#16 Aku Kiara

392 68 4
                                    

Selamat membaca~
.
.
.

"Sebenarnya, apa tujuanmu melakukan itu?" tanya Aksa sambil melemparkan tatapan tajam pada pria yang sedang berdiri di bahadapannya.

"Tujuan apa? Aku tidak punya tujuan khusus, kecuali jika berusaha membuat Alesya jatuh cinta padaku disebut tujuan" jawab Liv enteng. Pria pirang ini bahkan terkekeh di akhir kalimatnya. Membuat lawan bicaranya semakin emosi karenanya. "Yah, itu bukan tujuan, itu cinta" lanjutnya.

"Jangan bermimpi. Aku diam hanya karena kita masih ada di tempat terkutuk ini. Saat kita keluar dari sini, akan ku pastikan kau tidak bernapas lagi" bisik Aksa di telinga Liv sambil mengepalkan kedua tangannya.

Liv kembali terkekeh. Ia menganggap remeh peringantan dari Aksa. Membuat pria dengan rambut gondrong itu langsung bersiap melayangkan tinju pada wajahnya.

Bugg

Satu kepalan tinju Aksa mengenai wajah Liv. Untungnya, saat ini mereka tengah ada di belakang penginapan yang sangat sepi. Hingga hal itu tidak memicu kehebohan makhluk-makhluk yang ada di sana.

"Dia akan menjadi milikku" ucap Liv sambil tersenyum. Ia tidak menghiraukan darah yang keluar dari sudut bibirnya.

Bugg

Sekali lagi, satu tinju Aksa mengenai wajah Liv hingga membuat pria pirang itu terpental beberapa meter, namun Aksa heran. Dari tadi, orang di hadapannya ini tidak membalas pukulannya. Ia bahkan tidak berusaha menangkis pukulan darinya. Padahal Aksa tahu betul bahwa lawannya ini bukanlah werewolf biasa. Dia adalah putra dari Duke Carsten. Kekuatan dari keluarga itu tidak bisa diragukan lagi, tapi mengapa Liv tidak melawan?

"Liv?!" Alesya berteriak sambil berlari ke arah Liv yang saat ini tengah meringis kesakitan.

Alesya langsung duduk di samping Liv yang tadi terpental karena pukulan Aksa. Gadis itu memasang raut wajah khawatir sambil menyentuh darah di sudut bibir Liv.

"Ahhh" desah Liv saat tangan Alesya menyentuh tepat di lukanya.

Setelah mendengar desahan Liv yang kesakitan itu, Alesya langsung memandang penyebab terciptanya luka itu, Aksa. Sedang sosok yang dipandangnya hanya terdiam sambil membuang muka.

"Apa yang kau lakukan, Aksa?" tanya Alesya.

"Dia bilang, dia ingin merebutmu dariku, Alesya" jawab Aksa tanpa mengalihkan pandangannya.

"Itu tidak mungkin, Aksa. Kau tahu kan, Liv memang suka menggodaku seperti itu. Ia hanya main-main dengan ucapannya"

Aksa sontak langsung menatap mata Alesya. Kini ia tahu alasan mengapa werewolf itu diam dan menerima semua pukulannya. Liv pasti tahu bahwa Alesya hendak berjalan kemari. Aksa juga meyakini bahwa werewolf itu sengaja memancing emosinya. Werewolf itu memang licik.

"Dia tidak main-main dengan ucapannya, Alesya" kata Aksa berusaha meyakinkan gadisnya.

"Dia bercanda, Aksa. Kau tidak harus selalu emosi untuk hal kecil seperti ini"

Aksa menghela napas panjang. Ia tidak percaya dengan sesuatu yang baru saja ia dengar. Alesya, Alesyanya tidak memercayainya dan teperdaya oleh werewolf itu. Bahkan Aksa dapat melihat bibir Liv yang tengah mengulas senyum saat ini. Itu membuat emosinya semakin meluap-luap.

"Sudahlah, aku akan pergi untuk menjernihkan pikiran. Aku tidak ingin berdebat dengan orang yang aku cintai" ucap Aksa sambil berjalan menjauh dari sana.

"Aksa! Tunggu, Aksa!" seru Alesya, namun orang yang ia panggil itu terus melangkah tanpa mempedulikan panggilan dari Alesya.

"Aku tidak apa-apa, Ale" ucap Liv sambil sedikit meringis. Hal itu membuat Alesya spontan langsung menoleh padanya. Gadis pirang itu juga membantunya untuk berdiri. "Aku benar tidak apa-apa, kok" ucapnya saat tangan Alesya bergerak memegang pinggangnya untuk membantunya berdiri.

I'm a MIXED BLOOD : The Return Of The QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang