chap. 12

5 2 1
                                    

Happy reading.
Jangan lupa vote sama komennya.
.
.
.
.
.
.
Acara belajarnya Vina menjadi tidak jadi, akhirnya Vina memutuskan untuk tidur saja besok baru cari lagi.

"Ajhuma waktu itu ajhuma yang beresin isi totebag aku kan paginya?" Tanya Vina
"Iya non konapa ya?"
"Ajhuma lihat buku warna kuning gak? Yang cover depannya bunga-bunga terus cover belakangan ya nama aku?" Tanya Vina lagi
"Aduh non saya gak lihat tuh, itu buku apa ya non kalau boleh tau"
"Itu buku diary aku, dimana ya tuh buku, ohiya ajhuma kalau ketemu sama buku itu bilang ya" kata Vina
"Iya non nanti saya bantu Carikan bukunya siapa tau masih keselip"
"Makasih ya ajhuma, aku pamit dulu"
"Hati-hati non"

Vina duduk termenung dimejanya, ia masih memikirkan bukunya yang hilang itu apa jangan-jangan masih tertinggal di rumah Zahran? Ah tidak mungkin, Vina coba mengingat-ingat kembali tapi hatinya berkata kalau buku itu masih ada di rumah Zahran.

Mau gak mau ia harus mencari buku itu di rumah Zahran.

"Ra nanti mau temenin gue gak ke rumah?" Tanya Vina
"Kenapa lu minta temenin gue? Itu kan rumah lu juga Vin" jawab Zahra dengan tatapan fokus ke makanannya
"Intinya lu mau gak temenin? Janji nanti traktir Boba" Vina
"Oke, nanti gue temenin"

Sepulang kampus Vina langsung ke mobilnya Zahra and go to home, eh bukan rumahnya Vina lagi sekarang (bagi Vina).

"Nyonya kembali lagi? Saya turut senang nyonya ingin berbaikan sama tuan" kata bibi ahn
"Saya kesini bukan karena balikan ajhuma, saya ingin mengambil barang saya yang ketinggalan" kata Vina
"Zahran ada?" Tanya Vina lagi
"Tuan masih dikantornya mungkin malam akan pulang" jawab bibi ahn
"Buatkan Zahra minum saya ingin keatas sebentar"

Zahra yang melihat tingkah Vina ke bibi ahn membuat Zahra curiga, entah kemana pikiran Zahra berjalan ia tetap satu untuk meyakinkan dirinya bahwa Vina sama Zahran mau pisah, itu yang diotak Zahra sekarang.

Vina berjalan menuju kamarnya, ia melihat foto pernikahannya masih terpampang jelas di atas ranjang foto-foto prewed nya yang sebelum Vina pergi tidak ada sekarang di letakkan di dalam bingkai semua.

Tapi tujuan Vina cuman satu yaitu mencari buku diary yang hilang sama kotak cincinnya dari Zahran waktu kecil.

"Dimana sih buku itu? Ish kenapa gak ada coba" gerutu Vina sambil mengobrak-abrik meja rias dan belajarnya.

Zahran datang ia melihat Zahra yang sedang duduk memainkan ponselnya di sofa ruang tamu dan melihat totebag Vina yang ada di sana.

"Vina" kata-kata Zahran membuat Zahra menengok ke arah belakang dan arah tangga ia melihat Zahran begitu terburu buru menaiki tangga.

"Gajelas emang" Zahra meminum minuman nya lalu mulai mengetik sesuatu disana.

"Vina" panggil Zahran ia melihat Vina yang lagi melihat lemari kecil di sebelah tempat tidur.
Vina kaget bukan main saat tahu kalau Zahran sudah berada di sana.

"Maaf sudah mengacak kamarmu, aku datang mencari barangku yang tertinggal" ucap Vina dengan sorot mata yang dingin
"Perlu aku bantu mencari barangmu? Kamu ada dimana selama pergi dari sini? Aku khawatir sama kamu Vin" kata Zahran
"Bukan urusanmu,  tidak perlu membantu  aku gak butuh bantuan dari siapapun" jawab Vina dengan nada yang agak tinggi
"Vin-" Zahran memegang tangan Vina tapi ditepisnya sama Vina
"Ohiya besok surat cerai nya sudah ada nanti akan aku kirim kesini so jangan lupa tanda tangan" Vina berjalan keluar

Tangan Vina ditarik hingga Vina di pelukan Zahran.

"Jangan pergi, aku gak mau cerai sama kamu Vin" Zahran
"Tolong ikuti aku satu ini saja, aku selalu menurutimu tapi kamu tidak menurutiku" ucap Vina sambil berontak
"Untuk permintaan kamu yang kali ini gak akan aku turuti
"Ayolah zar satu ini saja tidak banyak" mohon Vina
"Gak akan Vin" Vina mendorong kuat tubuh Zahran hingga lepas dari Zahran.
"Aku akan mendukung pernikahan kamu sama Victoria semoga bahagia, mami papi lebih suka kalau menantunya diganti" ucap Vina diambang pintu

Vina mencari Zahra yang ternyata sudah pergi dari tadi, menyebalkan bukan?

Vina langsung memesan ojek o line tidak ada 5 menit ojol itu datang dan membawa Vina pulang ke rumahnya.

"Vin bisa kita bicara lagi, aku mohon padamu rivina aku ingin- ahh shit" umpat Zahran saat taksi yang dipesan Vina melajukan mobilnya.

Zahran masuk kembali ke rumahnya, jujur ada rasa beribu-ribu jarum yang menusuk hatinya hati Zahran sedih karena orang yang ia mulai cintai pergi.

Sedangkan Vina, dia menangis pelan di dalam mobil ojol tadi.

Setelah sampai di rumah Vina langsung mengurung diri dikamar milik papa bundanya yang sekarang menjadi milik dia.

Next...
Jangan pelit lah sama vote komen.
Hargai karya orang lain dengan vote okei.

-salam dari istri baekhyun-
✧◝(⁰▿⁰)◜✧

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang