Setelah pulang dari rumah Risma, mereka bertiga menjadi semakin dekat, bahkan sekarang mereka berangkat sekolah bareng menggunakan Mobil Salwa.
Mereka bertiga beriringan berjalan di koridor sekolah untuk menuju kelasnya. Saat ingin menaiki anak tangga Risma tidak sengaja meliat cowo yang sedang membawa setumpuk buku, dan buku itu terjatuh membuat cowo itu kesusahan membawa, Risma yang melihat pun berniat ingin membantunya.
"Sal, Zy kalinya duluan ya, gue mau bantuin cowo itu dulu" Risma menunjuk seorang cowo yang tengah kesulitan mengambil buku yg terjatuh.
"Hem oke kita duluan ya, mau dibawain tasnya? " Tawar salwa kepada Risma. Risma pun mengangguk mau.
"Makasi nyeti." Ezy yang mendengar pun tertawa kecil, membuat Salwa ingin menabok Ezy.
Salwa seperti mengenal cowo yang ingin di bantu Risma, seperti tidak asing dari postur tubuhnya.
"Kek Ahan ga sih japar.? " Tanya Salwa ketika Risma sudah menghampiri cowo itu.
"Emang Ahan, kenapa?." Ezy yang sudah tau jika itu Ahan mengangkat alisnya satu.
"Ga kenapa sih, ga masalah juga, selagi itu bukan Asep." Salwa tersenyum bahagia.
"Kemarin Kesel, marah-marah, sekarang gini." Ezy menonyor kepala Salwa pelan, sudah seperti kebiasaan Ezy Menonyor Salwa.
Salwa yang selalu ditonyor Ezy hanya tersenyum paksa.
"Muka lo napa gitu ngeliat Risma? Eh jangan bilang cemburu?." Salwa menatap Ezy dengan lekat.
"Apaan si lo, ga jelas." Ezy pun meninggal kan Salwa yang masih menatap nya.
"Sampe lo suka sama dia, gue gibeng lo." Teriak Salwa namun diabaikan Ezy.
Dilain sisi Risma menghampiri cowo yang masih kesulitan mengambil buku itu, semakin cowo itu berusaha semakin banyak buku yg terjatuh.
Risma mengambil beberapa buku yang terjatuh dan membawanya di pergelangan lengan mulusnya.
"Sini gue bantu." Ucap Risma, cowo itu menoleh kepemilik suara, mata mereka bertemu.
Risma terdiam dia baru menyadari orang yang tengah berada di depannya ini Ahan, si most wanted sekolah. Yang kemarin Salwa cerita in.
Risma bingung kenapa dia tidak mengenal postur tubuh Ahan dari belakang, tapikan Risma masih baru wajar saja mengenal saja tidakkan.
Risma memutuskan kontak mata mereka, kecanggungan terjadi sesaat, sebelum mereka berjalan beriringan menuju ruangan guru.
Sudah banyak pasang mata di Koridor melihat nya. Risma bingung sekarang dia harus gimana, niat dia ingin membantu bukan maksud untuk caper.
Perasaan Risma sedikit lega ketika mereka sudah ada di depan Ruangan guru itu, ingin rasanya cepat-cepat Risma pergi dari hadapan Ahan.
"Gue aja yang buka" Ucap Risma sembari membuka pintu.
"Assalamu'alaikum" Salam mereka berbarengan.
"Waalaikumsalam" Sahut Guru yang sedang bersiap siap untuk mengajar, artinya bel sebentar lagi akan berbunyi.
"Taroh diatas meja saja Ibu duluan, terimakasih ya." Ibu itu pun permisi meninggal kan Risma dan Ahan yang masih canggung.
Ahan membaca name tag cewe yang ada di depannya Risma Julia Senja. Nama yang indah. Sama dengan halnya Risma dia ikut membaca name tag cowo itu, Angkasa N.A.
Risma tersenyum melihat namanya. Nama itu seperti tidak Asing dia seperti pernah membacanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAkLuk
Teen Fiction"Gue cape ka, kenapa si tuhan ga pernah adil sama gue. " "Lo ga boleh salahin tuhan Sya, sya dengerin gue." Risma menangkup wajah Rasya dengan lembut menatap dalam mata Rasya yang banyak sekali luka kehancuran. "Takdir semua manusia itu berbeda sya...