#10 Lepas dari Aksa(2)

447 84 4
                                    

akhir akhir ini sering terpikir olehku, terpikir tentang apa yg kita miliki dulu.

-Charlie

*****
Alesya membulatkan tekadnya, ia benar-benar datang seorang diri ke belakang sekolah, dibawah pohon tepat dimana dulu ia menunggu permintaan maaf dari Aksa, tapi kali ini suasananya berbeda. Kali ini Alesya mengetahui fakta tentang Aksa, fakta lain dibalik payung biru Aksa. Aksa bukan manusia. 

Alesya mendongakkan kepalanya, melihat ke cabang pohon besar tempat seorang lelaki tengah duduk. Alesya menatap laki-laki dengan rambut hitam pekat itu. Mata mereka bertatapan beberapa detik sampai Alesya mengalihkan pandangannya, jantungnya berdebar tak karuan. Ia memaki dirinya sendiri dalam hati, bertanya mengapa masih sempat terpesona kepada laki-laki yang membuat dirinya mendapat mimpi buruk setiap malam.

"Kau sudah percaya padaku kan, Kiara..." ucap Aksa sembari perlahan turun dari pohon besar itu. "Apa lagi yang ingin kau ketahui, tanyakan semuanya padaku."  Laki-laki dengan bahu lebar itu menatap mata Alesya, membutnya tidak bisa mengalihkan pandangan.

"Kau itu apa, kenapa kau sangat ingin aku mengakui diriku sebagai Kiara, sebesar apa kekuatanmu, dan beritahu bagaimana cara agar aku bisa lepas darimu." Alesya mengeluarkan semua pertanyaan yang sudah ia pikirkan beberapa hari ini. Dari kalimatnya, ia benar-benar tidak sabar untuk lepas dari Aksa. Padahal jauh di dalam hatinya ia masih berharap bahwa ini hanyalah permainan Aksa, ia berharap Aksa adalah manusia normal dan ia berharap Aksa juga merasakan perasaannya. Ya, gadis ini telah jatuh cinta.

"Kau banyak bertanya ya" Aksa tersenyum kecil, ia memandang lembut Alesya. "Aku sangat bersyukur kau hidup dengan baik disini. Aku tidak tahu mengapa kau dilahirkan dalam wujud manusia sedang aku kembali menjadi vampir." Aksa mendekati Alesya, tangannya mulai bergerak untuk menyentuh pucuk kepalanya namun segera ditangkis oleh Alesya.

"Jawab saja semua pertanyaanku." Alesya memendam rasa takutnya, mencoba menyembunyikannya agar tidak lagi dipermainkan oleh Aksa.

"Seperti yang aku ucapkan, aku vampir." Ucap Aksa sambil mengambil langkah mundur. Dalam beberapa detik saja, Alesya melihat perubahan pada tubuh Aksa. Alesya kesusahan menelan salivanya ketika melihat Aksa tiba-tiba memiliki taring, kuku yang memanjang dan mata yang semakin tajam. "jawaban untuk pertanyaan kedua, aku sudah bilang kau memang reinkarnasi Kiara. Kita ditakdirkan bersama. Aku tidak peduli jika kau tidak mempercayainya, selagi aku sudah menemukanmu itu artinya kau milikku".

Alesya terdiam, ia memandang ke tanah. Ia tidak tahu harus memberi reaksi apa. Ada rasa bahagia mendengar ucapan Aksa, namun tetap saja itu terdengar menyakitkan karena dikalimat itu terdapat nama Kiara. Alesya menyimpulkan satu hal, Aksa mendekatinya hanya karena mengira dirinya adalah reinkarnasi Kiara. Semua pertemuan di bawah payung itu juga karena Aksa menginginkan Kiara, bukan dirinya.

Tapi bagaimana jika dia memang reinkarnasi dari Kiara, apa semua yang dikatakan Aksa dapat Alesya percaya?

Tiba-tiba angin berhembus kencang, membawa hujan yang turun dengan derasnya. Mengguyur Alesya yang masih fokus berpikir tentang reaksi apa yang harus ia berikan pada Aksa. Alesya yang terkejut spontan memandang Aksa, lalu tanpa aba-aba apapun hujan berhenti turun.

"Sudah ku duga, kau yang mengendalikan cuacanya." Alesya menunjuk Aksa.

Aksa memetik jarinya, beberapa detik setelah itu, hujan kembali turun. Aksa tersenyum bangga, melihat Alesya yang tengah memasang wajah kesal. Aksa terus memainkan cuaca dengan jarinya, ia bertekad tidak akan berhenti sampai Alesya mengakui kemampuannya.

"Aksa, berhenti memainkan cuacanya!" Alesya menunjukkan wajah kesal karena bajunya basah terguyur hujan.

"Katakan aku keren, baru akan ku hentikan." Aksa mengacuhkan perintah Alesya, ia masih saja memetikkan jarinya. "Aku juga bisa membuat salju turun".

Alesya melotot, ia benar-benar tidak habis pikir bagaimana bisa laki-laki didepannya ini malah bersikap seperti bocah. Alesya menarik napasnya, mencoba untuk mengontrol diri agar tidak memukul kepala Aksa.

"Aku hanya bercanda, jangan terlalu tegang." ya, Aksa sengaja melakukan itu semua untuk menghilangkan kecanggungan antara mereka. "pertanyaan terakhirmu sedikit menyakitkan ya, padahal kau tidak sedang memukulku." Aksa tersenyum kecil. "Kau tidak bisa lepas dariku Kiara, kau itu kekasihku, sekuat apapun kau menjauh, aku akan menemukanmu lagi".

"Lalu apa mau mu?"

"Ikutlah denganku, ayo kita pulang. Dunia kita sedang dalam masalah, aku sangat membutuhkanmu." Aksa memegang kedua tangan Alesya, matanya terlihat menyimpan duka.

"Aku punya keluarga dan teman disini, aku tidak ingin kemana pun." Alesya melepas tangan Aksa, ia masih tidak bisa mempercayai Aksa. Sejujurnya, hati Alesya masih terselimuti rasa takut. Terutama setelah mendengar pengakuan bahwa Aksa adalah vampir. Dari yang ia tahu, makanan utama vampir adalah darah manusia. Dia terus berpikir bagaimana jika Aksa akan membunuhnya.

"Aku sangat membutuhkanmu, aku mohon..."

*****
Sebelumnya saya mohon maaf karena mengganti cerita dari sudut pandang penulis.
Karena setelah banyak pertimbangan, saya rasa ini yang terbaik:))

I'm a MIXED BLOOD : The Return Of The QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang