chap 23

3 2 0
                                    

Happy reading.
Vote komennya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
(Masih dipercakapan Vina dan Zahran)

"Kok bisa begitu kak?" Tanya Vina
"Entahlah aku gak tau hal ini, paman sama bibi juga gak paham betul tentang Glen ini" jawab Zahran
"Kak kita ke pasar malam yuk" ajak Vina
"Emang ada?" Tanya Zahran
"Ada tau di alun-alun" jawab Vina
"Oke tapi habiskan dulu makanannya baru kita berangkat" ucap Zahran
"Oke"

Setelah menghabiskan makanannya Vina memakai Hoodie dan celana pendek.

"Bagaimana?" Tanya Vina sambil memutar di depan Zahran
"Oke si tapi ganti dengan celananya aku gak suka" ucap Zahran
"O-oke"
Kali ini Vina pakai celana panjang dengan hoddie tak lupa masker karena kanker yang dimiliki Vina itu anti debu, mau itu debu malam atau siang sama saja.

"Kak naik bianglala yuk" ajak Vina
"Kamu gak takut tinggi?" Tanya Zahran
"Enggak dong, dulu waktu sama papa bunda aku sering naik bianglala kalah ke pasar malam" jawab Vina antusias
"Oke ayo kita naik, jangan dipaksa kalau udah gak kuat ya" kata Zahran
"Siap pak"

Diam-diam Zahran mengambil foto Vina yang lagi duduk membelakangi Zahran sambil menatap langit.

Zahran gunakan foto Vina itu sebagai wallpaper hp nya.

Selesai naik bianglala Vina menarik Zahran untuk membeli bubble drink yang ada di sana. Vina memesan rasa matcha dengan toping biskuit rasa matcha diatasnya.

Setelah beli bubble drink tadi Vina melihat permainan tembakan yang hadiahnya boneka yang gede banget.

"Kak mau itu" pinta Vina sambil menunjuk boneka besar tadi
"Oke ayo" Zahran langsung ke arah permainan tembakan tadi dan

Dor
Zahran berhasil menembak dan mendapat boneka pilihan Vina tadi.

Karena sudah larut Vina sama Zahran harus pulang untuk istirahat ya walaupun besok weekend.

"Makasih ya kak udah temenin aku main di pasar malem tadi" ucap Vina
"Iya sama-sama, sudah tidur besok mami datang" ucap Zahran
"Hum, good night kak" Vina memeluk boneka beruang yang dapat dari pasar malam tadi sambil memejamkan matanya.

"Night too, aku harap ingatan kamu cepat kembali sayang" Zahran mencium kening Vina lalu pergi tidur.

Beberapa hari setelahnya Vina diajak Zahran ke perusahaan nya.

"Udah selesai?" Tanya Zahran
"Udah kok, ayo berangkat" Vina menggandeng tangan Zahran
"Oke ayo"
Selama perjalanan Vina selalu membuka topik apa saja.

"Kak, istri kakak gak marah kalau aku diajak ke perusahaan kakak?" Tanya Vina
"Enggak, malahan senang dia" jawab Zahran
"Aku boleh ketemu sama istri kakak? Kayaknya aku harus lebih kenal istri kakak deh" ucap Vina
"Iya tapi dia lagi di Italia, agak susah untuk dibawa kesini" kata Zahran
"Oke, kapan-kapan aja kalau gitu"

"Ohiya kak aku mau tanya dong"
"Boleh, mau nanya apa?" Tanya Zahran
"Akhir-akhir ini aku sering pusing kak trus aku sering dengar kata-kata dari pria asing" ucap Vina
"Apa katanya?" Tanya Zahran
"Katanya setelah ada aku pria itu kehilangan kekasihnya terus dia juga gak suka sama perjodohan konyol ini, setelah itu pandangan aku kabur trus langsung pusing" jawab Vina

Muka Zahran berubah tegang seperti ketakutan.
Zahran teringat kata-kata kasar yang keluar dari mulutnya setelah kematian Clara.
Hening sejenak sampai membuyarkan lamunan Zahran.

"Kak? Are you okay?" Tanya Vina
"Iya? Tadi kamu bilang apa?" Tanya Zahran
"Itu dari tadi kita diklaksonin buat maju, lihat sudah lampu hijau" Vina menunjuk lampu lalu lintas yang sudah berwarna hijau.
"Ooh iya, maaf tadi"

Akhirnya sampai di perusahaan Zahran.

Vina berjalan beriringan dengan Zahran, Vina mendapatkan banyak sapaan dari semua para pekerja disana.

"Pagi nyonya Vina"
"Pagi tuan nyonya"
"Selamat pagi nyonya Vina"
Dan banyak lagi.

Vina menjawab dengan senyuman manis, di otaknya berpikir kenapa ia dipanggil nyonya padahal ia bukan nyonya disana.

Di ruangan Zahran Vina duduk di sofa yang tersedia disebelahnya ada rak buku, depan sofa ada ruangan lagi.

"Kak itu ruangan apa?" Tanya Vina
"Itu kamar, kalau aku mau istirahat karena lelah jika dikantor" jawab Zahran
"Oh gitu, ohiya kak kok para pekerja dibawah pada panggil aku nyonya?" Tanya Vina
"Itu-"
"Maaf tuan mengganggu saya ingin memberikan ini untuk diperiksa dan ditandatangani" ucap manajer
"Oh iya taruh di meja saja" manajer tadi mengangguk lalu pamit keluar
"Saya izin kembali ke ruangan tuan dan nyonya permisi"
"Iya"

"Tuh kan kak dia aja panggil aku nyonya tadi" ucap Vina
"Itu karena kamu mirip sama istri aku  jadi mereka refleks panggil kamu nyonya" ucap Zahran
"Oh kalau gitu aku akan bilang ke mereka kalau aku bukan nyonya mereka sekarang" Vina hendak berdiri tapi kepalanya kembali pusing dan berakhir gelap.

Next...
Vote komennya.

-salam dari istri baekhyun-
✧◝(⁰▿⁰)◜✧

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang