"Secape capenya aku sama sikap
cuek kamu, aku gak pernah berfikir
untuk berhenti menyukaimu.
Dan itulah salah satu kebodohanku."
•••Zalea melenggang di lorong sekolah sambil membawa sebotol minuman di tangannya. Tadi saat dia datang ke kelas Aksa, teman nya bilang cowo itu sedang di lapangan basket. Makanya Lea ingin menyusulnya dengan membawakan minum. Dia baru ingat dia belum berterima kasih pada cowo itu setelah tadi sudah menolong Zalea saat di ganggu anak-anak nakal.
"Aku tak mudah mencintai tak mudah bilang cinta ~~
Tapi mengapa pada dirimu aku jatuh cinta ~~~" Sambil menjadikan botol minuman sebagai microfon, gadis itu bersenandung di sepanjang langkahnya.Zalea berhenti sebentar sambil berfikir. "Eh gitu gak sih liriknya?" Tanyanya pada diri sendiri lalu kembali melanjutkan langkahnya.
Saat sampai di lapangan, matanya menangkap sosok yang dia cari. Senyumnya mengembang namun saat kakinya hendak melangkah mendekat, langkahnya terhenti karna melihat gadis lain yang juga ada disana. Dinda ada disana, berdiri di hadapan Aksa.
Awalnya Zalea tetap ingin mendekat, namun dia mengurungkan niatnya saat melihat keduanya berpelukan. Tidak, Dinda yang lebih dulu memeluk Aksa. Namun sialnya, cowo itu tidak menolak saat dipeluk dan ... apa ini? Satu tangan Aksa balik memeluk Dinda, mengusap punggungnya.
Senyum di wajah Zalea luntur seketika. Gadis itu berbalik arah dengan wajah lesu. Kembali ke kelas dengan perasaan campur aduk. Oke, biasanya gadis ini tahan banting sekali. Dia tahu banyak yang menyukai Aksa di sekolah ini, namun biasanya Zalea tidak cemburu karna Aksa bersikap tidak perduli dengan perempuan-perempuan lainnya. Tapi Dinda berbeda, Zalea cemburu sekali karna Aksa perduli padanya.
Dengan wajah tertunduk sedih, gadis itu masuk kelas dan duduk di bangkunya. Ramai dan berisiknya kelas saat itu sangat kontras sekali dengan tampang Zalea yang sedih sendirian sedangkan teman-temannya yang lain sibuk bercanda, ghibah, bahkan ada yang main gitar dan bernyanyi.
"Woi temen-teman! Gue bawa berita bahagia." Kurnia datang berdiri di ambang pintu dengan wajah sumringah. "Bu guru kita yang cantik jelita alias bidadari berbehel alias Bu Duwi, izin gak ngajar karna lagi sakit gigi." Ucap Kurnia yang langsung di sambut sorak bahagia anak-anak sekelas.
"Berarti jam kosong dong?" Tanya anak lain dengan wajah sumringah.
"Iyalah!" Jawab Kurnia yang kembali di sambut sorak sorai yang lebih meriah lagi.
Siswa dan siswi kelas XII IPS 3 langsung merayakan moment ini dengan berbagai cara. Ada yang selebrasi ala pemain bola favoritnya, ada yang menari-nari di atas meja, ada juga yang bersorak ala-ala suku Indian.
Nanda menggoyang-goyangkan pundak Zalea yang hanya diam sambil merebahkan kepala di atas meja. "WOI LO GAK BAHAGIA APA? KITA JAM KOSONG NIH?!" Hebohnya sambil menari ala-ala tiktok itu apa namanya? Pargoy.
Kurnia duduk di meja guru, dia sudah membawa gitar yang siap untuk dia mainkan. "HELLOWWW EPRIBADEEEHHHH " Sorak Kurnia sambil melambaikan tangannya ke semua temannya seolah dia adalah artis yang sedang konser dan menyapa penonton.
"Aaakk! Mas Kurnia!" Aldian bersorak ala-ala fangirl kpop fanatik.
"Kadang emang sulit untuk mengelepas orang yang kita cintai," Kurnia mulai berbicara puitis untuk mengawali konsernya. "Gak perduli seberapa sakit kita ketika memperjuangkan nya, karna udah terlalu cinta, mau nyerah pun kita kadang gak tau harus dengan cara apa." Lanjutnya.
Murid-murid disana langsung bersorak heboh, terutama yang merasa relate dengan ucapan barusan.
"But, Ziva pernah berkata." Kurnia mulai memetik gitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSALEA [SEGERA TERBIT]
Teen Fiction[SEGERA TERBIT di AE Publishing Gresik OPEN PO AKSALEA 1 september - 15 september untuk PO hubungi No wa : 085843761993] Bagaimana jika dalam suatu hubungan hanya satu orang yang berjuang sejak awal ? hanya satu orang yang berusaha mempertahankan...