"Saking kuatnya, aku nahan rasa sakit yang mereka ga tau"
-Risma
-
-
-'Rumah sakit'
Seorang cewe yang masi lengkap dengan seragam sekolahnya itu menghampiri dokter yang tengah ingin memeriksa pasien.
"Permisi dok, ruangan Arra disini ya?" tanya cewe itu kepada dokter.
"Iya. Anda siapa ya?" sahut dokter itu.
"Saya sahabat Arra dok"
"Boleh saya masuk?" ucap cewe itu lagi.
Dokter itu hanya mengangguk dan memberi izin cewe itu untuk menjenguk Arra.
"Maaf sebelumnya, keluarga dia kenapa sampe sekarang belum datang ya. Saya khawatir dengan keadaan dia, pasien harus secepatnya mendapatkan golongan darah AB-" tanya dan jelas dokter itu, sedangkan cewe itu hanya terdiam mendengarnya.
"Golongan darah dia kebetulan sama kek saya dok, apa mau cek dulu. " Cewe itu menawarkan dirinya, dengan cepat juga dokter itu menerima tawarannya.
Dokter dan cewe itu memasuki ruangan pemeriksaaan dan tidak memakan waktu yang lama hasil pemeriksaaan pun keluar dan bener saja golongan darah cewe itu sama dengan Arra, para perawat rumah sakit pun dengan cepat membawa Arra dan cewe itu ke ruangan khusus untuk transfusi darah.
"Hidup dan mati lo ada ditangan gue sekarang" batin cewe itu sembari tersenyum miring menatap Arra yang masih terbaring lemas di brankar dengan selang infus, alat bantu napas dan selang darah yang mengalir.
***
Dengan hati-hati Arra membuka matanya dengan ringis an yang terdengar dari mulutnya menahan sakit diseluruh kepala dan tangannya.
Arra mencoba untuk duduk dan berhasil ia terduduk walau terasa berat.Arra terdiam memandang lurus kedepan tepat diluar jendela, dengan nyawa yang masih dibilang belum terkumpul Arra mencoba untuk bangun berdiri. namun rasa sakit itu kembali lagi, Arra mencoba membenarkan posisi duduknya, namun Arra tidak sengaja melihat seorang perempuan berlari dengan kencang sembari menangis melintas diluar jendela, orang itu sangat tidak asing bagi Arra.
"Ri-risma"
Deg, jantung Arra seperti berhenti bedetak air mata yang seakan tidak ingin keluar, sudah keluar dengan derasnya. Arra berusaha berdiri sembari memegang infusnya, Arra berhasil berdiri namun ingin terjatuh dengan cepat ia memegang tembok, dengan sempoyongan Arra berjalan keluar dari ruangannya, ingin membuktikan itu Risma atau bukan.
Dengan susah payah Arra berjalan mencari seseorang yang begitu tidak asing baginya, Arra terdiam saat melihat semua orang tengah menangis menatap seorang cewe yang terduduk menangis tanpa suara.
"Risma..."
"Apa yang terjadi" tanya Arra sendiri, Arra mencoba mendekat setelah semuanya masuk ke dalam. Sungguh mengejutkan yang saat ini ia lihat dibalik kaca rumah sakit, seorang anak laki laki terbang tidak bernyawa, Arra terdiam kaku menangis dengan diam mencoba menenangkan pikiran dan hatinya.
Apa itu mimpi yang ia lihat sekarang.
***
"Kalian udah siap?" Tanya Fano kepada Risma dan Zanna.
"Lo liat sendirikan gue udah siap rapi. cantik begini" Sahut Zanna didepan Fano.
"Nyesel gue nanya lo Zan" Fano pun meninggalkan Zanna yang berdiri menunggu Risma.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAkLuk
Teen Fiction"Gue cape ka, kenapa si tuhan ga pernah adil sama gue. " "Lo ga boleh salahin tuhan Sya, sya dengerin gue." Risma menangkup wajah Rasya dengan lembut menatap dalam mata Rasya yang banyak sekali luka kehancuran. "Takdir semua manusia itu berbeda sya...