"Sebegitu takutnya aku kehilanganmu, hingga ketika kamu menjauh sedikit saja, aku langsung berfikir dimana kesalahanku."
•••Sepanjang Lea melangkahkan kakinya di lorong sekolah, orang terus saja berbisik dan meliriknya sinis. Zalea bisa mendengar yang mereka bicarakan adalah kabar hubungannya dan Aksa yang berpacaran. Gadis itu menggerutu, siapa yang menyebarkan?
"Serius, Aksara anak XII IPA 1 pacaran sama Zalea?"
"Iya,ih! Gak banget ya."
"Gue tahu dia cantik, tapi Aksa kan pinter. Kok mau sama Zalea?"
"Gak pantes banget."
Itulah percakapan yang di dengarnya saat dia pergi ke kamar mandi pagi ini. Zalea keluar dengan santai dari kamar mandi lalu mendekat ke kaca besar yang terpasang disana tempat siswi-siswi yang tadi membicarakannya berkumpul. Seketika gadis-gadis itu diam dan tidak melanjutkan obrolan mereka walau beberapa melirik zalea dengan pandangan sinis.
Dengan santai Zalea berkaca disana seolah tidak mendengar apa-apa. Namun tiba-tiba pintu kamar mandi lain terbuka dengan kencang dan munculah Tari dengan wajah murkanya.
"Lo pada gak mau lanjut ngomongin temen gue lagi, hah?" Tanyanya dengan wajah nyari ribut sambil menyandarkan tangan di pundak siswi-siswi yang kini panik ketakutan. "Lo pada tahu kenapa si Aksa itu mau pacaran sama temen gue? Ya karna temen gue cantik. Dan yang mau nerima cowo sok ganteng padahal sikapnya kaya tai itu, cuma temen gue." Ucapnya penuh penekanan.
Zalea menghampiri dan berusaha menjauhkan tangan Tari dari pundak siswi-siswi itu. "Tar, udahlah."
Tari menyentaknya lalu kembali berkata. "Emang lo pada mampu ngadepin cowo mencla mencle kaya si Aksa itu? lo pada lebih cakep dari temen gue? Enggak anjir. Jadi gak usah lo semua nyari-nyari kekurangan temen gue, dan kaca'in dulu diri lo sendiri." Tari menunjuk wajah mereka satu persatu.
"Jangan sampe rumah lo semua gue kirimin kaca yang lebih besar dari ini, ya." Ucap Tari menunjuk kaca besar kamar mandi yang terpajang di depannya. "Paham gak lo pada sekarang?" Tanya Tari dengan wajah galak.
"P-paham, Tar." Saut salah satunya yang sudah gemetar ketakutan.
"Sana lo semua balik ke kelas." Usirnya yang langsung membuat siswi-siswi itu ngibrit dari kamar mandi.
"Siapa yang nyebarin berita soal hubungan gue sama Aksa, ya?" Tanya Zalea sambil berjalan keluar kamar mandi bersama Tari.
"Aidan tuh yang nyebarin di grup anak Pancasila." Saut Tari, menatap tajam murid-murid yang berani melirik Zalea dan bergunjing diam-diam. Gadis itu sudah seperti pelindung terdepan Zalea saat ini.
"Makasih, ya." Ucap Zalea sambil menggandeng lengan Tari.
•••
"Lo yang bikin berita pacaran gue sama Zalea menfess anak SMA Pancasila?" Tanya Aksa yang langsung di angguki oleh Aidan. "Kurang kerjaan lo."
Aidan terkekeh. "Terus lo mau nyembunyiin dari semua orang? mau bikin Lea makan hati karna gak di aku pacar dan liat lo dideketin banyak perempuan di sekolah? Mikir." Sarkasnya.
"Gue cuma butuh privasi." Ucap Aksa kembali duduk di bangkunya.
"Privasi atau gak mau ngakuin?" Ucap Indri tanpa mengalihkan pandangannya dari buku. Gadis itu baru mendongak saat dia kembali bicara. "Kalau malu pacaran sama temen gue mending gausah di pacarin, brengsek." Makinya.
"Dri!" Tegur Aidan.
Indri mengabaikan teguran Aidan, gadis itu menatap Aksa dengan wajah juteknya. "Kemarin waktu si pick me nempel-nempel lo diem aja malah nyuekin Zalea, itu yang lo bilang privasi? Lo gak malu ngumbar kedekatan sama tuh cewe tapi nyembunyiin hubungan sama cewe lo sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSALEA [SEGERA TERBIT]
Teen Fiction[SEGERA TERBIT di AE Publishing Gresik OPEN PO AKSALEA 1 september - 15 september untuk PO hubungi No wa : 085843761993] Bagaimana jika dalam suatu hubungan hanya satu orang yang berjuang sejak awal ? hanya satu orang yang berusaha mempertahankan...