13

169 28 22
                                    

"Jadi kau sudah mendaftar untuk perceraian?"

Banyu menatap atasan sekaligus temannya itu tidak percaya, setelah mendengar cerita dari Dio membuat ia menggelengkan kepala. Kenapa Dio mau saja melepas Hyuni dan menuruti kemauan Sapta?

Dio yang sedang memeriksa beberapa berkas hanya menganggukan kepala sebagai tanda jawaban.

"Ck bodoh, istri mu cantik. Apa lagi yang kurang?" Tanya Banyu kesal, di saat orang susah payah mencari jodoh, seperti dirinya. Dio malah di carikan dengan mudah, huh memang dunia tidak adil.

"Kurang nyaman." Jawab Dio sekenanya sambil membolak-balik berkas-berkas yang dia periksa.

"Ya, kau masih berhubungan dengan Mara kan? Huh kemana dia saja kita tidak tau, bagaimana jika ia bersama pria lain?" Banyu bertanya dengan nada yang menggebu-gebu, terlihat amarah ada dirinya. Tapi kemudian ia down saat mendapat tatapan tajam milik Dio. Itu benar-benar menakutkan, bahkan rasanya jika Banyu di suruh memilih menukar neneknya dengan permen atau di amuk oleh Dio, Banyu lebih memilih neneknya di tukar dengan permen.

"Ok, baiklah kita jangan bahas Mara dulu." Banyu menegakkan tubuhnya, ia mencondongkan tubuhnya kedepan kearah Dio.

"Tapi kau sudah menyentuh Hyuni kan?" Tanya Banyu sambil berbisik.

Mendengar pertanyaan gila dari Banyu, sontak Dio membeku. Menyentuhnya? Bahkan berfikir untum itupun Dio tidak pernah. Jadi jangan harap Dio mau menyentuhnya! Itu menjijikan, catat itu baik-baik. Dio tidak akan menyentuhnya, jika di chapter kedepannya ada bagian Dio menyentuh Hyuni. Kalian boleh memarahi Dio, Dio yakin tidak akan pernah dan tidak akan mau menyentuh Hyuni.

Dio hanya menggelengkan kepalanya sebelum ia melanjutkan pekerjaannya.

"Pfttt... Huahahaha..."

Hal itu membuat Banyu menyemburkan tawanya, ia tertawa keras sambil memukul-mukul meja Dio, sontak Dio menatapnya datar.

"Kau ini kenapa?" Tanya Dio yang merasa temannya sudah seperti orang kesurupan, memangnya ada yang lucu?

"Hey Dio, apa kau impoten?" Tanya Banyu di sela sisa tawanya.

Dio menatapnya tanpa ekspresi.

"Huh, maksudku Hyuni itu cukup menggoda, tapi kenapa kau bisa tahan satu kamar tanpa menyentuhnya?"

Dio diam, benar juga. Kenapa Dio bisa tahan? Dio mengingat-ngingat, bahkan saat Hyuni dalam posisi tidur dengan baju yang terangkat tidak ada reaksi biologis yang terjadi pada dirinya. Apa adik Dio memang tidak bisa bangun? Huh itu tidak benar!

"Tidak semua orang berfikiran mesum sepertimu." Jawab Dio santai kemudian kembali pada pekerjaannya , Banyu menganggukan kepalanya, lalu dia berdehm dan kembali memasang wajah serius, ia kembali mencondongkan tubuhnya kearah Dio dan membisikan sesuatu.

"Bagaimana kau 'cicipi' dulu tubuhnya sebelum berpisah?"

"Banyu gila!"

---------

Hubungan percintaan itu sangatlah rumit, ada yang saling memiliki tapi terjadi kesakitan dalam hubungan cinta, ada yang tidak saling memiliki tetapi saling bahagia. Tapi ada juga yang sangat memiliki dengan rasa cinta yang terlampau sehingga menjadi sebuah obsesi yang membuat akal sehat hilang. Ingin memiliki dengan cara apapun.

Ya begitulah keadaan tuan Yoga, ia memberikan beasiswa diam-diam pada Mara karena ia sudah memendam perasaan pada gadis itu, tapi siapa sangka? Dio malah membawa sang pujaan hati ke rumah dan mengenalkannya sebagai kekasih.  Kesal? Iya sangat kesal, hal itu membuat Yoga tidak merestui hubungan Dio dan Mara, baginya hanya ia yang bisa memiliki Mara, sekalipun ia harus bersaing dengan cara kotor melawan anaknya sendiri.

Dan yang Yoga lakukan adalah, memanfaatkan situasi yang ada, Hyuni datang dalam keadaan yang hamil dan mengaku di perkosa oleh Sapta, Yoga tidak peduli itu benar atau tidak ia sudah berfikir untuk menikahkan Dio dan Hyuni.

Dan dia harus membuat Sapta musnah.

Tapi alam sepertinya berpihak pada Yoga, Sapta yang kabur entah kemana serta tidak bisa di hubungi. Hal itu seakan mendukung niat Yoga, jadilah Yoga memaksa Dio yang bertanggung jawab agar Dio jauh dari Mara.

Dan dengan itu, Yoga bisa dengan mudah mendekati Mara. Tapi seminggu setelah pernikahan Dio dan Hyuni, Yoga mendapat kabar bahwa Sapta sedang berada di jepang dan berniat untuk kembali ke indonesia. Tapi dengan uang semuanya menjadi mudah, dengan uang para pihak bandara melarang Sapta untuk kembali.

Yoga sudah melakukan hal itu, tapi kenapa Sapta masih bisa kembali? Hal itu menjadi sebuah teka-teki yang belum terjawab oleh Yoga.

Tut... Tut.. Tut..

"Hallo paman?"

Sebuah panggilan tersambung, Yoga tersenyum dengan puas, jika rencana awal tidak berhasil. Ia bisa menggunakan rencana lain.

"Sofie, apa kabar mu?" Yoga bertanya dengan kelembutan dan perhatian yang di buat-buat. Hal itu membuat Sofie bosan dan muak.

"Apa yang kau inginkan si tua licik?"

Mendengar pertanyaan dari Sofie membuat Yoga terkekeh dengan kepala yang mengangguk.

"Baiklah, aku akan langsung saja. Ayah mu akan ku promosikan naik jabatan di Seo'grup atau aku buat dia tidak mempunyai pekerjaan?"

"Kau benar-benar licik paman, apa yang harus ku lakukan?"

Sudah di tebak oleh Yoga bukan? Dengan kekuasaan dan juga uang semuanya akan jadi mudah, membuta saudara-suaranya jatuh demi saham yang cukup besar benar- benar sangat menguntungkan.

"Paman ingin kau kembali ke indonesia dan buat Sapta menjadi mencintai mu, sudah begitu terserah kau ingin pergi atau tidak."

Dengan Sapta yang jatuh cinta pada Sofie, maka Hyuni akan tetap bersama Dio.

"Huh dulu kau tidak merestui ku bersama kak Dio, sekarang kau ingin aku bersama Sapta?"

Dulu memang Sofie sangat menyukai Dio, tapi karena ia anak angkat dari kakak kandung tuan Yoga. Hal itu tentu tidak di restui oleh Yoga, dan karena hal itulah Yoga mengirim keluarga kakaknya ke korea selatan

"Sofie, hanya ada dua pilihan. Ingin hidup enak dengan ayahmu menjadi direktur pemasaran di seo'group atau membiarkan ayah mu menjadi pengangguran?"

Terdengar helaan nafas dari Sofie. Kenapa pamannya ini menjadi orang yang sangat kejam?

"Baiklah, kapan aku harus kembali?"


Tbc.

Marriage Hall-𝐓𝐚𝐦𝐚𝐭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang