[19]

27 5 0
                                    

aku mau ngasih tau dulu nih sebelum kalian baca.

Jadi dipart ini aku mau munculin Arra, karena posisi Arra disini masi pake identitas Risma, aku mau mempermudah.
jadi aku akan langsung panggil Arra ya gais, biar kalian paham dan ga bingung. Arra tetap Arra, dan Risma tetap Risma.

untuk Babel juga dalam cerita aku akan tulis iqbal, Babel hanya untuk panggilan dia ketika sama sahabatnya.

okey selamat membaca gais...

***

"Sal sendiri, Ezy mana?" Tanya iqbal ketika Salwa datang seorang diri, tidak seperti biasanya.

Salwa menarik napasnya dalam, menatap iqbal dengan sendu.

"Ezy udah berangkat ke jakarta bal." ucap Salwa membuat langkah seorang cewe yang lewat didepannya terhenti.

"Ezy ke jakarta?" Dia Arra, yang masi memakai identitas Risma disekolah itu.

"Bukan urusan lo." sahut Salwa dengan sinis.

"Ezy ngapain ke jakarta?." Tanya Arra.

"Gue bilang bukan urusan lo." lagi-lagi salwa menjawab dengan sinis.

"Itu jadi urusan gue, Ezy itu sahabat gue sal." Salwa menatap Arra dengan tajam, tatapan yang tidak pernah Salwa perlihatkan kesiapa pun, meski ia sangat marah.

"Sahabat lo bilang, lo lupa kemarin bilang apa? lo lupa iya?" Salwa membentak Arra membuat yang lewat di koridor itu menoleh kearah Salwa.

"Sal." Iqbal menarik lengan Salwa namun Salwa tepis. "Lo sendiri kan bilang, ga mau punya temen kek kita. lo sendiri yang remehin Ezy." semua menatap Salwa yang tengah emosi.

Saat itu juga Kenzo, Asep dan Ahan datang.

"kenapa Bal.?" tanya Asep kepada iqbal sembari memperhatikan Salwa dan Arra.

"Liat sendiri aja." Iqbal menunjuk Salwa dengan dagunya.

"Cukup ya lo main drama didepan kita. Gue muak." Setelah mengucapkan itu Salwa melangkah pergi meninggalkan Arra yang terdiam sembari mengepalkan kedua tangannya.

sebelum Salwa benar pergi dari situ, Salwa kembali ketempatnya semuala lalu berucap. "Jangan jadiin Rasya pelampiasan Lo Arra Sabening."

Arra terdiam diri ditempat setelah mendegar ucapan Salwa dan tatapan dari Iqbal, Kenzo, Asep, dan Ahan yang berbeda.

"ARGHHH..." Teriak Arra membuat yang menonton sendari tadi terkejut, Arra berlari seperti orang kegilaan. Tanpa disadari Arra menabrak sebuah lemari piala, dan lemari itu terjatuh. Sepertinya Arra menabraknya dengan kasar.

"Arra." panggil Kenzo, Zo yang berani menghampiri Arra.

"Lo tenang Ra, ga kek gini cara lo, lo salah jika marah selalu kebawa emosi." Kenzo menarik lengan Arra untuk menjauh dari pecahan Kaca yang berasal dari pintu lemari yang Arra tabrak barusan.

"G-gue ga salah.. G-gue takut." Arra berteriak didepan Kenzo, Kenzo berfikir sepertinya Sakit Arra kambuh lagi.

"Ra, tenang sabar, iya lo ga salah. Lo ga perlu takut." Kenzo membawa Arra kedalam pelukkannya. Membuat Iqbal, Asep dan Ahan yang ikut menghampirinya terkejut.

TAkLukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang