[12]

45 9 0
                                    

Acara Pameran yang hanya diadaka satu tahun sekali itu tentu saja membuat siapa pun ingin datang untuk berlibur dan tidak segan membeli apa yang mereka inginkan.

Tidak hanya Risma dan yang lainnya yang datang ke pameran ini , tetapi orang yang Risma ingin tanyakan ternyata ada bersama dua cewe cantik di sampingnya, dan satu cewe lagi memeluk pergelangan tangan cowo itu.

Salwa yang menyadari langsung terdiam menyenggol lengan Ezy.

"Apa si nyet." kesel Ezy.

Tetapi Ezy masih fokus dengan camera yang dia pegang. Tanpa disadari Risma mengikuti arah padang Salwa.

Deg.

Risma terdiam menjatuhkan bunga yang baru saja diberikan Babel.

Mereka pun mengikuti arah padang Risma yang tengah melihat Ahan, Amel dan Tika yang berjalan menghampiri mereka.

Terlihat wajah Ahan yang hanya diam dan datar menatap Risma dan yang lain.

"Hai kebetulan banget ya kita ketemu." Sapa Tika kepada mereka ber enam.

Seketika suasana menjadi canggung. Tidak ada yang berbicara, mereka hanya diam menatap satu sama lain.

"Hem gue sama Risma ke sana dulu ya." Ezy menarik lengan Risma dan membawa nya ke suatu tempat yang banyak sekali anak-anak kecil bermain.

"Lo gapapa kan Ris?." khawatir tentu saja ini awal Risma untuk mengenal cinta.

Ezy paham betul situasi Risma yang sendari tadi terdiam memandang lengan Ahan yang dipegang oleh Amel, tentu saja membuat dia berfikir.

"Gue gapapa, emang kenapa ada yang aneh ya?." jawab Risma sembari berduduk di kursi taman.

"Lo ngerasain aneh ga didada lo?"

"Gue ga sakit?" jawab Risma cepat, Ezy pun ikut duduk disamping Risma.

"Yang gue tanya bukan fisik lo, tapi hati lo." Gumam Ezy.

"Ahan, akhir ini tuh sibuk susah buat bareng Ris." tanpa Ezy bertau pun dia mengerti sekarang.

"Sibuk sama amel ya?" tanya Risma.

"Ga tau, yakin lo gapapa?" Ezy menatap lekat wajah Risma yang masih terlihat bingung.

"Gapapa zy mungkin ada Amel lebih penting dari pada gue." Risma pun balik menatap wajah Ezy yang setia sendari tadi menatap nya.

"Tapi bagi gue, lo lebih penting."

"Kangen pertama kali kita kenal, senyum lo beda banget sama dulu."

"Beda.?" Beo Risma.

"Senyum lo dulu asli, sekarang palsu."

***

"Duh kenapa panas banget ya." Babel memecahkan kecanggungan.

"Eem iya nih panas banget gue kesitu dulu dah, yo Sal." Zo pun mengajak Salwa menjauh.

"Padahal disini anginnya sejuk, tapi ko panas ya." Babel mengipas ngipas wajahnya dengan tangan.

"Cabut kuy." Ucap Asep.

"Kuy, gerah panas banget kalo disini." Babel pun merangkul pundak Asep dan berjalan mengiringi langkah Zo, tidak lupa dia tersenyum sinis kepada Ahan.

Ahan, Amel dan Tika sadar jika mereka tengah menyidir kedatangannya.

"Ahan.. " panggil Amel.

Ahan yang dipanggil pun hanya menolehkan wajahnya, rasanya dia ingin menyusul sahabatnya dan menjelaskan.

TAkLukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang