chap. 14

4 2 0
                                    

Happy reading.
Jangan lupa vote komennya.
.
.
.
.
.
.
Ternyata Zahran ada tepat dibelakang Vina, Vina menyeka air matanya agar tidak terjun bebas dan senyumnya tetap ia kembangkan.

Zahran yang mendengar penuturan dari Vina merasa bahwa ada beribu-ribu benda yang menusuk dadanya sekarang.

"Aduhh mi gak usah dibahas lagi ya Vina udah maafin kesalahan zahran, ohiya aku panggil papi dulu" betapa terkejutnya Vina saat berbalik ada Zahran dengan raut wajah cenderung gelisah? Entah gelisahnya kenapa itu hanya Zahran dan Tuhan yang tahu.

Vina mengabaikan zahran dan langsung menghampiri papi di ruang tengah.

Saat makan seperti biasa Vina menyiapkan dulu makanan untuk Zahran, dada Zahran kembali merasakan sakit.

"Kamu minum apa sayang?" Tanya papi
"Oh ini vitamin pi, tubuh aku juga lagi gak vit" papi hanya mengangguk tanda iya

Saat makan siang dimulai papi buka obrolan.
"Kalian kapan mau punya anak? Papi udah gak sabar mau lihat cucu papi" kata papi dengan penuh harapan
"Anak pertama kita keguguran pi, maaf belum kasih tahu" jawab Vina dengan ragu
"Tidak apa mungkin masih belum rezeki" balas papi dengan agak kecewa
"Papi sama mami tunggu aja zahran bakal secepatnya kasih kalian cucu, iya kan sayang" ucap Zahran sambil memegang tangan Vina
"O-oh iya itu pasti" Vina yang masih kaget sama perlakuan Zahran tadi, daripada mengeles lagi lebih baik di iyakan saja walaupun tidak akan terjadi.

Setelah makan Vina mendapat motif pesan dari Glen si dosen playboy yang suka deketin Vina dan sering bermain di bar.

"Mami papi maaf aku gak bisa lama, Zahra bilang kita harus kerja kelompok untuk ujian nanti" pamit Vina
"Iya gapapa kok, kamu hati-hati ya" pesan papi
"Iya pi"

"Ayo kita bareng aja lagian searah kan tujuan kita" kata Zahran
"Aku udah pesan tadi online"
"Cancel pemesanannya sekarang"
"Tapi-"

"Permisi pak Bu atas nama rivina Salsabila" kata supir taksi online nya
"Iy-"
"Pak ini bayarannya istri saya tidak jadi memesan, lebihnya buat bapak aja" kata Zahran memberi supir taksi itu dua lembar uang 100 ribuan
"Oh iya pak"

"Ayo masuk" Zahran membukakan pintu mobil buat Vina
"Aku gak mau, udah permisi" Vina hendak melewati Zahran tapi apalah tangan Vina ditahan
"Please" mohon Zahran dengan puppy eyes nya
"Oke ayo, antar aku ke cafe xxx setelah itu terserah kamu mau pulang atau apapun itu tidak peduli" ucap Vina yang langsung masuk ke mobil

Keadaan menjadi hening Vina fokus ke hp nya dan Zahran juga fokus menyetir.

"Baiklah sudah sampai aku akan turun, jangan mengebut ingat kondisi jalanan" pesan Vina
"Iya, semangat ya belajarnya" Zahran mengusak rambut Vina
"Jangan ih" Vina keluar dari mobil dan langsung masuk ke dalam cafe

Sebelum pergi Zahran membeli kopi soalnya ia agak mengantuk juga.

Zahran yang melihat Vina yang duduk berhadapan dengan Glen, Zahran yang berniat ingin menghampiri mereka berdua tapi kopinya sudah jadi dan mobilnya menghalangi jalan.

"Vina sebenarnya saya suka sama kamu" kata Glen
"Tapi saya sudah bersuami" jawab Vina sambil menyeruput orange juice nya
"Saya tahu hubungan kamu sama Zahran lagi retak, saya tahu kamu ingin bercerai" seru Glen yang membuat vina kaget, yang tahu soal ini hanya mami Zahran dan dirinya bagaimana dia bisa tahu?
"Itu urusan saya yang ingin bercerai atau tidak" jawab Vina
"Oke, saya tau ini privasi kalian, kamu tahu Zahran pernah menghamili wanita sebelum kalian menikah" perkataan Glen membuat Vina tak habis fikir, walaupun Glen adalah sepupu ya Zahran tapi Vina lah yang tahu lebih banyak tentang Zahran

"Tidak peduli, jadi tujuannya bertemu apa? Saya masih ada tugas dari dosen lain"
"Menikahlah dengan saya, saya akan membuat kamu bahagia lebih dari Zahran" perkataan Glen membuat Vina cukup terkejut
"Tidak ingin, saya lebih bahagia sama Zahran, anda menjelek-jelekkan saudara anda sendiri sama aja membongkar aib diri sendiri permisi" Vina pergi meninggalkan Glen disana
"Dasar murahan" perkataan Glen cukup membuat Vina berhenti dan membalikkan badannya

Vina mendekat ke Glen lalu menampar kedua pipinya hingga ada bekas telapak tangan Vina disana.

"Wanita yang anda tiduro setiap malam lebih murah dibanding saya, jaga mulut anda bisa saja saya menuntut anda karena membuat nama baik saya jelek" kata Vina
"Oh satu lagi, jangan harap anda bisa mendapatkan Zahra dengan rayuan manis mu itu, berapa banyak wanita yang kamu hamili? Pria brengsek" setelah itu Vina pergi dari sana.

Pertengkaran Vina dan Glen membuat semua pelanggan tertuju ke mereka dan berbisik-bisik.

Glen yang mendapat perlakuan seperti itu  menatap Vina jijik.

Vina juga jijik liat lu glen~ author

Vina kembali ke rumahnya.

Beberapa bulan kemudian.

Vina terbangun dari tidur siangnya, cukup terkejut karena kehadiran Zahran yang berada disebelahnya.

"Kenapa kaget begitu?" Tanya Zahran
"Ngapain disini? Tahu darimana aku disini?"
"Apa sih yang aku gak tau tentang kamu, semuanya aku tahu tentang kamu" kata Zahran dengan senyum nya
"Yaudah sana"
"Gak boleh loh usir suami sendiri, tapi kayaknya enak juga tinggal disini ya? Boleh deh nanti tinggal ambil barang penting aja" kata Zahran
"Terserah" Vina berjalan menuju kamar mandi

"Maaf untuk selama ini" lirih Zahran,
Vina keluar dari kamar mandi dengan bathrobe.

"Kok masih disini? Keluar sana"
"Kenapa sih? Gak boleh tau galak-galak sama suami sendiri"
"Tapi kan sekarang kamu bukan suami aku lagi"
"Surat cerai udah aku buat menjadi potongan kertas kecil jadi kita masih suami istri"
"Gak peduli, sana keluar ihh"
"Gak mau ah maunya disini aja"

Plak (zahan menutup buku lalu berdiri menghampiri Vina)

"Mau ngapain?" Tanya Vina
"Enggak ngapa-ngapain cuman mau-" Zahran menggantung kata-katanya lalu mendekatkan wajahnya ke Vina

Vina yqng menutup matanya karena takut lalu mendapat gelak tawa dari Zahran.

"Kenapa sih kok tutup mata? Hahaha ngode minta dicium hm?" Goda Zahran
"Apa sih- mmph" mulut Vina terbungkam oleh bibir Zahran yang menempel

Next...
Jangan pelit sama vote komen.

-salam dari istri baekhyun-
✧◝(⁰▿⁰)◜✧

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang