12

162 130 87
                                    

Perjalanan yang cukup menguras waktu itu akhirnya terhenti di sebuah penginapan yang telah di siapkan pihak sekolah . Penginapan dengan gaya Jawa kuno dengan pintu kayunya yang menjadi ciri khas tentunya . Mitha dan Bella menatap kagum dengan bangunan di depannya itu .

Guru pendamping segera memberi arahan pada siswa-siswi , mereka berdua pun masuk dengan berantri dan masuk ke kamar yang telah di bagi masing-masing .

Tim Aufa yang perempuan menjadi satu kamar dengan di tambah dua anak yang mengikuti lomba .
"Hai kau ikut lomba apa ?" Tanya Mitha pada siswa perempuan yang tengah membereskan pakaiannya .

"Oh aku , hanya ikut olimpiade matematika ," ucap siswa tersebut .
"Hanya kau bilang ? Astaga itu matematika loh ," ucap Mitha yang tak percaya ada siswa yang tenang-tenang saja saat akan ikut olimpiade matematika.

Mitha bukan tipe murid yang pandai tapi tak juga bodoh , ya sedang saja lah kata Mitha .
"Wahhh good luck ya ." Ucap Mitha dengan memberikan dua jempolnya .

"Oh ya Mitha Bella Keysa sama Tami kalau sudah selesai membereskan pakaian kalian , segera ke aku ya , aku ada di depan ." Ucap Aufa .

Mitha dan Bella pun membereskan pakaiannya dengan cepat karna hanya mereka yang belum selesai . Tim Aufa telah berkumpul di teras penginapan , mereka membahas bahan yang akan mereka kerjakan besok selama perlombaan . Bahan pertanyaan yang mereka telah siapkan untuk menyusun menjadi mahalan sekolah. 

"Jadi ada yang ingin kalian tanyakan ?" Tanya Aufa
" Tidak kak ."

"Oke , oh iya kalian ga boleh keluar tanpa ijin terlebih dahulu ya ,"

⚫⚫⚫

Kegaduhan terjadi di kamar yang Bella dan mitha tinggal , terlebih Mitha yang bersiap-siap memakai seragamnya dengan mengoceh dengan segala kata yang keluar dari mulutnya .

Di dalam kamar ini terdapat 6 siswa yang menempati tapi tak satupun siswa dari ke empat itu membangunkan Bella dan Mitha . Hingga membuat mereka berdua harus bangun telat dan mandi terakhir , sarapan pun mereka hanya sempat meminum segelas air putih . Mereka berdua benar-benar di buat kalang kabut karna bangun terakhir.

Mitha menaiki bus dengan di susul Bella tapi Bella di hentikan oleh seseorang di belakangnya hingga membuat kakinya tak jadi untuk naik ke dalam bus .

"Nih roti , aku tau kamu belum sarapan kan tadi ," ucap Rendi dengan seragam basketnya yang di tutupi dengan jaket hitam .

"Makasih kak ." Setelah berterimakasih Bella segera menaiki bus dan duduk di samping Mitha .

"Nih ... Roti buat Lo ." Ucap Bella memberikan roti yang di berikan Rendi .

"Kok Lo dapat roti dari siapa ?" Ucap Mitha .
"Dari kak Rendi , makan aja gue udah makan kok ," ucap Bella yang tentunya berbohong .

"Makasih my bel bel ," ucap mitha .

Bella berbohong kalau dirinya telah makan karna ia tadi melihat Mitha yang memakan obat sebelum mereka keluar kamar . Ia tau obat itu , obat pereda maag .

Di lain tempat tepatnya di bus bagian belakang , Rangga yang dari tadi memperhatikan Bella , ia memutuskan untuk turun dari bus . Ia berlari pergi ke toko yang tak jauh dari penginapannya .

Penjaga toko memberikan kresek hitam , serta Rangga memberikan uang 50 ribu dan langsung berlari ke dalam bus .

Di dalam bus tepatnya setelah Rangga turun , guru perempuan yang tengah hamil sedang mengabsen seluruh siswanya .

"Oke sekarang tim basket ayo berhitung ." Ucap guru tersebut .

"Satu ,"
"Dua ,"

Hitungan pun terus berlangsung hingga selesai di hitungan ke sembilan , hanya sembilan . Guru perempuan yang tengah hamil tersebut kembali mengulangi lagi , tapi tetap sama hasilnya sembilan orang .

KANAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang