Keheningan menyelimuti mereka semua ditengah ruangan yang sepi.Semua mata tertuju kepada seorang laki-laki dengan raut wajah yang sedih, dan luka diwajah itu. Dia Rasya.
"Apa yang sebenernya terjadi sya?." Tanya Babel yang sedari tadi bingung melihat keadaan Rasya.
"Sya tolong jelasin kekita semua sya." Mohon Ezy.
"To-tolong ka Risma ka." Ucap Rasya pelan namun bisa mereka dengar.
Mereka semua yang mendengar ucapan Rasya pun menatap Rasya dengan penuh bertanya tanya.
"Risma kenapa sya?." Ahan mendekati Rasya yang sudah berhasil meneteskan air matanya.
"Tolong ka Risma ka." Rasya kembali berucap dengan air mata yang sudah mengalir deras dan isak kan terdengar jelas.
"Ka Risma butuh kalian." Rasya meraih lengan Ahan, sebelum dia melanjutkan ucapannya. "Aku yakin kalian bisa bantu ka Risma."
Tika yang sendari tadi gerah melihat semuanya, pun membuka suara namun tidak memberi solusi malah memperburuk keadaan.
"Aduh, Lo kalo ngasih tau yang jelas dong, jadi Risma mana?. Ga usah bertele-tele." Ucapan Tika membuat Rasya menoleh kepadanya.
"Di-dia siapa." Rasya langsung berdiri dibelakang badan Ahan, lalu berteriak bertanya "Dia siapa!?." Mereka yang mendengar teriakan Rasya menyuruh Tika untuk keluar.
Rasya yang seperti ketakutan terduduk dilantai sembari memeluk kakinya dan sesekali menutup telinga. Sepertinya Rasya mengalami trauma.
Rasya terus berteriak, hingga seorang perawat yang mereka temui waktu lalu datang menghampiri Rasya, dan membawa nya tanpa sepatah kata apa pun.
"Itu dokter kemarin kan?, dia bilang cuma kenal Arra, tapi kenapa dia bantuin Rasya." Mereka menoleh kepada Salwa.
***
Seperti biasanya Salwa dan Ezy harus menjalani harinya disekolah, datang pagi dan pulang sore.
Mereka berdua berjalan beriringan Melawati anak tangga menuju kelasnya.
Ini sudah satu Bulan Risma tidak masuk sekolah.
"Coba aja si Tika ga ikut ngomong, pasti kita tau Risma dimana, Rasya ga bakal kek begitu." Salwa yang masih jelas terlihat kesal kepada Tika.
"Huh ga jelas banget emang Tika."
Mereka akhirnya memilih diam ditengah pembatas kelas dia dan kelas ke empat most wanted itu.
Namun tidak sengaja seorang cewe menabrak pundak Ezy sehingga ponsel yang dia pegang terjatuh.
"Eh zy Lo gapapa." Salwa pun menoleh ke orang yang menabrak pundak Ezy.
"Woy kalo jalan liat-liat." Salwa meraih hp Ezy dan Cewe yang tengah menabrak membalikkan badannya setelah mendengar ucapan Salwa.
Ezy dan Salwa terdiam terkejut ketika cewe itu membalikkan badan.
Seseorang yang tengah mereka tunggu, seseorang yang selalu ada dipikiran mereka, sekarang ada didepan mata Ezy dan Salwa.
Salwa pun berlari menghampiri cewe itu, dia Risma namun seperti ada yang berbeda.
Risma yang selalu rapi, selalu lembut kini berbeda tidak seperti sekarang. Sekarang begitu berantakan seragam sekolah yang dikeluarkan dasi yang terlihat longgar, dengan rambut yang berwarna coklat, yang di Cepol satu keatas.
Cara berjalan dan membawa tas pun berbeda."Risma. Lo Risma kan.?" Salwa memegang pundak Risma, namun ditepis kasar olehnya.
Salwa dan Ezy terkejut dengan cara Risma.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAkLuk
Novela Juvenil"Gue cape ka, kenapa si tuhan ga pernah adil sama gue. " "Lo ga boleh salahin tuhan Sya, sya dengerin gue." Risma menangkup wajah Rasya dengan lembut menatap dalam mata Rasya yang banyak sekali luka kehancuran. "Takdir semua manusia itu berbeda sya...