2 cewe yang tengah makan disalah satu kantin sekolahnya, hanya diam tidak berbicara seperti tidak ada topik untuk dibicarakan. cewe dengan nametag 'Zanna Zivaya' sendari tadi memperhatikan seorang cewe yang selalu bersamanya ia 'Risma' hanya menatap makanannya dan mengaduknya tidak ada satu suap pun nasi goreng itu masuk kedelam mulutnya.
"Ma, dimakan bukan di liatain doang." Zanna menarik Sendok yang ada ditangan Risma lalu ia menyuapkan satu sendok nasi goreng itu kedalam mulut Risma, namun Risma tolak.
"Zan, gue ga lagi mau makan, gue hilang nafsu makan." Ucap Risma, Zanna kembali meletakan sendok itu kepiring Risma lagi.
"Ada masalah ya Ma?" Tanya Zanna dengan lirih.
"Perasaan gue ga enak Zan, dada gue sasak banget dari tadi gue mau nangis bawaannya. kek ada sesuatu yang terjadi tapi gue ga tau apa-apa." Risma mulai berkaca-kaca menahan air mata yang ingin jatuh membasahi pipinya.
"Jangan mikir aneh-aneh ya." Zanna memeluk Risma dengan erat, ia takut Risma kembali memikirkan hal yang seharusnya ia lupakan.
"Ris, percaya janji orang tua lo itu benar mereka ga akan ingkar janji itu." Zanna menguatkan Risma, Risma terdiam tertunduk rasanya ia bener ingin menangis di keramaian kantin ini.
"Nangis aja gapapa, gue yakin setelah lo nangis, perasaan lo bakal lega." Zanna kembali membawa Risma dipelukkanya, mereka tidak memperdulikan tatapan anak-anak yang ada dikantin.
"Gue ngerasa ada sesuatu terjadi Zan." Lirih Risma didalam pelukan Zanna.
***
kota jakarta, ya Kenzo dan Ahan telah sampai di jakarta, mereka sudah menghubungi Ezy dan mereka memutuskan untuk bertemu di depan Ibu kota Jakarta. Mereka bertiga kini tengah menyeberang ditengah macetnya jakarta, sesampainya mereka berdiri di didepan halte menunggu taksi umum yang lewat
Tanpa mereka sadari dua cewe dengan seragam yang masi lengkap melintas lewat didepan mereka.Ezy terdiam meliat cewe itu jantungnya berdetak dengan cepat, cewe itu begitu tidak asing ia berjalan sembari tertawa bersama cewe disampingnya, bahagia kah dia? atau tidak?.
"R-risma.." Gumam Ezy menarik pelan lengan cewe itu, ia Risma dan Zanna yang baru saja pulang sekolah.
Risma dengan cepat menoleh, mencari tau siapa yang menarik lengannya, reflks Risma menarik kasar lengannya dari genggaman Ezy.
Mereka semua terdiam menatap Satu cewe dengan mata yang sudah berkaca-kaca, ingin sekali Risma bertanya mereka ngapain, namun bibir manis itu bungkam seperti tidak bisa berkata-kata, manik mata Risma menatap dalam manik mata Ezy yang sendari tadi tidak lepas menatapnya dengan dalam.
"Risma.." Ezy kembali mengengam tangan mulus gadis yang ia rindukan gadis yang ingin dia bawa kembali.
"Ezy.." Risma mencoba mendekat dengan cepat Ezy memeluk Risma, saat itu juga air mata yang sendari tadi Risma tahan berhasil lolos terjatuh di pipi cantiknya.
Risma menangis dipelukan Ezy, isakan yang dia tahan juga berhasil terdengar jelas, bayangkan menahan tangis dan isakan itu sangat sakit apa lagi ada di posisi mereka, yang sama-sama saling merindukan.
Kenzo, Ahan dan Zanna hanya menatap mereka dengan haru. Ingin sekali Kenzo ikut memeluk Risma namun ia urungkan, karena pelukan Ezy lebih berarti dan penting untuk Risma sekarang, dan Ahan, iya merasa bersalah munafik baginya jika ia tidak sedih melihat semua ini, ia salah sudah abaikan orang yang sudah menaruh harapan ke dia.

KAMU SEDANG MEMBACA
TAkLuk
أدب المراهقين"Gue cape ka, kenapa si tuhan ga pernah adil sama gue. " "Lo ga boleh salahin tuhan Sya, sya dengerin gue." Risma menangkup wajah Rasya dengan lembut menatap dalam mata Rasya yang banyak sekali luka kehancuran. "Takdir semua manusia itu berbeda sya...