Matahari mulai tenggelam , burung-burung semua berpulang ke sarangnya . Hingga langit biru kini berubah hitam , lampu-lampu jalan telah menyala semua .
Di sebuah kamar Bella nampak ragu untuk keluar , dengan tangannya memegang satu amplop putih berisikan surat kesialan bagi Bella . Ia bingung bagaimana menyampaikan ke kedua orang tuanya , ia takut membuat mereka kecewa padanya .
Ia menatap amplop itu , ia mengingat kembali bagaimana amplop itu bisa sampai di tangannya .
Flashback on
Duduk di taman dengan saling diam , itulah suasana yang sekarang berada di tengah-tengah Bella dan Mitha . Mereka bingung sekaligus kecewa dengan yang mereka alami hari ini .
"Bel Lo nggak haus ?" Tanya Mitha dengan tanpa semangat .
"Gue haus ," ucap Mitha tanpa melihat Bella .
Bella melihat ke arah Mitha , ia memegang pundak Mitha hingga membuat Mitha menoleh kearahnya .
"Ayo kita ke kantin ," ucap Bella
Mitha dan Bella lalu berdiri dari sana . saat mereka hendak pergi kekantin , mereka bertemu dengan Aufa yang memang tengah mencari mereka berdua .
Aufa terlihat memberikan dua amplop putih yang entah apa di dalamnya .
"Nih ... Dari Bu Hesti , katanya dari kepala sekolah ," ucap Aufa .Bella dan Mitha sejenak saling pandang , kemudian mengambil surat itu .
"Oh iya soal Mading , jujur aku kecewa sama kalian . Dan keputusan pembimbing dan anak-anak lainnya , maaf ya kalian harus keluar dari ekskul ini ," ucap Aufa .
"Kita nggak masalah di keluarin , tapi kak bukan kita yang melakukan ini sumpah kak ," ucap Bella .
"Aku percaya kok sama kalian , tapi mau bagaimana lagi ini yang terjadi " ucap Aufa .
Setelah mengatakan itu Aufa kembali melangkahkan kakinya , namun hanya beberapa langkah Aufa kembali berhenti dan mengucapkan sesuatu pada Bella dan Mitha .
"Oh iya , jangan mudah percaya sama seseorang ya " ucap Aufa dengan tersenyum yang entah apa artinya itu .
Flashback off
Tok ... Tok....tok...
"Bella ayo makan sayang ," ucap bunda Bella dari luar kamarnya .
"I...iya Bun ,"
Bella segera turun untuk makan , ia membawa surat itu yang di taruh di belakang tubuhnya . Ia berjalan dengan gugup hingga di meja makan , surat yang ia pegang ia tahun di kedua pahanya selama makan .
Hingga makan malam pun telah selesai , ia melihat bundanya yang di bantu pembantu rumahnya merapikan piring kotor , dan melihat papanya yang seperti akan beranjak dari kursinya . Bella segera mencegah papanya yang akan pergi .
"Pa tunggu , b...Bella mau ngomong sesuatu ," ucap Bella .
"Oh ada apa nak ?" Tanya papa Bella .
"Emm...pa bun , kalian percayakan sama Bella ?"
"Apa maksud kamu sayang ? Tentu kita percaya sama kamu ," ucap bunda Bella .
Bella mengeluarkan surat yang memegang ia pegang dari tadi hingga membuat sudutnya sedikit lecek . Papa dan bunda Bella menatap surat tersebut dengan bingung .
Papa Bella membuka surat itu dan membacanya , namun setelah beberapa saat papa Bella di buat kaget karna isi surat itu .
"Skorsing Bella ?" Ucap papa Bella kaget dan bunda Bella pun ikut kaget .
KAMU SEDANG MEMBACA
KANAYA
Teen FictionBella Kanaya putri , pindah ke kota baru membawanya bertemu dengan orang-orang yang merubah hidupnya . Di kota ini Kanaya bertemu dengan cinta pertamanya dan sahabat pertamanya , di kota ini ia mengerti arti sesungguhnya tentang cinta . Rangga Angk...