#6 Werewolf

576 92 10
                                    

Jangan memaksakan diri untuk membuka hati, hatimu butuh sembuh dulu.

*****

Dikoridor sekolah yang sepi, seseorang memanggil namaku dari arah belakang. "Alesya." pelan namun terdengar jelas dan hangat. belum sempat aku membalikkan badan. Sang pemilik suara itu memegang tangan kananku. "Hujan akan turun." Suara ini, hangat sekali.

"ini musim panas." aku mencoba mengumpulkan keberanianku untuk melihat wajahnya. Mata dinginnya menatapku dalam. Penuh misteri namun menenangkan.

"Kau seharusnya tidak perlu ragu pada ucapanku." dia mengalihkan pandangannya. Telinganya terlihat memerah. "Ayo".

Dia menggenggam tangan kananku sambil berjalan. Sebenernya, ini lebih terlihat seperti pemaksaan. Ku prediksi kemungkinan hujan hari ini adalah 0,001%. Dia sudah gila. Tunggu, apa dia sengaja mengarang ini untuk pulang bersamaku?. Ah, kini aku yang sudah gila.

Aksa menghentikan langkahnya tepat didepan pintu masuk sekolah. Aku melihat banyak siswa masih berada diluar. Tentu saja, itu karena bel pulang berbunyi 8 menit lalu. Aksa terdiam cukup lama, ia menunduk. Aku mencoba untuk melihat wajah Aksa, namun kedua mata Aksa tertutup rambut hitamnya.

Apa dia merasa tidak enak karena salah mengira cuaca?. Aku harus menghentikan kesunyian ini. "Hei, sepertinya hujan ti-"

"Satu... dua..." Aksa menyela ucapanku, lalu kembali menghadap depan dengan tersenyum. "tiga." mendadak hujan turun dengan sangat lebatnya. Dapat kulihat semua orang berlari berhamburan mencari tempat untuk berteduh.

"Bagaimana caramu melakukannya?" Aku mundur beberapa langkah, menjaga jarakku dari Aksa. "Apa kau dewa hujan?" Aku berusaha mengontrol pernapasanku. Badanku sedikit gemetar.

"Aku ingin berada didekatmu, jadi hujan turun." Aksa membuat raut wajah bingung. Tunggu, yang harusnya bingungkan aku. "Kau percaya takhayul dewa hujan ya..." Dia terkekeh lalu berjalan ke arahku. "Aku lebih keren dari dewa hujan. Aku akan menunjukkannya nanti". Aksa tersenyum padaku. Apa yang lebih keren dari dewa hujan? "Ayo." Entah sejak kapan Aksa memegang payung birunya. Dia melangkah sambil membuka payung lalu menarik tanganku untuk berada disampingnya.

Rasa takutku menghilang seketika saat dia menggenggam erat tanganku. Aku memang takut, tapi aku lebih merindukannya. Seperti saat itu, suasana disekitar Aksa terasa berbeda. Apa orang-orang tak akan mengenali Aksa? dia kan tidak suka jika orang-orang tahu tentang ini.

"Bukankah kau tidak ingin ada yang mengetahui tentang ini? Kenapa terang-terangan berjalan didepan mereka?".

"Payung ini menutupi wajahku, kau tidak perlu khawatir. Lagi pula aku hanya mengantarmu pulang. Kita tidak sedang menjalin hubungan istimewa".

'Deg'

Hubungan istimewa? jadi hanya aku yang memikirkan itu sendiri. Dia tidak memikirkannya.

Tanpa sadar langkahku terhenti. Hujan mulai mengguyur badanku. Aksa yang menyadarinya segera memayungiku. Wajahnya keheranan. Aku yang tidak tahu harus memasang ekspresi seperti apa justru tersenyum bodoh.

"Kau benar. Kita tidak sedang menjalin hubungan istimewa." Aku sangat sadar bahwa air mataku menetes, tapi aku yakin Aksa tidak akan mengetahuinya karena wajahku sudah tersiram air hujan.

Benar, kami hanya bertemu beberapa kali. Aku bahkan tidak tahu banyak hal tentang dia yang diluar payung kecil ini. tapi aku sudah berpikir kemana-mana. Sangat bodoh jika aku mengira bahwa selama ini kami ada hubungan istimewa. Karena Aksa yang ku tahu, hanya Aksa sang peramal cuaca.

Kami sudah berjalan cukup lama. Bajuku yang sedikit basah membuatku kedinginan. Kenapa aku kecewa ya?

"Jangan terlalu dekat dengan anak baru itu." Aksa membicarakan Liv. Pandangannya lurus kedepan, sepertinya dia tidak menyadari perubahan suasana hatiku. "Aku sudah menyuruhnya untuk menjauhimu, tapi sepertinya dia tuli".

"Kenapa kau peduli?" Orang ini bertingkah seakan kami sudah kenal sejak lama, namun mulutnya mengatakan kami tidak ada hubungan istimewa. "Lagi pula dia terlihat seperti orang yang baik." yah, walau terkadang menyebalkan sih.

"Alesya. Werewolf itu tidak ada yang baik."

*****

I'm a MIXED BLOOD : The Return Of The QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang