[8] TETANGGA BARU

2.9K 364 31
                                    

"Setiap orang berhak menjadi apa yang di inginkan. Hidup ini tidak melulu tentang membuat orang lain bangga, tapi juga tentang apa yang kamu inginkan."

•••

Hari ini Aksa merasa sedikit berbeda, dari tadi pagi dia tidak menemukan gadis yang suka memanggil-manggil namanya, berjalan mengikutinya. Rasanya sedikit aneh, seperti ada yang kurang hari ini. Mungkin karna tidak ada yang teriak-teriak memanggil namanya hari ini.

Kemana Zalea? kenapa Aksa tidak melihatnya hari ini? rasanya ingin bertanya, tapi takut di fikir yang tidak-tidak oleh temannya.

Aksa melihat Nanda, Tari dan Indri di kantin sedang mengobrol bersama. Entah kenapa dia merasa khawatir karna tidak melihat gadis itu setelah kejadian kemarin. Apa ini? Apa Aksa takut gadis itu berhenti mengejar nya?

"WOI! Bang Aksa diem-diem aja, traktir siomay lah!" Ucap Aldian yang baru datang bersama Kurnia dan Aidan. Mereka langsung duduk menemani Aksa di meja kantin.

Aksa menatap ke segala arah, membuat teman-temannya ikut memperhatikan arah pandang. "Nyari'in siapa, sih, lo?" Tanya Kurnia.

Aksa tidak mananggapi pertanyaan Kurnia, dia kembali meminum air putih yang dia beli.

"Lea izin, mau pindah rumah katanya." ucap Aldian yang seolah sudah tahu siapa yang sedari tadi temannya cari.

Aksa sontak mendongak. "Hah? Pindah Kemana?" Tanya cowo itu dengan wajah penasaran.

Reaksi itu sontak membuat ketiga sahabatnya terkekeh heran. Seorang Aksara yag tidak perdulian itu terlihat begitu penasaran hanya karna satu gadis yang mengejarnya selama ini tiba-tiba dikabarkan pindah rumah.

Aldian menggeleng. "Gak tau. Kayanya mereka tau tuh, cuma gak mau cerita." ucap Aldian menunjuk ke arah ketiga anak perempuan yang duduk di meja sebrang mereka. "Nda!" Panggil Aldian.

Yang dipanggil menoleh sambil menyuap bakso ke mulutnya. "Kenapa?"

"Zalea pindah kemana?" Tanya Aldian.

Nanda melirik Tari dan Indri, ketiga perempuan itu terlihat sekali menyembunyikan sesuatu.

"Kenapa emang? Siapa yang nyari'in?" Tanya Indri dan ketiga cowo itu langsung menunjuk Aksa.

Cowo itu berdecak, hendak protes namun di tahan dan hanya menatap kesal teman-temannya.

Tari terkekeh, dengan senyum meremehkan gadis itu berkata. "Bisa nyari'in juga lo. Kenapa? Mulai takut ditinggal penggemar setia atau gimana?" Sindir Tari.

"Tar," Tegur Kurnia.

Gadis yang ditegur itu memutar mata dengan wajah malas. Sedangkan Aksa langsung bangun dari duduknya dan pergi membawa roti serta minuman yang dia beli. Seperti biasa, dia malas meladeni sindiran orang juga merasa terlalu berisik jika terus berada di antara mereka.

•••

Hari ini Aksa pulang sekolah lebih lambat, hampir tiba waktu maghrib anak itu baru sampai rumah. Dia melihat rumah di depan rumahnya yang dalam beberapa bulan ini kosong. Rumah sederhana berlantai satu itu awalnya dijual tidak ada yang menempati, tapi kelihatannya sekarang sudah ada yang menempati.

Aksa tidak ingin memperdulikan. Dia segera membuka gerbang rumahnya, tapi saat hendak memasukan motornya dia justru di kagetkan dengan sosok perempuan yang selama seharian ini memenuhi fikirannya.

Dengan wajah sumringah Zalea keluar dari rumahnya, gadis itu melambaikan tangan dengan senyum. "Hallo tetanggaku yang ganteng." Sapanya sambil berkedip centil.

AKSALEA [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang