Risma mencoba membuka matanya dan Deg . Risma terdiam jantungnya berdegup kencang tidak bisa dikontrolkan. Bahkan mata cantiknya bertemu dengan mata cowo didepannya, jarak mereka yang sangat dekat membuat suasana menjadi kikuk mereka sama sama terdiam dalam keheningan tatapan mereka.
"Lo gapapa?" Tanya cowo di depan membuat Risma memutuskan kontak matanya dan mundur beberapa langkah.
Risma meneguk susah liurnya, mengelus dadanya dia takut cowo itu mendenggar detak jatungnya.
"Rismaaaaaa..... " Teriak Salwa menghampiri dan memecahkan keheningan, tidak Salwa saja, Ezy, Babel dan Asep pun ikut menghampiri.
Risma masih diam, dia begitu kaget ketika membuka matanya tadi, sebab orang yang berada didepannya adalah Ahan, orang yang dia sukai. Jadi Ahan yang ngelindungin Risma dari bola itu? Apa kabar sekarang pundak Ahan?
"Ris gapapa?" Tanya Babel, Risma hanya mengangguk, Risma kembali menatap Ahan yang sendari tadi masih setia melihatnya.
"Han, makasi ya" Ucap Risma berani.
Sebenarnya Babel lah yang ingin melindungi Risma tetapi langkah Ahan yang cepat membuat dia yang duluan melindungi dan bertepatan Ahan berdiri didepan Risma saat itu juga bola mendarat mengenai pundak bidangnya.
"Lain kali lo jalan liat-liat Risma" Ucap Babel seperti khawatir membuat siapa pun mendengar nya seperti aneh.
"Modus ketemen gue, nih hadiah nya" ancam salwa sembari melihatkan genggaman tangannya yang seperti ingin menonjok.
"Lu mah, gue ga niat modus kalo udah sama Risma." Balas Babel.
"Sama aja ngerti ga!!" Sahut Salwa lagi.
Ahan dan Asep pun berlalu tanpa sepatah katapun, Risma tersenyum antara sedih bahagia, tapi jika sedih dia kenapa? Pasti bahagia kan.
"Bal lo tau ga.. " Ucap Risma menggantung lalu memeluk Salwa seperti bahagia.
"Ngomong ke gue.. Yang dipeluk Salwa." Babel pun mengelengkan kepalanya.
"Zy peluk gue." Ezy yang mendegar itu bergidik ngeri.
"Pundak lo aman?" Tanya Asep sembari melemparkan botol minum kepada Ahan.
"Aman." Sahutnya.
"Gue liat Risma suka sama lo han."
Ahan menolehkan wajahnya kepada Asep.
"Gue harap engga."
***
Salwa yang sendari tadi menemani Risma berdiri didepan perpustakaan membuat dirinya menghela nafas bosen.
"Sampai kapan? Ris udah ah balik, besok kan masi ada" Ucap Salwa namun Risma tidak menghiraukannya.
"Nyet tunggu bentar aja, kata Babel kan dia didalem. Jadi tunggu ya siapa tau bentar lagi. " Risma pun tersenyum manis kearah Salwa. Ezy jangan ditanya mana, dia sudah pulang mungkin cape.
"Ngpain woy." Tanya Zo ketika melihat dua manusia yang tengah berdiri diambang pintu perpus.
Risma menatap satu persatu Zo dan Ahan. "Nunggu Babel?Ahan?" Tanya Asep tu the point.
"Nunggu Ahan sep" Ucap Salwa semangat.
"Ngpain?" Asep mengangkat satu alisnya.
"Gue mau balikin ini, takutnya besok gue lupa." Ucap Risma sembari memperlihatkan Buku yang dia pegang. Waktu itu Ahan meminjamkan buku catetan matematika kepada Risma, dan hari ini Risma ingin mengembalikannya sekaligus ingin mengucapkan Terimakasih, dan memberikan sebuah minuman dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAkLuk
Teen Fiction"Gue cape ka, kenapa si tuhan ga pernah adil sama gue. " "Lo ga boleh salahin tuhan Sya, sya dengerin gue." Risma menangkup wajah Rasya dengan lembut menatap dalam mata Rasya yang banyak sekali luka kehancuran. "Takdir semua manusia itu berbeda sya...