Hari ini adalah hari terakhir pertandingan , yang berarti haru terakhir berada di Jogja . Bella dan Mitha yang kemarin bangun kesiangan hari ini mereka bangung lebih awal , bahkan paling awal .
Suasana pagi begitu ramai di penginapan , siswa-siswi bersarapan dengan sesekali bercanda . Sampai di tempat perlombaan , sudah banyak siswa-siswa dari sekolah lain . Hari ini lebih meriah karna berbagai lomba dan olimpiade hari ini adalah finalnya termasuk basket .
Bella dan Mitha telah duduk di kursi penonton , Bella yang menyiapkan buku dan Mitha menyiapkan kameranya.
"Bel kak Aufa mana ya ?" Tanya Mitha .
"Entahlah ,"Suara peluit wasit menandakan pertandingan di mulai , suara sorakan dari berbagai siswa menggema di dalam lapangan indoor tersebut . Seperti sebelumnya Bella hanya melihat dan mencatat beberapa kalimat di bukunya .
Dari kemarin ia mempelajari tentang basket tapi tetap saja dirinya belum paham , jadi ia hanya menulis apa yang ia tau saja . Bella yang mulai bosan dengan pertandingan itupun mengambil coklat di dalam tasnya .
Brukkk...
Suara seseorang jatuh membuat penonton langsung berdiri untuk melihat , Bella yang hanya duduk alhasil terhimpit oleh siswa-siswa yang berdiri untuk melihat di lapangan .
Bella mendengar seseorang menyebut nama Rendi , ia pun berdiri untuk memastikan di depannya . Benar saja Rendi sekarang tengah di bantu berjalan menepi oleh petugas medis dan Aufa ? .
Bella mengernyitkan dahinya saat Aufa yang harusnya berada bersamanya tapi ternyata dengan Rendi . Tiba-tiba tangan Bella di tarik seseorang , saat ia menoleh ia melihat Mitha lah yang menarik tangannya .
Mitha membawa Bella ke tempat Rendi , ia melihat petugas medis mengobati lututnya yang luka . Kening Bella kembali mengerut saat tatapannya dan Rendi bertemu , ia melihat lebam di sudut wajahnya .
Rendi tau yang di lihat Bella , ia pun menggelengkan kepalanya dengan tersenyum yang mengisyaratkan ia baik-baik saja . Mitha yang melihat Rendi tersenyum pun melihat ke arah yang di lihat Rendi . Ia melihat Bella yang juga menatap Rendi , ia melihat Rendi dan Bella bergantian .
"Kak Rendi ga papa ?" Tanya Mitha .
"Rendi ga papa kok cuma jatuh aja ," bukan Rendi yang menjawab tapi Aufa .
Aufa yang berada di samping Rendi sejak awal menyadari perubahan Rendi dari saat Bella datang . Entah kenapa ia merasa tak nyaman jika Bella berada di dekat Rendi .
Di lain tempat tepatnya di sebelah tempat Rendi di obati , ada Rangga yang tengah di omeli pelatih . Kejadian jatuhnya Rendi di lapangan tak lain ya karna ulah Rangga .
"Pak tadi bapak liat sendiri kan Rendi yang memang ga mau oper bolanya ke saya , ya terpaksa saya seperti itu ," ucap Rangga yang tak mau di salah kan oleh pelatihnya .
"Tapi ga usah di dorong juga kan bisa Rangga , astaga kamu itu kalau sampai kita kalah gara-gara ini bapak pastikan kamu bakal di keluarin dari tim inti basket ,"
"Tapi pak , akhhh sudahlah ,"
Rangga mulai melangkah meninggalkan pelatih yang memanggil dirinya .
" Rangga mau kemana kamu , pertandingan belum berakhir ,"
Bella yang mendengar nama Rangga di panggil menolehkan kepalanya melihat Rangga yang berjalan keluar lapangan. Bella mengejar Rangga yang berjalan dengan langkahnya yang panjang .
Karna Rangga tak mau berhenti , Bella menarik tangan Rangga hingga dirinya berhenti .
"Kenapa sih kanaya ?" Tanya Rangga .
KAMU SEDANG MEMBACA
KANAYA
Teen FictionBella Kanaya putri , pindah ke kota baru membawanya bertemu dengan orang-orang yang merubah hidupnya . Di kota ini Kanaya bertemu dengan cinta pertamanya dan sahabat pertamanya , di kota ini ia mengerti arti sesungguhnya tentang cinta . Rangga Angk...