[32] SERPIHAN KENANGAN

4.1K 372 20
                                    

" Sesingkat apapun kisahnya, perihal melupakan bukan hal yang mudah"

•••

Tidak terasa Ujian Nasional sudah selesai dilaksanakan di SMA Pancasila. Sesuai rencana, semua murid kelas XII datang ke sekolah dengan kostum sekreatif mungkin. Ada yang pakai kostum sesuai cita-cita, ada yang pakai baju adat Indonesia, ada juga yang cosplay karakter anime seperti yang Aidan rencanakan kemarin.

Kelas XII IPS 3 sedang sibuk menghias kelas tercinta mereka. Di atas papan berukuran besar mereka menjiplak telapak tangan dengan chat warna warni lalu menuliskan pesan kesan disana. Aldian mendahului, cowo dengan kostum Koki itu melapisi telapak tangannya dengan cat berwarna biru muda lalu menuliskan pesan begini 'Pak zaenal, minta maaf ya kalau saya banyak dosa. _ttd murid bapak yang paling ganteng Aldian."

Sedangkan Kurnia, cowo itu cosplay apa ya? Jaket kulit dan gitar listrik yang dia sangkutkan di pundaknya. Mungkin mau jadi anak band cita-citanya. Dia menulis pesan begini. 'Setelah saya lulus, SMA Pancasila udah gak punya murid sekeren Ariel Noah lagi. _Ttd Kurnia."

Sedangkan Tari, gadis itu sedang cosplay jadi Putri Indonesia saat ini lengkap dengan mahkota dan Pageant Sash-nya. 'Calon Putri Indonesia pernah sekolah disini_ Ttd Tari'

'Bendahara SMA Pancasila paling cantik sepanjang sejarah_ Ttd Nanda.' Gadis dengan kostum baju adat batak itu menuliskan pesannya.

Sedangkan Zalea, gadis dengan kostum ala-ala CEO perempuan menuliskan pesan juga disana. 'Kisah kita berakhir bersama masa remaja ini. Setelahnya, ayo kita gapai cita-cita untuk menjadi manusia yang lebih baik dimasa depan_ Ttd Zalea.'

"Woi, kawanku. Ayo kita photo sama-sama." Ajak Aldian.

Sesi photo berlangsung dimana Aldian membawa kamera untuk memotret kenang-kenangan hari terakhir mereka. Zalea terhanyut dalam suasana, dia menyadari bahwa setelah ini kehidupan akan terus berjalan dan mungkin akan banyak yang dia tinggalkan dan meninggalkannya. Apapun itu, dia berdoa semoga teman-temannya tidak pernah pergi jauh darinya.

•••

Disaat sekolah sudah sepi, delapan remaja itu masih asyik nongkrong di rooftop sekolah. Tidak mau buru-buru pulang dan masih memperhatikan setiap sudut gedung ini seolah masih ingin berlama-lama karna tidak mau kehilangan kenangan.

"Berarti setelah ini Nanda sama Tari bakal kuliah bareng di Bogor, Indri ke Jepang, terus Zalea ke Semarang, Aldian kuliah di Bandung, Aidan study ke Aussie, Aksa Jerman, dan hanya gue yang kuliah di Jakarta." Ucap Kurnia dengan wajah lesu.

"Anjing, anjing. Pemerintah banyak bangun kampus di Jakarta, temen-temen gue malah pada milih yang jauh semua." Umpat Kurnia. Memang diantara mereka hanya Kurnia yang memutuskan untuk tetap kuliah di Jakarta. Karna mimpinya juga mengharuskan dia untuk tetap di ibu kota jadi dia tidak bisa kemana-mana.

"Kita bikin grup obrolan aja kalau gitu. Isinya kita berdelapan, mau ada masalah apapun salah satu gak boleh ada yang keluar pokoknya. Yang keluar gue sumpahim bisulan seluruh badan!" Ucap Aldian menyodorkan handphone nya. Teman-temannya sempat protes karna sumpah itu namun kelihatannya mereka juga sama-sama setuju. "Apa ya nama grupnya?" Tanyanya.

"Power Rangers," Usul Aidan sambil membentuk tangan ala-ala Rangers yang siap berubah.

"Idiot dasar." Maki Kurnia.

"Marvel Avangers kalau begitu. Anggap aja Zalea Wanda, Indri Natasha, Tari jadi Nebula, Nah si Nanda nih, jadi Thor." Nanda sudah bersiap hendak meninju Aidan sebelum akhirnya Zalea menyuruhnya untuk bersabar. "Ngapa emang? Kan Thor juga rambutnya panjang, Nda." Ucap Aidan sambil cengengesan.

AKSALEA [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang