chap. 2

13 12 0
                                    

Happy reading
Jangan lupa vote dan coment
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kok ke sini zar?" Tanya Vina
"Papa bilang beliau mau ke Jepang untuk berobat disana jadi papa suruh kamu tinggal disini sementara"
"Ish papa, padahal aku bisa tinggal sendiri sampai papa pulang" kata Vina
"Ga boleh gerutu, ayo masuk ke dalam" ajak Zahran
"Ayo"

"Ini apartemen aku, kalau ada apa-apa kamu bisa kesini passwordnya 063106" kata Zahran
"Oke, akan ku ingat password nya" Vina tersenyum
"Kamu bisa istirahat aku akan ke dapur dulu" Zahran melepas jas dan meletakkannya di sofa depan tv
"Hum, kamu jarang ke sini ya?" Tanya Vina
"Aku kesini hanya untuk istirahat saja, jika aku sedang libur aku disini" jawab Zahran
"Oh begitu"

"Kamu ingin makan sekarang atau nanti?" Tanya Zahran
"Kamu mau makan? Aku akan memasak kalau gitu" Vina menutup buku bacaannya, mengikat rambutnya dan mulai jalan ke arah dapur
"Mau apa?" Tanya Zahran
"Memasak, kamu lapar bukan?" Tanya Vina
"Aku sudah memasaknya"
"Iya? Wah jarang banget aku nemuin cowo yang bisa masak" kagum Vina
"Memang kamu belum pernah memakan masakan cowo?" Tanya Zahran
"Belum, mantan pacarku tidak pernah memasak dia sering memakan makanan cepat saji" jawab Vina
"Baiklah silahkan dimakan aku menunggu penilaian mu"

Vina mengambil piring lalu menyendokkan sedikit makanan yang tersaji ke piringnya untuk dimakan.

"Wah ini lezat, aku sungguh gak percaya kamu bisa memasak selezat ini" Vina melahap makanannya
"Makan dengan pelan aku tak akan mengambil makanan mu"
"Hum"

"Kamu makan seperti anak kecil" Zahran mengambil sebutir nasi yang tertinggal di dekat mulut Vina
"Nah sudah, makan dengan perlahan jangan sampai tersedak"
"Iya, kamu sangat bawel"
"Aku bawel karena takut kamu-"
"Uhuk-uhuk-uhuk-uhuk-uhuk" Vina tersedak
"Sudah kubilang kan, ini cepat minum air nya" Zahran menyodorkan segelas air putih
"Ah melegakan, maaf karena gak dengar omongan mu" lirih Vina
"Tak apa, lain kali jangan diulangi lagi paham" Zahran mengusap kepala Vina lembut lalu Zahran tersenyum melihat tingkah kanak-kanak Vina

-sialan gue nge blush- Vina
-lucu sekali dia- zahran

Setelah makan Vina membereskan meja makan lalu mencuci piring, beberapa wajan, panci dan sendok yang kotor.

Setelah mencuci piring membuat dua gelas susu dan membawa beberapa jenis cookies untuk dirinya juga Zahran.

"Apa perutmu masih menyediakan tempat untuk itu?" Zahran melihat Vina membawa nampan
"Oh kalau di rumah jika mau belajar atau membaca novel selalu ada susu dan cookies" jawab Vina santai
"Semua itu?"
"Satu untukmu"
"Oke, jadi sekarang kamu mau ngapain?" Tanya Zahran
"Belajar aku memiliki tugas banyak dan mempelajari materi untuk ulangan harian besok" jawab Vina
"Aku tak akan mengganggumu" Zahran mematikan tv-nya lalu memainkan ponselnya dengan sesekali melirik ke arah Vina yang belajar

.

Vina membuka matanya dan melihat kalau ia sudah di ranjang dan ada tangan kekar yang melingkar di pinggang.

Vina bergerak perlahan agar tidak membangunkan Zahran yang tertidur.

"Mmh" erang Zahran lalu membuka matanya
"Maaf aku membangunkan mu" lirih vina
"Gapapa, maaf sudah memelukmu aku gak sadar"
"Gapapa kok, aku lupa mengambil pakaian ku di rumah" Vina menepuk jidatnya
"Barang mu sudah ada di sini, buka lah lemari sebelah kanan itu pakaian mu dan beberapa barang yang mungkin kamu butuhkan" kata Zahran
"Terimakasih kamu sangat perhatian padaku" Vina
"Sudah menjadi kewajiban aku"

"Zahran Zahran" teriak seseorang dari pintu depan
"Aku akan buka pintunya" Vina keluar dari kamar menuju pintu depan

"Cari siapa? Eh kak Rangga, ayo masuk" ajak Vina
"Vin kamu kenapa bisa disini? Ini kemejanya Zahran" tebak Rangga begitu melihat kemeja yang terlihat oversize melekat di tubuh Vina
"Vina bakal tinggal sementara sama gue disini, tumben kesini pagi-pagi kenapa?" Tanya Zahran
"Gue cuma mau nanya sesuatu" kata Rangga dengan tatapan bertanya-tanya? Penasaran?
"Nanya apa?"
"Kalian serius mau nikah?" Tanya Rangga
"Iya serius, kenapa? Kan udah jelas itu di undangannya" kata Zahran
"Vin lu tau kan kalo gue-"
"Iya ka tau tapi ini udah pilihan gue, nanti gue kenalin sama senior taekwondo gue dia gak kalah cantik kok" jeda Vina
"Oke, semoga kalian langgeng" rangga pergi meninggalkan apart Zahran

"Kamu masuk jam berapa?" Tanya Zahran
"Jam 10"
"Mulai sekarang kamu diantar supir jadi gak usah nunggu antar jemput" kata Zahran
"Aku-"
"Ingat aku paling gak suka ditolak"
"Oke"

Vina berjalan menuju lobi untuk menunggu supir yang disuruh Zahran.

"Non rivina ya?" Tanya supirnya
"Iya pak, ayo berangkat sekarang"
"Iya non"

"Vina jelasin maksud undangan yang kemarin dikasih sama kak Zahran sekarang!!" Kata Zahra
"Oh itu, gue dijodohin sama Zahran" Vina menyeruput kopi yang ada di mejanya
"Kok lu gak bilang sih? Kapan lu dijodohin nya?" Tanya Zahra
"Gue mau bilang tapi gue belum siap aja ngomong nya, dua hari lalu yang gue putus sama putra" jawab Vina
"Oh, terus nasib Abang gue gimana?" Tanya Zahra lagi
"Eh anjir Abang lu dateng ke apart Zahran tadi pagi gue kaget begitu buka pintu anjir"
"Lu tidur se ranjang sama Zahran?"
"Ya habis mau gimana lagi? Kamar yang satu nya dibuat ruang kerja sama dia ya mau gak mau sih itu"
"Tapi lu masih segel kan?"
"Masih lah anjir"

day of fitting clothes and looking for rings..

"Vin sehabis fitting baju kita langsung ke kantor ya" kata Zahran
"Aku langsung pulang aja kalau gitu" kata Vina
"Harus ikut"

-pemaksa dasar, untung ganteng- Vina
-kok jadi gini sih? Biasanya kan gue dingin banget ke cewe lain sedangkan ke Vina enggak, ah masa sih gue suka sama Vina? Ga mungkin, inget Victoria dan ini cuman sandiwara aja- Zahran

"Saya mau mengecek baju atas nama azwa Wijaya" kata Zahran ke pegawainya
"Oh nyonya Wijaya, gaun pengantin dan tuxedo nya sudah kami siapkan silahkan ikut kami tuan"jawab pegawainya

"Ini beberapa gaun terbaik pilihan kami" pegawainya langsung membuka tirai merah yang di dalam nya ada beberapa gaun mewah dan beberapa pilihan tuxedo.

"Pilih lah yang kamu suka"
Iya"

Setelah fitting baju dan membeli cincin Zahran langsung mengajak  Vina ke perusahaannya.

"Mau ada apa zar? Kenapa banyak sekali wartawan dari berbagai sumber dan mereka terlihat seperti mempersiapkan sesuatu" tanya Vina
"Aku akan membuat pengumuman sebentar lalu kita pulang" jawab Zahran

"Semua sudah siap tuan anda bisa mulai pengumumannya" kata asisten Zahran
"Oke, kamu duduk disana ya" kata Zahran
"Baiklah aku disana"

"Ternyata itu calonnya pak Zahran, cantik ya"
"Iya ih cantik ya"
"Gak salah pilih pak Zahran"
"Walaupun pakaiannya begitu tapi tetap elegan dan berkelas"
"Lebih cantik dia daripada Bu Victoria iya gak sih?"
"Iya bener banget"
"Cocok banget udah pak Zahran ganteng ramah baik perhatian ya tapi kadang dingin sih, terus calonnya cantik baik juga sih kelihatannya"
"Cocok banget emang"

Banyak lagi pujian dari pegawai di perusahaan Zahran.
Saat Vina sedang membalas pesan Zahra di line ada seorang wanita dengan pakaian ketat dan menghampirinya.

"Heh jadi cewek jangan kegatelan dong" maki nya
"Pakai pelet apa lu sampai pak Zahran suka sama lu hah"
"Emang situ siapanya Zahran?" Tanya Vina
"Gue siapanya pak Zahran gak penting, lu pasti ada niat lain kan sama pak Zahran" tuduh cewek itu
"Tolong menjauh darinya jika gak mau kena masalah" kata asisten nya Zahran
"Ish jalang begitu-"

"Sintia dipecat" kata Zahran begitu melihat cewek tadi hendak melontarkan kata-kata tidak pantas
"Tapi pak"
"Bereskan barang kamu dan angkat kaki dari perusahaan saya"
"I-iya"

"Saya Zahran putra Wijaya hanya ingin menyampaikan bahwa saya akan melangsungkan pernikahan saya pada awal bulan depan nanti" kata Zahran
"Siapa wanita beruntung itu yang dapat memikat hati anda?" Tanya salah satunya
"Dia masih mahasiswi semester 2" jawab Zahran
"Bisa anda sebutkan ciri-ciri wanita tersebut?" Tanya yang lainnya
"Dia cantik, baik ramah, tubuhnya tidak terlalu pendek tidak tinggi juga, ya intinya semua ciri-cirinya masuk dalam tipe ideal saya"
"Kami tidak berharap banyak untuk anda tapi yang pasti kami selalu mengharapkan anda dan calon istri anda selalu bahagia sampai maut memisahkan"
"Iya-iya terimakasih atas doanya"

Setelah acara tadi Zahran dan Vina langsung pulang ke rumah masing-masing.

Next....
Jangan lupa klik bintang di pojok kiri nya ya

-salam dari istri baekhyun-

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang