"sekali lagi, izinkan aku berjuang sekali lagi."
•••Gadis itu menelungkupkan kedua tangannya di atas meja sekolahnya. Wajahnya ia sembunyikan di kedua tangannya, sejak kejadian itu dia tidak menyusul temannya di kantin malah berdiam di kelas sendirian hingga bel masuk kembali berbunyi.
"Lea, lo disini?" Tanya kedua sahabatnya yang baru kembali ke kelas. "Makanan lo udah gua bayarin, udah gua makan juga sih, soalnya udah di pesenin. lo kok gak balik lagi ke kantin?" suara cempreng Tari bahkan tidak di pedulikan sama sekali oleh gadis itu.
Kedua sahabatnya saling melirik dengan wajah heran. "Kenapa ini anak?" Tanya Tari pada Nanda yang berdiri di sampingnya.
Nanda menggeleng. "Lo sakit, Lea?" Tanyanya sambil menyentuh pundak Zalea.
Gadis itu menganggukan kepalanya, wajahnya lesu.
"Kok tiba-tiba sakit? sakit apa?" Tanya Tari.
Zalea mengangkat wajahnya dan nampaklah wajah sedih yang sejak tadi dia tutupi. "Sakit hati." Jawabnya dengan bibir melengkung.
Kedua temannya itu saling berpandangan dengan wajah bingung. "Kenapa ?" Tanya keduanya bersamaan.
"Ditolak sama Aksa." jawabnya lesu.
"HAH??" keduanya membeo. "Emang lo udah bilang sama dia?" Tanya Nanda.
"Lo udah mengutarakan perasaan sama dia?" Tari juga ikut bertanya.
Lea menggeleng. "Belum ..." Jawabnya.
Tari tambah dibuat bingung. "Terus? Gimana ceritanya, sih?" Dia menggaruk kepalanya.
Zalea menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. "Dia tahu kalau gua suka sama dia." Ucapnya sambil merengek.
"Astaga, cenayang dia?" Nanda menutup mulutnya, wajahnya takjub.
"Dia bilang gimana?"
"Dia bilang Jangan suka sama dia, karna gua bego, ceroboh, genit, lenjeh-- " Lea tidak bisa meneruskan kalimatnya, terlalu menyedihkan.
Tari emosi menggersah lalu duduk di bangku kosong samping Zalea. "Makanya, gue'kan udah bilang jangan suka sama dia. Dia itu ganteng doang, tapi kalo ngomong gak pernah peduli'in perasaan orang. Cari cowo lain ya, gua capek ngeliatin lo bucin sama cowo songong kaya gitu." Ucap Tari menasehati.
Zalea menggeleng dengan mata yang masih berkaca-kaca. "Gue maunya cuma sama dia." Ucapnya kekeuh.
Nanda menggeleng tidak habis fikir. "Yaudah, pelan-pelan aja lupain, sabar ya." ucap Nanda sambil mengusap rambut sahabatnya itu.
"Gimana bisa? udah hampir empat tahun." Ucap Zalea dengan wajah nelangsa, memang pasti sangat sulit menghilangkan perasaan seperti ini.
•••
Bel pulang sekolah sudah berbunyi, semua murid sudah keluar kelas untuk pulang. Lea berjalan beriringan dengan kedua temannya untuk berjalan kedepan gerbang sekolah untuk menunggu angkot.
"Zalea!" Seorang gadis dari arah belakang berlari menghampiri Zalea, Nanda dan Tari. Namanya Indri, teman mereka juga tapi dia dari kelas XII IPA 1. Anak pintar, paling pintar di antara sirkel pertemanan mereka.
"Lea doang yang di panggil, gue sama Tari enggak?" Tanya Nanda pada Indri yang sudah ikut berjalan di samping mereka.
"Ya, kalian juga." Jawab indri lalu merangkul mereka berjalan bersama'an.
"Gua'kan sahabat kesayangannya Indri, ya gak, Dri? " Tanya Zalea dengan senyum percaya diri.
Indri tersenyum tipis. "Kalian semua sahabat kesayangan gue." Jawab Indri.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSALEA [SEGERA TERBIT]
Teen Fiction[SEGERA TERBIT di AE Publishing Gresik OPEN PO AKSALEA 1 september - 15 september untuk PO hubungi No wa : 085843761993] Bagaimana jika dalam suatu hubungan hanya satu orang yang berjuang sejak awal ? hanya satu orang yang berusaha mempertahankan...