[14] BERHENTI !

4.4K 476 41
                                    


"Berhenti jika memang tidak pernah di hargai. Jatuh cinta itu bukan ajang untuk menjatuhkan harga diri."
•••

Acara berjalan dengan lancar. Dari jam tujuh hingga jam sepuluh malam anak-anak merayakan acara dengan menyalahkan api unggun. Banyak pertunjukan yang di tampilkan oleh anak-anak SMA Pancasila. Dan saat acara api unggun berakhir, mereka kembali ke tenda untuk tidur.

Sesuai janji, tepat pukul 02:00 diri hari, semua tenda di kirab. Di goyangkan agar yang tertidur di dalamnya bangun semua. Suara bentakan dan paksaan terdengar, membuat anak-anak yang sedang nyaman di alam mimpi itu bangun sambil berjengit kaget.

"Gue baru tidur sebentar banget, woi." Nanda yang baris di belakang Zalea hanya mampu bersandar di punggung sahabatnya sambil mengeluh dengan mata terpejam.

"Dikit lagi padahal," Ucap Zalea dengan wajah lelungu.

"Dikit lagi apa?"

"Dikit lagi Aksa baca nge'ijab qobul gue di depan penghulu. Tapi keburu di bangunin. Harusnya gue jangan bangun minimal sampai saksi bilang 'sah' ya? Kan jadinya gue udah resmi jadi pasangan suami istri sama Aksa walaupun cuma mimpi." Ucap Zalea mengada-ngada.

Pak Andi berdiri di depan siswa-siswi untuk memberikan interuksi. "Kita bakal main game," Ucapnya sebagai pendahuluan.

Tari menghela nafas. "Kalau bukan guru, udah gue anggap gila nih orang. Main game jam dua pagi begini." Belum apa-apa gadis itu sudah berbisik mengeluh lagi.

"Jadi tugas kalian adalah mencari bendera kecil, ada 3 bendera. Masing-masing bendera mempunyai nilai poin berbeda. Bendera hijau bernilai 50 poin, bendera merah 70 point, dan bendera putih 100 point, " Pak Andi menjelaskan. "Kelompok siapa mendapatkan point' terbanyak dia yang menang. Saya kasih kalian waktu 1 jam untuk mencari. Kalian hanya perlu mengikuti arah panah yang sudah di pasang di pepohonan. Jangan lewati jalan lain selain yang di tunjukan arah panah di pohon. nanti nyasar. paham ?!" Tegas pak Andi.

"Paham, Pak."

"Terus kelompoknya gak di bagi-bagi, Pak?" Tanya Aldian.

Pak Andi mengangguk. "Di bagi. Satu tim isinya 2 orang. Saya yang menentukan." Ucapnya. Pak Andi langsung membagikan kelompok. Dimana saat ini dia menunjuk bahwa Aidan akan bersama Debby, Aldian dengan Kurnia, Indri dengan Nanda, Zalea dengan Tari, dan Aksa dengan Dinda.

Aldian menepuk pundak Kurnia lalu berbisik. "Nanti kita puter balik aja kalo udah mencar semua, Kur. Kita balik ke tenda terus tidur." Ucapnya namun masih bisa di dengar oleh Pak Zaenal yang ternyata sedang berdiri di samping keduanya.

"Jangan macem-macem, Aldian, Kurnia. Allah is watching!" Ucapnya meperingati sambil mengacungkan jari telunjuk.

Aldian dan Kurnia tertawa canggung lalu manggut-manggut. Entahlah, kedua biang kerok ini tidak mungkin menurut begitu saja. Pasti jika gagal satu maka mereka akan membuat rencana lain untuk membuat onar.

"Kalau saya menang, hadiahnya nikahin saya sama Zee JKT48 ya, Pak?" Canda Kurnia.

"Lucinta luna aja mau gak ?" Saut Pak Andi yang langsung memecah tawa orang-orang disana.

Semua anak mulai berpencar untuk menjalankan misinya. Pukul 02:00 malam mereka memasuki hutan. Mengikuti petunjuk yang di arahkan. Suasana dingin dan seram menjadi satu. Setiap siswa bereaksi berbeda-beda, bahkan ada yang belum apa-apa malah pingsan duluan hanya karna melihat gelapnya hutan. Beberapa lagi terlihat takut namun berusaha tetap maju untuk melanjutkan permainan. Beberapa lagi terus mengeluh dan merengek di dalam hutan namun masih berusaha untuk tidak meninggalkan permainan.

AKSALEA [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang