Dio sempat ingin menyerah saja. Tapi tidak bisa, janji dan cintanya pada Mara amatlah kuat, hal itu membuat Dio sangat merasa kehilangan dan tidak ingin menyerah, jika tuhan tidak menakdirkan Mara bersamanya, setidaknya Dio ingin tau keadaan dan kehidupan Mara saat ini, bahagia atau tidak?

"Aku minta maaf.."

"Untuk?"

"Hubungan mu dan Mara.."

"Hemm.. "

Hemm? Hanya itu? Bukan itu jawaban yang Hyuni mau! Rasanya Hyuni saat ini ingin saja menjambak pria dingin itu, tapi akhirnya Hyuni memilih bungkam dan melihat kearah luar.

Bukankah ini sudah sangat jauh dari kawasan rumah? Kemana Dio akan membawanya?

Tapi kemudian memasuki kawasan yang di kenal oleh Hyuni lalu memarkirkan mobilnya di sana.

"Taman kota?"

"Mau bagaimanapun Sapta adik ku, aku tidak mungkin membiarkan anak nya menderita. Sudah ayo turun."

Dan lagi-lagi Hyuni merasa aneh, hal pertama rasa nyeri di hatinya saat Dio mengatakan semua perlakuan itu untuk keponakannya, dan hal kedua, apa yang membuat sikap Dio menjadi sosok yang peduli seperti ini? Apa Dio sedang mengalami amnesia? Apa Dio lupa dengan perilaku kasarnya tempo hari?

Apapun itu, Hyuni setidaknya merasa bersyukur karena setidaknya, Dio mau berperilaku baik pada janinnya.

Itu saja sudah membuat Hyuni merasa senang.

Flashback setelah pertengkaran Hyuni dan Dio di hadapan Reygan


"Merindukan masa kebersamaan kita?"

Dio yang saat itu tengah menatap foto ia bersama kedua saudara kembarnya menoleh kearah Reygan yang baru saja mendaratkan bokongnya di sisi Dio. Pria itu mengambil alih selembar foto yang di pegang oleh Dio.

"Atau memikirkan Mara?" Tanya Reygan sambil membolak-balik foto itu.

"Kau masuk tanpa izin." Bukannya menjawab pertanyaan Reygan, Dio malah menggerutu dan mengambil foto Mara yang ada di tangan Reygan, ia menaruh foto itu di tas kerjanya. Hal itu membuat Reygan tertawa kecil di buatnya.

"Kisah cinta mu sulit kak."

"Aku tau."

"Tapi kenapa tidak kau permudah saja?"

Mendengar perkataan Reygan membuat Dio menjadi bingung, apa maksud si bungsu?

Sadar dengan tatapan sang kakak, Reygan menghela nafasnya berat.

"Kau tidak di restui bersama Mara, lalu Hyuni datang dalam keadaan hamil dan kau menikahinya, apa kau tidak mengerti? Maksudku, kenapa tidak bersama istrimu saja yang jelas-jelas mendapat lampu hijau dari ayah." Jelas Reygan singkat, semoga sang kakak faham dengan apa yang ia maksud. Kalau sudah ada yang mudah, kenapa harus yang sulit? Begitulah inti dari perkataan Reygan.

Dio menghela nafasnya

"Aku menikah karena terpaksa, aku memiliki seorang kekasih, dan harus menikahi orang yang tengah hamil, dan yang di kandung itu bukan anak ku. Aku tidak bisa Rey. Aku terlalu mencintai Mara, jika aku memilih Hyuni, apa kau menjamin Mara akan bahagia? Hidup nya sudah terlalu lama menderita. Kau tau itu.."

Reygan terdiam, benar apa yang di katakan oleh Dio. Kenapa alam seakan menghukum Hyuni dan Mara saat ini? Apa salah dari kedua perempuan baik itu sehingga mendapatkan hukuman seberat ini?

"Tapi kak, jangan membuat kakak Hyuni stress. Anak yang ia kandung itu, adalah anak dari saudara brengsek kita."

Ya Reygan benar, setidaknya Dio harus memberikan perhatian pada kandungan Hyuni. Toh apa salahnya bukan? Semarah apapun Dio pada Sapta, anak yang di kandungan Hyuni juga menjadi korban dari ayahnya.

Dio ingin menghajar Sapta jadinya...

Flashback off

Tbc

Marriage Hall-𝐓𝐚𝐦𝐚𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang