#7 memori

506 87 1
                                    

tidak ada yang kusukai lagi didunia ini semenjak kau pergi.

-Charlie


*****

"Alesya, werewolf itu tidak ada yang baik".

Aku terkejut dan terdiam beberapa saat. Aku berusaha mencerna kalimat Aksa dengan baik. Werewolf itu manusia serigala kan?.

"Ya, Liv sedikit tampan seperti werewolf." Aku menghela napas.

"Aku bahkan lebih tampan darinya".

"tapi kau tidak punya rambut pirang keren seperti Liv." Aku tersenyum, ucapanku pasti membuatnya bergeming. Benar, rambut pirang memang yang terbaik. Tentu saja aku mengatakannya karena rambutku sendiri seperti itu.

"Putih mendekati pirang kan? kalau begitu, kau harus hidup lama bersamaku untuk melihat rambutku memutih." Kalimat Aksa sukses membuatku terkejut. Menua bersama Aksa? tunggu, aku tidak boleh terbawa suasana. Orang ini hanya mempermainkanku.

"Jangan berkata begitu. Kita kan tidak sedang menjalin hubungan istimewa." Setelah mendengar ucapanku, Aksa terdiam cukup lama. Aku sedikit tersenyum puas, kali ini aku yang menguncimu.

Kami kembali berjalan dibawah payung dalam keheningan. Sesekali aku mencoba melihat wajah Aksa, pandangannya kosong. Aku benar-benar tidak merasa bersalah. Aku bukanlah gadis yang bisa kau permainkan seperti itu.

Aksa tiba-tiba menggandeng tanganku, membawaku berteduh didepan sebuah gerai yang sudah tutup. Ia menutup payungnya. Menyadari kebingungan diwajahku, Aksa memandang wajahku, kali ini matanya terlihat lelah.

"Dulu ada sebuah kisah, tentang raja vampir mengenaskan yang menculik seorang gadis manusia. Vampir itu memaksa sang gadis untuk menikah dengannya. Awalnya sang vampir hanya memanfaatkannya, tapi dalam waktu singkat dia menyadari bahwa dia benar-benar jatuh cinta." Tiba-tiba Aksa bercerita padaku. Aku yang awalnya ingin tertawa karena cerita halusinasinya mendadak terdiam karena raut wajah Aksa menunjukkan kesedihan. "Vampir itu menjanjikan banyak hal pada sang gadis, namun dia selalu mengingkarinya. Vampir itu bahkan menikah lagi sebanyak 3x".

"Bukankah Vampir itu mencintai sang gadis?" tanyaku antusias.

"Sangat, tapi dia menikah lagi karena suatu keharusan." Kali ini Aksa menunjukkan wajah menyesal.

"Jahat sekali, lalu gadis itu pergi meninggalkannya kan?"

"Tidak, gadis itu memaafkannya. Bahkan setelahnya, vampir itu mengusir sang gadis dari kerajaan, hampir membunuhnya, merendahkannya, namun gadis itu lagi-lagi memaafkannya".

"Ah, bodoh sekali. Wanita yang mengenaskan, dia sangat lemah." Aku memutar bola mataku. Cerita yang membosankan, gadis yang bodoh dan vampir yang gila. Bagaimana bisa seseorang jatuh cinta sampai seidiot itu. "Biar ku tebak, gadis itu pasti matikan? Dia idiot jadi wajar baginya untuk mati".

"Jaga ucapanmu." Aksa mendadak menatapku. Atmosfer disekitarnya kembali menakutkan. "Bagaimana jika aku bilang bahwa vampir itu adalah aku?"

"K-kau?" ucapku terbata-bata. Entah mengapa badanku seakan membeku, aku tak punya kendali terhadap badanku sendiri. Aku ingin sekali mencairkan suasana dengan tertawa dan menganggap semua ini adalah lelucon, tapi raut wajah Aksa benar-benar menakutkan.

"Tidak percaya?" Aksa berjalan mendekatiku. memegang tangan kananku kemudian memejamkan matanya. Dia membuatku semakin merinding.

Entah mengapa pandanganku mendadak kabur. Aku mencoba memejamkan mata untuk memfokuskan pandanganku, tapi aku malah melihat seorang gadis yang tengah memakai gaun mewah, dia berjalan menuju altar pernikahan. Entah mengapa aku melihat aura kesedihan darinya padahal pengantinkan harusnya bahagia. Tunggu, setelah ku amati dengan baik, wajahnya tampak familiar. Gadis itu adalah aku? Bagaimana bisa wajahnya semirip ini denganku?

Setelah aku melihat sekeliling, aku baru sadar semua orang yang hadir disini memiliki taring panjang. Bahkan sang pengantin laki-laki menggingit leher pengantin wanita. Dunia macam apa ini? Aku segera berlari menjauh dan mendadak berada disebuah kamar yang lebih luas dari ruang kelasku.

Aku kembali melihat gadis itu. Kali ini bajunya terlihat lusuh, dia menangis melihat seorang gadis lain yang dipanggil Evelyn. Aku mendengar percakapan mereka. Evelyn adalah istri kedua sang Raja.

Aku semakin bingung, gadis itu mendadak menumbuhkan sayap dari punggungnya, ia berteriak. Evelyn menghilang dan terganti oleh sang raja. Raja dengan mata merah menyala itu mendekap sang gadis. Kemudian, semuanya kembali berputar, aku menjadi pusing. Ingatan gadis itu seakan memaksa masuk ke dalam kepalaku. Semua ingatannya, perasaannya, dan semua orang disekitarnya.

Aku mengingatnya.

*****



I'm a MIXED BLOOD : The Return Of The QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang