Keadaan Sapta kini sudah berhasil melewati masa kritis nya pasca selesai operasi untuk mengeluarkan peluru, utung saja peluru itu tidak mengenai jantung atau pun paru-paru Sapta.
Sedangkan ibu nya kini sedang masa pemulihan karena ternyata selama ini ibu nya di sekap tanpa di beri makan oleh Yoga, untung saja sang ibu cepat sadar walaupun kondisi nya masih lemah karena harus melewati masa penyembuhan. Saat sadar sang ibu langsung memecahkan tangis nya karena tidak sadar dengan kelakuan iblis Yoga selama ini.
Lalu kemana Yoga? Yoga sama dengan Sapta, belum melewati masa kritis nya. Hanya saja Yoga di rawat dengan dengan penjagaan ketat dari kepolisian, ia di tangkap atas tindakan penyekapan, kdrt dan penggelapan dana perusahaan.
"Makan dulu.." Dio memberikan bekal yang ia buat tadi pada Hyuni. Istri nya itu tidak henti-henti nya menyalahkan diri nya sendiri atas yang telah Sapta dapat, karena itulah Hyuni tidak mau henti-henti nya merawat Sapta, terkadang Dio juga khawatir atas kondisi Hyuni dan juga kandungan nya itu.
Dio menghela nafas nya saat Hyuni menggeleng menolak makanan yang ingin ia suap kan.
"Sayang, kamu harus makan." Ujar Dio yang masih mencoba membujuk Hyuni.
"Aku.. Aku udah bikin orang lain celaka.." Ujar Hyuni dengan suara yang bergetar, Dio tau Hyuni sangat merasa bersalah karena Sapta begini untuk menyelamatkan Hyuni dan anak yang di kandung Hyuni. Terlebih Sapta menerima tembakan itu tepat berada di depan mata Hyuni sendiri.
Tapi Dio tidak akan membiarkan Hyuni tenggelam pada rasa bersalah nya.
"Kamu juga harus mikirin kesehatan kamu, nanti kalau kamu sakit bagaimana kita harus merawat Sapta? Bayi kita juga ingin ibu nya sehat.." Pujuk Dio sambil mengusap lembut perut Hyuni yang mulai membuncit itu.
Wajah Hyuni terasa memanas saat Dio memberikan kecupan pada perut nya, ia berani bersumpah bahwa sekarang wajah nya sudah merah seperti udang rebus.
"Sekarang makan ya?" Tanya Dio yang akhirnya dalam keadaan malu-malu Hyuni mengangguk kan kepala nya. Dio mengusap kepala Hyuni sebelum ia menyuapkan nasi dengan sayur itu pada Hyuni.
Dan bersamaan dengan itu jari Sapta sempat bergerak beberapa kali mendakan bahwa ia kini sudah sadar. Melihat itu Dio langsung memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Sapta.
------
Handoko, pria yang selama ini mengamati keluarga Yoga. Ia memang di suruh oleh Tuan Arga, kakek dari tiga gembar itu. Ia sendiri juga bingung kenapa Arga memberikan 70% saham itu pada Sapta yang di kenal pembuat masalah. Tapi setelah mengikuti nya beberapa tahun ini, ia tau bahwa Sapta berbeda dari kedua saudara nya. Bahkan masih dapat ia ingat bagaimana Sapta bisa membuat Jhon si mafia besar yang selalu ingin menguasai beberapa pengusaha di dunia ini, ia kalah dalam adu fisik dan adu komitmen dengan Sapta.
Serta tidak ada yang tau, bahwa Sapta lah yang telah mendirikan perusahaan amal yang kini sudah menjadi perusahaan amal tebesar di China.
'Sampah bisa menjadi lebih berharga jika di kelola dengan baik.' itulah kata-kata yang pas untuk menggambar kan seorang Sapta Wiratama Shantono.
"Tuan, tuan muda Sapta sudah bangun dari koma nya." Ujar Handoko pada seorang pria tua yang sudah menggunakan tongkat walaupun tubuh nya masih tegap dengan kepala dan jenggot yang sudah memutih oleh uban, pria tua itu adalah Arga Wiratama Shantono kakek dari 3 saudara kembar Shantono.
"Kalau begitu aku akan langsung memberikan saham itu pada Sapta." Ujar Arga lalu berdiri.
"Hubungi Zahra, aku akan membawa nya menemui cucu ku.."
Handoko langsung membungkuk memberi hormat pada Arga, pria tua itu langsung berdiri untuk melakukan persiapan ia juga ingin menemui sang anak yang kini sudah menghadapi kekalahan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Hall-𝐓𝐚𝐦𝐚𝐭
FanfictionKehidupan Hyuni yang bahagia berubah menjadi menyakitkan saat ia tidak sengaja bertemu dengan Sapta yang malam itu dalam keadaan mabuk. Dan itu berlanjut ketika ia tahu ia positif hamil, sedangkan si pelaku entah hilang kemana. Dengan terpaksa, Dio...