chap. 7

3 2 0
                                    

Happy reading.
Vote dan komennya sayang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Zahra cerita semua tentang Vina ke Rangga, Rangga masih suka sama Vina tapi ia tau batasnya.

Rangga merasa kasihan ke Vina yang selalu mengalah, ia akhirnya menemui Vina saat sepulang Vina kuliah.

"Vin" panggil Rangga di depan gerbang
"Oh kak Rangga, ada apa ya kak?" Tanya Vina yang kaget melihat Rangga berdiri di depan gerbang
"Kamu sehat aja kan? Maaf waktu pemakaman bunda sama papa kamu kakak gak datang" ucap Rangga
"Iya gapapa, yang penting doa kakak aja buat bunda papa" jawab Vina sambil celingak-celinguk mencari seseorang
"Cari Zahran ya?" Tanya Rangga
"Oh enggak kok kak" Vina masih melihat sekitar
"Kakak boleh tanya sesuatu sama kamu?" Tanya Rangga
"Boleh kok emang mau tanya soal apa?"
"Soal pernikahan kamu" Rangga menarik lengan Vina untuk duduk di sebelah gerbang

"Emang kenapa sama pernikahan aku? Kita baik-baik aja kok" jawab Vina
"Kalau sama kakak kamu jangan bohongin perasaan kamu sendiri ya" Rangga
"Kapan aku bohong kak, bener kok aku gak ada masalah sama Zahran" Vina masih meyakinkan Rangga
"Pasti gara-gara Victoria kan? Kamu selalu bertengkar dengannya kan?" Tanya Rangga
"Enggak kok, kita emang gak akrab tapi gak pernah bertengkar kok" jawab Vina
"Please jujur sama kakak, siapa tau kakak bisa bantu kamu" Rangga menggenggam tangan Vina
"Pasti Zahra ya, jangan didengerin Zahra bohong soal ini"
"Tapi vin-"

"VINAA" teriak seorang laki-laki dari lain arah
"Zahran? Kak aku pulang dulu ya Zahran udah jemput, see you kak" Vina pergi meninggalkan Rangga yang masih duduk termenung di kursi itu

Raut wajah Zahran terlihat tidak senang, Vina hanya diam tanpa bicara pada Zahran sepatah katapun.

"Tadi Rangga bilang apa?" Tanya nya dengan nada dingin
"Kak Rangga cuman nanya tentang kuliah aja gak ada yang lain" jawab Vina
"Awas kalau sampai tersebar gosip yang tidak-tidak" ucap Zahran
"Iya"

Sampai di rumah...

"Vin buatin teh hijau dong" pinta Victoria
"Aku suruh ajhuma ahn aja ya, aku lelah banget"
"Sayang lihat istri kamu dia gak mau buatin aku teh" Victoria mengadu ke Zahran dengan nada merengek

Yeuuu dasar lonT- author

"Gak dengar apa yang Victoria suruh?" Tanya Zahran ke Vina
"Tap-"
"Gak ada tapi, cepat buat" Zahran membentak Vina dengan keras

Vina langsung ke dapur untuk membuat teh.

"Saya aja nyonya yang buat tehnya" ucap bibi ahn
"Biar aku aja, ajhuma bisa ngerjain yang lain kok" tolak Vina
"Nyonya terlihat sangat pucat saya takut terjadi sesuatu ke nyonya"
"Tidak apa, ohiya siapin aku makan siang ya nanti antar ke kamar tamu" ucap Vina
"Iya siap"

Vina membawa teh yang dibuatnya tadi ke depan buat Victoria.
Vina cemburu melihat kedekatan antara Zahran dan dia, hampir saja air matanya keluar dengan sekuat mungkin Vina menahan air matanya yang hendak jatuh.

"Nih tehnya" Vina jalan ke kamar lalu merebahkan dirinya di ranjang dan menumpahkan air mata nya tanpa henti.

Keadaan menjadi berubah setelah Victoria datang, Vina sering menangis sering juga merasa tidak adil di perlakukan sebagai seorang istri.

Vina terlelap tidur setelah bibi ahn mengantar makanan untuknya.

Malam hari.

Vina tertidur setelah menangis cukup lama sampai saat bangun kepalanya sakit.

Vina merasa bahwa tubuhnya panas, kebetulan sekali bibi ahn masuk dengan membawa semangkuk air panas dan handuk kecil.

"Nyonya jangan bangun dulu, nyonya demam makanya saya bawa kompresan untuk nyonya" kata bibi ahn
"Oh begitu, hanya demam biasa gak begitu parah kok" ucap Vina sambil merebahkan dirinya kembali.
"Walaupun demam biasa saya tetap mengkhawatirkan keadaan nyonya"
"Yasudah lakukan yang menurut mu menurunkan demamnya" Vina
"Iya nyonya"

Vina kembali tertidur setelah meminum obat demam dari bibi ahn.

Besoknya.

"Heh pemalas bangun Lo" ucap Victoria menarik selimut Vina lalu menyipratkan air di gelas agar Vina bangun
"Hmm" Vina terbangun dengan gelagapan karena terciprat air
"Bangun lo, buat sarapan jangan males jadi orang" ketua Victoria
"Aku lagi sakit, sama ajhuma aja ya" ucap Vina dengan lemas
"Banyak alasan" Victoria menyeret Vina turun dari ranjang sampai di dapur

"Astaga nyonya Vina" seru bibi ahn yang kaget melihat Vina yang diseret oleh Victoria
"Nyonya gapapa kan?" Tanya bibi ahn dengan khawatir
"Saya gapapa ajhuma" jawab Vina ia berusaha berdiri namun terjatuh lagi

Dengan sigap Zahran menangkap Vina yang hampir terjatuh.

"Gapapa?" Tanya Zahran
"Enggak kok cuman agak pusing aja dikit tadi" jawab Vina
"Yaudah hati-hati" Zahrah memapah Vina ke kursi meja makan lalu memberinya air putih
"Makasih ya"
"Hm" Zahran duduk lalu meminum kopinya dan memakan rotinya

Victoria yang merasa diabaikan akhirnya mulai bicara.

"Sayang aku nanti mau belanja boleh kan?" Tanya Victoria
"Lebih baik jangan dulu kondisi keuangan perusahaan sedang turun kalau papi tahu aku akan diturunkan posisi" ucap Zahran lembut
"Tapi sayang aku tadi lihat baju keluaran terbaru di*r" bujuk Victoria
"Enggak vi, cukup baju kamu banyak di lemari" kata Zahran dengan suara ditinggikan
"Ish"

"Kamu gak ke kampus?" Tanya Zahran
"Enggak deh kayaknya, aku mau istirahat dulu besok baru pergi ke kampus nanti mau titip absen ke Zahra" jawab Vina sambil memegangi dadanya yang terasa sesak

"Yaudah, habis ini istirahat di kamar kalau belum turunnya telfon aku" kata Zahran
"Iya"
"Aku berangkat ya, Vi jangan bertengkar dulu sama Vina dia lagi sakit" kata Zahran
"Iya enggak" Victoria cemburu melihat kedekatan Zahran sama Vina tadi.

Next...
Jangan pelit-pelit lah sama vote komennya..

-salam dari istri baekhyun-
✧◝(⁰▿⁰)◜✧

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang