Happy reading.
Vote komennya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Normal POV.
Jari Vina tergerak dan airmatanya menetes beberapa kali itu membuat Zahran juga sempat panik karena air mata Vina yang terus-menerus menetes.Vina membuka matanya perlahan, ia melihat ruangan serba putih dan semerbak bau obat-obatan menusuk hidung Vina. Ia melihat Zahran dengan mata berkaca-kaca seperti ingin menangis.
"Kenapa menangis?" Tanya Vina dengan uluran tangan yang ingin mengusap air mata Zahran
"Gapapa kok, aku senang karena kamu udah sadar begini" jawab Zahran sambil membelai lembut rambut Vina
"Kok senang? Memang kamu siapa aku? Bunda sama papa kemana kok gak ada disini?" Tanya Vina beruntunMendengar pertanyaan beruntun dari Vina membuat hatinya seperti disambar petir.
"Kamu gak ingat aku? Aku suami kamu Vin kamu lupa kita udah menikah?" Tanya Zahran
"Enggak" jawab Vina pelan sambil menggelengkan kepalanya pelan
"Ini cincin nikah kita Vin, kamu gak ingat sama sekali?"
"Aku gak ingat apa-apa, aku hanya ingat bunda sama papa saja" ucap Vina
"Kamu ingat pria bernama Zahran?" Tanya Zahran lagi
"Sebentar sepertinya aku pernah familiar dengan nama itu" Vina berusaha mengingat kembali nama Zahran itu"Oh aku tau, Zahran temanku waktu kecil dia pindah rumah lalu memberiku sebuah cincin dan buku diary kami sahabat baik" jawab vina
"Itu aku Vin, sekarang kita sahabat baik sekaligus suami istri" kata ZahranKepala Vina pusing lalu memejamkan matanya.
"Vin bangun Vin, vinaaa" Zahran mengguncangkan tubuh Vina lalu memanggil dokerSetelah diperiksa.
"Bagaimana istri saya dok?" Tanya Zahran
"Kondisi nona Vina sudah membaik, tubuhnya masih lemah dan juga amnesia. Tenang saja nona Vina masih mengingat masa lalu nya bersama orangtuanya" jawab dokter itu
"Apa bisa sembuh?" Tanya Zahran
"Untuk sembuh dari amnesia bisa tapi jangan dipaksakan takut terjadi hal yang tidak diinginkan saya permisi"
"Iya dok""Bagaimana Vina sekarang nak?" Tanya maminya Zahran
"Vina udah baik-baik aja, Vina juga amnesia dia tidak mengingat kita mi" jawab Zahran
"Kasihan sekali kamu sayang" kata mami
"Sekarang kita berdoa untuk Vina agar dia kembali sehat dan cepat sembuh dari amnesia nya" kata papi
"Iya Pi"Malam hari pun tiba Vina terbangun karena haus, disana hanya ada Vina dan Zahran saja.
Zahran masih belum tidur dia sedang menyelesaikan tugas nya dengan berkutat dengan laptop dan beberapa lembar map biru.
Zahran melihat Vina yang kesusahan mengambil air di meja sebelah ranjang dengan cepat Zahran mengambilkan gelas itu ke Vina.
"Kenapa bangun?" Tanya Zahran
"Aku hanya haus saja" jawab Vina santai dan meneguk air digelas tadi
"Setelah ini kamu tidur kembali sekarang masih tengah malam" kata Zahran
"Iya ini mau tidur kembali, kamu tidak tidur?" Tanya Vina
"Masih banyak yang harus aku kerjakan sekarang kamu tidurlah lebih dulu" kata Zahran
"Tidak kamu harus istirahat, lihat sudah jam 1 malam jika kamu begadang itu tidak bagus untuk tubuhmu" ucap Vina
"Bagaimana dengan pekerjaan ku?" Tanya Zahran
"Masih ada hari esok, kesini tidurlah di ranjang ini aku tau badanmu akan remuk jika tidur disofa" kata Vina yang bergeser ke kanan"Tidak perlu aku di sofa saja" tolak Zahran
"Aku paling tidak suka ditolak oleh orang lain ingatkan kata-kata ku tadi" kata Vina
"Oke aku takut kena amarahmu" Zahran merebahkan dirinya di ranjang sebelah Vina, cukup lah untuk dua orang ranjangnya.Zahran memeluk Vina sampai Vina tertidur lalu mengecup kening Vina.
"good night my love" kata Zahran lalu tertidurSeminggu kemudian Vina sudah bisa pulang ke rumah karena kondisinya semakin membaik.
Vina yang sedang sarapan bubur dibuat oleh mami mertuanya itu.Mami mertuanya sedang membantu membereskan barang Vina, Zahran mengurus administrasi, papinya sedang keluar kota.
Zahra sedang di tempat neneknya yang meninggal jadi belum bertemu dengan Vina.
"Bagaimana perasaan mu?" Tanya mami
"Udah mendingan, aku juga senang bisa keluar dari rumah sakit, ohiya mi papa sama bunda kok gak datang-datang sih?" Tanya Vina
"Bunda sama papa kamu setiap hari datang kok kesini, kamu tidur bunda sama papa datang" jawab mami
"Oh gitu, kangen ih aku sama bunda kira-kira bunda masak apa ya pas aku sampai rumah nanti?" Tanya Vina ke dirinya dengan penuh harapan
"Pasti makanan kesukaan kamu dong, yaudah yuk Zahran udah nunggu di lobby tuh" ajak mami
"Iya mi"Selama perjalanan Vina terus tersenyum seperti mengharapkan sesuatu.
Mereka sampai di rumah Zahran."Kok kesini mi?" Tanya Vina dengan heran
"Iya bunda sama papa kamu menunggu kamu disini sayang, bunda kamu udah masak makanan kesukaan kamu di ruang makan" kata mami
"Iya? Bunda bunda didapur?" Panggil VinaMami mertuanya dan Zahran menatap Vina dengan sendu, entah mereka tak tahu harus berbuat apa. Sepertinya kebohongan akan terus berjalan sampai Vina sembuh dari amnesia.
"Bunda dimana? Bunda?" Tanya Vina sambil berlari ke arah dapur
Vina terus memanggil bundanya yang tak kunjung datang menghampiri gadisnya itu.
Vina berlari ke arah mami mertuanya yang ia pikir adalah mami angkatannya."Mi kok bundanya gak ada sih? Tadi kata mami bunda ada di dapur" tanya Vina dengan mata kecewa
"O-oh tadi bunda sama papa kamu pamit ke mami katanya mau urus urusan mereka di luar kota, mami gak tau sampai kapan mereka disana" bohong mami
"Yah padahal aku kangen banget, semoga bunda sama papa cepat pulang bisa pulang lebih cepat" doa Vina
"Ooh yaudah kamu laparkan? Kita makan dulu aja yuk habis kamu istirahat" kata ZahranNext...
Vote komennya.-salam dari istri baekhyun-
✧◝(⁰▿⁰)◜✧
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa
RomanceCinta bertepuk sebelah tangan emang sakit apalagi kalau sama dia nyesek banget pasti. Don't plagiarize! You can make inspiration, you can also take good things. Jangan lupa beri dukungan kalian✧◝(⁰▿⁰)◜✧