#12 Yakin

416 78 1
                                    

Kamu bukan tidak percaya cinta.
Kamu hanya belum bisa menemukan orang yang mencintaimu.



*****
Rasa takut Alesya pada Aksa semakin hari semakin menipis. Meski dia tetap tidak mempercayai kisah reinkarnasi itu, gadis ini mencoba kembali bersikap normal kepada Aksa. Terutama setelah beberapa hari lalu Aksa menolong Alesya saat hampir dirampok. Walau Aksa selalu bersikap baik pada Alesya, tapi bagi Alesya vampir tetaplah vampir. Ia sangat takut jika suatu hari laki-laki itu mengisap habis darahnya.

Alesya merasa keheranan. Ia bingung pada dirinya sendiri. Meski tahu bahwa laki-laki itu bukan manusia, namun perasaannya tidak dapat hilang.

"Memikirkan laki-laki itu ya? " Liv mengulurkan sebungkus roti kepada Alesya yang tengah melamun.

Alesya menggelengkan kepalanya, ia menolak roti yang diberikan Liv.

Saat ini Alesya sedang duduk di ruang UKS. Ia cidera saat pelajaran olah raga. Sialnya, Liv adalah satu-satunya orang yang ada di ruang UKS itu bersamanya.

Liv tersenyum miring. Ia pun memakan roti yang tadi ia ulurkan pada Alesya.

"Apa bagusnya laki-laki itu? " ucap Liv sambil terus mengunyah. "Asal kau tahu, Ale. Aku ini lebih baik darinya" lanjut Liv.

Alesya memutar bola matanya malas. Ia lelah meladeni laki-laki yang tengah duduk di hadapannya ini.

"Kau sudah tau tentang dia, kan?"

Alesya menyipitkan kedua matanya. Ia bertanya-tanya soal topik yang tengah dibahas oleh Liv.

"Ingin tahu sesuatu tentangku juga? "

Dengan perlahan Liv bangkit dari duduknya. Ia berjalan ke arah Alesya. Laki-laki dengan rambut pirang itu mendekatkan wajahnya pada wajah Alesya. Membuat jantung gadis itu berdegup kencang tak beraturan. Liv tersenyum kemudian berbisik di telinganya.

"Werewolf itu lebih keren dari vampir, kan? "

Setelah mendengar bisikan Liv, Alesya langsung teringat ucapan Aksa 'Werewolf itu tidak ada yang baik'. Ia pun langsung diam mematung. Ia mengerti maksud dari ucapan Liv. Liv adalah werewolf. Ingin rasanya ia tidak mempercayai hal itu, namun setelah semua kejadian aneh ini, ia mau tidak mau harus percaya.

"Wah, kau lebih pintar dari dugaanku"

Liv tersenyum kecil kemudian mengambil beberapa langkah mundur. Menjauhkan diri dari Alesya yang terlihat syok. Ia kembali melahap rotinya. Memasang ekspresi seakan tidak terjadi sesuatu sebelumnya.

"Tidak perlu takut. Werewolf tidak memangsa manusia. Kau bisa percaya padaku. Lagi, aku akan menghilangkan mimpi buruk itu."

Alesya memandang Liv dengan rasa takut. Gadis ini kebingungan, tidak tahu harus percaya kepada siapa.

Sesaat kemudian, Liv kembali mendekatkan dirinya kepada Alesya. Laki-laki berambut pirang itu meletakkan tangan kirinya tepat di atas kepala Alesya. Pada saat itu pula Alesya merasa badannya menjadi lebih ringan. Seakan-akan masalahnya lenyap saat tangan Liv menyentuh pucuk kepalanya.

Alesya berdecak kagum. Ia tidak ingat kapan terakhir kali badannya menjadi seringan ini. Detik itu pula, gadis ini meyakinkan dirinya untuk mempercayai Liv.

*****
Sepasang mata biru ruby tengah menatap gelapnya langit malam. Pemilik ruby itu tanpa sadar tersenyum kecil. Ia terpesona memandang ribuan bintang yang sedang menghiasi langit malam bagai permata.

Ia menghela napas lega. Walau rasa takut dihatinya masih tersisa, namun ia senang karena seseorang ada dipihaknya kali ini.

"Tapi, bagaimana jika dia benar dibunuh... "

Raut wajah Alesya langsung berubah khawatir. Ia mengingat ucapan Liv soal Aksa. Aksa, laki-laki itu datang untuk mencari reinkarnasi dari Kiara. Dia sudah mengumumkan kepada semua orang di dunia immortal bahwa Kiara akan kembali.

Dari cerita Liv, Alesya tahu bahwa semua tindakan Aksa bukan tanpa alasan. Ia benar-benar ingin dirinya pergi ke tempat itu untuk menyatukan klan di sana. Hal yang paling membuat Alesya khawatir adalah kalimat terakhir Liv. Laki-laki itu berkata jika Aksa tidak berhasil membawa reinkarnasi Kiara, ia akan di anggap sebagai penipu yang mengaku sebagai reinkarnasi Charlie dan ia akan mendapat hukuman mati.

Mata Alesya memanas. Dadanya pun terasa sesak. Ia ingin membantu Aksa, namun dia tidak yakin pada dirinya sendiri. Dari yang ia ingat, Kiara adalah wanita yang lemah lembut, ia akan tetap diam meski kesakitan dan ia sangat peduli terhadap sekitarnya. Wanita itu berkebalikan dengan dirinya. Itulah alasan utama dari Alesya. Ia sangat yakin bahwa dirinya bukan Kiara. Ia hanya gadis biasa yang memiliki wajah dan mata biru ruby seperti dirinya.

"Meski begitu, aku tidak ingin kau mati... "

Alesya bangkit dari duduknya. Ia menutup rapat-rapat jendela kamarnya. Menyudahi aktivitas yang sangat ia sukai. Melihat bintang.

"Meski aku tahu bahwa aku bukan reinkarnasi dari Kiara. Aku akan menyelamatkanmu."

Gadis dengan rambut pirang itu meletakkan tangan kanannya ke dada kirinya. Ia bertekad akan membantu Aksa. Setidaknya, hanya sampai reinkarnasi Kiara yang asli muncul.

*****

I'm a MIXED BLOOD : The Return Of The QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang